1000 Langkah Petani untuk Indonesia: “Mewujudkan Kemandirian Pangan”

0
469
Sumber: INTANI / Aden Budi

NEWSCOM.ID, BANDUNG BARAT – Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Jawa Barat (Jabar) bekerja sama dengan Tani Foundation, Perkumpulan Insan Tani dan Nelayan Indoensia (INTANI), dan Raja Tani Nusantara telah menyelenggarakan pelatihan 1000 Langkah Petani untuk Indonesia pada Sabtu (11/9).

Kegiatan ini berlangsung secara luring di Balai Pelatihan Peternakan (BPP) – Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Provinsi Jawa Barat, Jalan Raya Tangkuban Perahu KM. 22, Desa Cikole, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat.

Acara ini juga didukung oleh Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), PT. Unilever Indoensia, Tbk, dan PT. Kita Bisa Indonesia, serta Syngenta Group. Acara ini dibuka secara resmi oleh Kepala DKPP Jabar, Ir. H. Jafar Ismail, M.M.

Turut hadir dan memberikan kata sambutan Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) INTANI, Guntur Subagja Mahardika, S.Sos., M.Si., yang juga Asisten Staf Khusus Wakil Presiden (Wapres) Republik Indonesia (RI) Bidang EKonomi dan Keuangan.

Kegiatan ini diikuti oleh 19 peserta yang berasal dari Jabar, termasuk dua orang petani milenial yang telah sukses dalam mengembangkan usahanya, yakni Petani Polikultur berusia 35 tahun, Handriana, S.Pd.I., dan Petani Buncis Kenya berusia 36 tahun, Wawan Setiawan, yang mampu ekspor produk ke Singapura.

Handriana telah sukses mengembangkan lahan pertanian polikultur seluas 3.000 meter persegi di Desa Pasirlangu, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat. Sedangkan Wawan Setiawan telah membentuk Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) untuk menanam Buncis Kenya berkualitas ekspor.

Bahkan sejak 2018, Wawan Setiawan mampu menembus pasar ekspor Buncis Kenya hingga ke Singapura dengan frekuensi ekspor 2 ton setiap pekan.

Acara ini juga mengusung semboyan tiga jenis kesehatan bagi petani dan nelayan, yakni Sehat Usaha, Sehat Berkegiatan, dan Sehat Nutrisi.

Dalam sambutannya, Ketua Umum DPP INTANI, Guntur Subagja Mahardika, mengajak para petani di seluruh Indonesia, khususnya para peserta pelatihan, untuk sungguh-sungguh dalam menjadikan pertanian sebagai tuan rumah di negeri sendiri, Indonesia.

“Momentum pandemi Coronavirus Desease 2019 (COVID-19) ini sangat tepat untuk menjadikan pertanian sebagai tuan rumah di negeri kita sendiri, Indonesia, khususnya Jawa Barat. Bahkan sektor pertanian masih bisa ekspor di tengah pandemi,” ujarnya pada Sabtu (11/9), saat memberikan kata sambutan.

Apalagi Provinsi Jabar ini, lanjutnya, menjadi simbol kearifan lokal bagi masyarakat petani dan nelayan. “Kearifan lokal ini harus dipertahankan untuk mewujudkan kemandirian pangan.” imbuh Guntur Subagja.

Penulis: Muhammad Ibrahim Hamdani

LEAVE A REPLY