1000 Langkah Petani untuk Indonesia: “Momentum Regenerasi, Membangkitan Ekonomi”

0
506
Sumber: INTANI / Aden Budi

NEWSCOM.ID, BANDUNG BARAT – Sejak dahulu, Jawa Barat (Jabar) memiliki kearifan lokal sebagai daerah basis pertanian, peternakan dan perkebunan. Dampaknya, masyarakat Jabar mampu mewujudkan kemandirian pangan. Kearifan lokal ini harus kita pertahankan.

Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Perkumpulan Insan Tani dan Nelayan Indonesia (INTANI), Guntur Subagja Mahardika, S.Sos., M.Si., menyatakan hal itu pada Sabtu (11/9), saat membuka pelatihan 1000 Langkah Petani untuk Indonesia.

Acara ini berlangsung secara luring di Balai Pelatihan Peternakan (BPP) – Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Provinsi Jawa Barat, Jalan Raya Tangkuban Perahu KM. 22, Desa Cikole, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jabar.

“Jabar ini daerah basis untuk peternakan, perkebunan, dan pertanian serta nelayan. Ini adalah kearifan lokal yang harus dipertahankan karena berbasis kemandirian pangan. Jangan sampai kita kehilangan momentum saat pandemi Coronavirus Desease 2019 (COVID-19) untuk menumbuhkan sektor sektor ini,” ujar Guntur Subagja Mahardika.

Menurutnya, sektor pertanian, perkebunan, peternakan dan nelayan masih bisa tumbuh tinggi di tengah pandemi COVID-19, bahkan masih bisa ekspor ke luar negeri. Momentum ini sangat penting untuk regenerasi petani, khususnya petani milenial. “Keempat sektor ini dapat membangkitkan ekonomi nasional di tengah pandemi,” imbuh Guntur Subagja.

“Momentum pandemi COVID-19 juga sangat tepat untuk menjadikan sektor pertanian, peternakan, perkebunan dan perikanan sebagai tuan rumah di negeri kita sendiri. Tantangannya adalah bagaimana agar kita bisa meningkatkan kesejahteraan petani dan nelayan, lalu meningkatkan kapasitas personal dan kapasitas usaha mereka,” jelasnya.

Kegiatan ini diselengarakan oleh Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Jabar bekerja sama dengan Tani Foundation, INTANI, dan Raja Tani Nusantara, serta didukung oleh Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), PT. Unilever Indonesia, Tbk, dan PT. Kita Bisa Indonesia, serta Syngenta Group.

Acara ini dibuka secara resmi oleh Kepala DKPP Jabar, Ir. H. Jafar Ismail, M.M. Ia juga memberikan kata sambutan dalam acara yang mengusung semboyan tiga jenis kesehatan bagi petani dan nelayan ini, yakni Sehat Usaha, Sehat Berkegiatan, dan Sehat Nutrisi.

Kegiatan ini diikuti oleh 19 peserta yang berasal dari Jabar, termasuk dua orang petani milenial yang telah sukses dalam mengembangkan usahanya, yakni Petani Polikultur berusia 35 tahun, Handriana, S.Pd.I., dan Petani Buncis Kenya berusia 36 tahun, Wawan Setiawan, yang mampu ekspor produk ke Singapura.

Handriana telah sukses mengembangkan lahan pertanian polikultur seluas 3.000 meter persegi di Desa Pasirlangu, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat. Sedangkan Wawan Setiawan telah membentuk Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) untuk menanam Buncis Kenya berkualitas ekspor.

Bahkan sejak 2018, petani asal Kampung Sukamaju, Desa Cigugur Girang, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat ini mampu menembus pasar ekspor Buncis Kenya hingga ke Singapura dengan frekuensi ekspor 2 ton setiap pekan.

Penulis: Muhammad Ibrahim Hamdani

LEAVE A REPLY