Indonesia Tidak Fokus Mengembangkan Potensi Ekonomi Unggulan

0
720
Sumber: NEWSCOM.ID / Hamdani

NEWSCOM.ID, JAKARTA – Co-Founder Indonesia Halal Lifestyle Centre (IHLC), Guntur Subagja Mahardika, M.Si., menegaskan bahwa Pemerintah Republik Indonesia (RI) tidak memiliki fokus untuk mengembangkan potensi (core) ekonomi unggulan. “Apa sih Positioning Indonesia di bidang ekonomi? tidak jelas,” tuturnya pada Rabu (12/2) pagi.

Tepatnya, saat menjadi narasumber dalam Kegiatan Focus Group Discussion (FGD) Pra Kongres Umat Islam Indonesia (KUII) VII di Universitas Al-Azhar Indonesia (UAI) di Gedung Serba Guna (GSG) Lantai 7. Acara ini mengangkat tema Strategi Perguruan Tinggi Mewujudkan Moslempreneur.

“Pemerintah Indonesia harus berupaya memperkuat potensi lokal dan produk nasional dalam bidang ekonomi. Ekonomi Indonesia juga harus memiliki dampak sosial yang bear bagi masyarakat. Sifatnya harus gotong royong, jangan ada monopoli oleh pengusaha swasta,” papar Guntur yang juga Chief Executive Officer (CEO) Global Mahardika itu.

Menurutnya, industri berskala nasional yang dikembangkan oleh pemerintah harus mampu menggerakkan ekonomi dan menambah lapangan kerja bagi masyarakat Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produk-produk di e-commerce justru 90 persennya barang impor. “Kondisi ini tentu mematikan perdagangan di pasar-pasar tradisional kita,” ujarnya.

“Lihat saja di pasar-pasar tradisional yang mulai sepi pengunjung, salah satu penyebabnya ialah transaksi online melalui e-commerce yang produknya 90 persen barang impor,” ucap Guntur yang juga Wakil Ketua Umum Ikatan Alumni Sekolah Pascasarjana (SPs.) Universitas Indonesia (UI) itu.

Guntur yang juga Chief Communication Officer (CCO) Yayasan Dompet Dhuafa Republika (YDDR) itu pun prihatin terhadap biaya riset ekonomi di Indonesia yang sangat mahal. Ia juga kecewa karena tidak adanya industri besar berskala nasional yang fokus untuk mengembangkan produksi pangan dan produk-produk pertanian di Indonesia.

Berdasarkan pantauan NEWSCOM.ID, acara ini juga menghadirkan dua narasumber lainnya, yakni Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, Dr. H. Amir Syah Tambunan, M.A., dan seorang dosen dari Fakultas Ekonomi UAI.

Hadir pula Rektor UAI, Prof. Dr. Ir. Asep Saefudin, selaku pembicara utama (keynote speaker) sekaligus memberikan kata sambutan dalam acara ini.

Penulis: Muhammad Ibrahim Hamdani

LEAVE A REPLY