Menlu: KTT ASEAN Ke-36 Mengadopsi Dua Dokumen Penting

0
708
Sumber: Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden RI / Laily Rachev

NEWSCOM.ID, JAKARTA – Menteri Luar Negeri (Menlu) Republik Indonesia (RI), Hj. Retno Lestari Priansari Marsudi, S.I.P., L.L.M., menjelaskan bahwa Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Association of South East Asian Nations (ASEAN) Ke-36 yang diselenggarakan secara virtual (telekonferensi) ini mengadopsi dua dokumen.

“Dokumen pertama ialah Leaders’ Vision Statement on A Cohesive and Responsive ASEAN: Rising Above Challenges and Sustaining Growth, dan dokumen kedua yakni ASEAN Declaration on Human Resources Development for The Changing World of Work,” tutur Menlu Retno Lestari pada pada Jumat (26/6).

Tepatnya saat mendampingi Presiden Joko Widodo dan menyampaikan pandangan secara virtual (daring) dari Istana Kepresiden Bogor, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat, dalam Sesi Pleno di KTT Ke-36 ASEAN. KTT ini untuk pertama kalinya diselenggarakan secara virtual sejak lebih dari 50 tahun sejarah berdirinya ASEAN.

Dalam rilisnya kepada NEWSCOM.ID, Sabtu (27/6), Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden RI melaporkan bahwa KTT Ke-36 ASEAN secara virtual ini mengangkat tema ASEAN yang Kohesif dan Responsif.

Inti dokumen pertama, lanjutnya, berisi komitmen para pemimpin ASEAN untuk memperkuat solidaritas dan mekanisme kawasan untuk mewujudkan kawasan ASEAN yang kokoh dan mampu mengatasi tantangan dunia saat ini.

Menurutnya, terdapat beberapa hal yang digarisbawahi dalam dokumen pertama, antara lain, komitmen untuk mengurangi dampak COVID-19 melalui rencana pemulihan yang komprehensif. “Termasuk komitmen realisasi tepat waktu ASEAN 2025: Forging Ahead Together“, imbuhnya.

“Dokumen pertama ini juga menekankan prinsip ASEAN Outlook on the Indo-Pacific, sebagai pedoman pelibatan ASEAN di kawasan Asia Pasifik dan Samudera Hindia,” papar Menlu Retno Lestari.

Sementara pada dokumen kedua, ungkapnya, para pemimpin ASEAN sepakat untuk mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang kompeten dan siap menghadapi perubahan dunia.

“Untuk mencapai tujuan tersebut, Indonesia dan setiap negara ASEAN akan memelihara budaya belajar di seluruh lapisan masyarakat, termasuk meningkatkan kesadaran terhadap pengembangan keterampilan,” ungkapnya.

Deklarasai KTT ASEAN Ke-36 ini, jelasnya, juga menyoroti penerapan atau pentingnya inklusivitas pendidikan dan pekerjaan, terutama bagi perempuan, penyandang disabilitas, lanjut usia dan warga di wilayah-wilayah terpencil.

“Deklarasi KTT ASEAN EK-36 ini pun menyoroti pentingnya penerapan inovasi dan penggunaan teknologi dalam proses belajar-mengajar dan mengembangkan infrastruktur untuk memastikan akses internet dan Teknologi Informasi (IT) sehingga peluang revolusi industri 4.0 dapat dilakukan,” ujarnya.

Penulis: Muhammad Ibrahim Hamdani

LEAVE A REPLY