
NEWSCOM.ID, PANDEGLANG – Produk-produk hasil karya komunitas Pesantren serta Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) berpotensi besar untuk memasuki pasar global, khususnya pasar Timur Tengah dan Afrika melalui Kerajaan Arab Saudi. Syaratnya, produk-produk tersebut harus memenuhi standar halal, sehat dan mutu tertentu.
Presiden Indonesia – Saudi Arabia Business Council, Muhammad Hasan Gaido, menyatakan hal itu pada Sabtu (19/12) siang, saat menjadi narasumber dalam kegiatan Refleksi Akhir Tahun di Pondok Pesantren (Ponpes) Modern Al Mizan II.
Berdasarkan pantauan NEWSCOM.ID, Ponpes Al-Mizan II terletak di Jalan ABRI Masuk Desa (AMD) Lintas Timur, Kampung Cikole, Kelurahan Sukaratu, Kecamatan Majasari, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten.
“Sekarang, pemerintah sedang mendorong agar jama’ah haji dan umrah asal Indonesia mendapat pasokan makanan dari produk-produk Indonesia. Kondisi ini menjadi tantangan bagi produk-produk kuliner pesantren dan UMKM untuk Go Global,” tutur Muhammad Hasan Gaido yang juga pemilik Gaido Group ini.
Menurutnya, Kerajaan Arab Saudi dapat menjadi pintu masuk produk-produk ekspor Indonesia ke pasar negara-negara Timur Tengah dan Afrika.
“Jadikan Arab Saudi sebagai negara hub (pusat) untuk mengekspor produk-produk Indonesia, sebagai pintu masuk ke negara-negara Timur Tengah dan Afrika,” paparnya.
Kerajaan Arab Saudi yang berpenduduk 34 juta jiwa, lanjutnya, merupakan negara berpenduduk terbesar di Kawasan Timur Tengah. “Sangat banyak pekerja migran dari berbagai negara, termasuk Indonesia, yang bekerja di Arab Saudi,” ungkapnya.
“Bahkan setiap tahun, sebelum pandemi Corona Virus Desease 2019 (COVID-19), Indonesia memberangkatkan 21.000 jamaah haji dan 1.260.000 jama’ah umrah. Jumlah ini menjadikan Indonesia sebagai negara pengirim jamaah haji terbesar di dunia,” jelas Muhammad Hasan Gaido.
“Sebagai Presiden ISABC, saya mendorong agar produk-produk pesantren dan UMKM dapat go global dan diekspor ke Arab Saudi. Peluang ini sangat terbuka,” ucapnya.
ISABC, ujar Muhamad Hasan Gaido, juga menyambut baik dan mendukung dengan tangan terbuka acara Refleksi Akhir Tahun yang diselenggarakan oleh Forum Silaturahim Pondok Pesantren (FSPP) bekerja sama dengan Kementerian Agama (Kemenag) RI dan Pemerintah Provinsi Banten.
Refleksi Akhir Tahun ini mengangkat tema: Memperkokoh Jati Diri Lembaga Tafaqquh Fid Diin dan Penggerak Ekonomi Kerakyatan Berbasis Pesantren dan Komunitas serta menghadirkan sejumlah narasumber. Acara ini diselengarakan secara hibrida, yakni gabungan antara daring dan luring.
Sejumlah narasumber yang hadir dan memaparkan materi antara lain Ketua Presidium FSPP Banten, Drs. KH. Sulaiman Effendi, M.Pd., Pendiri dan Pengasuh Pondok Pesantren Modern Al-Mizan, Drs. KH. Anang Azhari Alie, M.Pd., serta Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren – Kemenag RI, Dr. H. Waryono Abdul Ghafur, M.Ag.
Narasumber lainnya ialah Asisten Staf Khusus (Stafsus) Wakil Presiden (Wapres) Republik Indonesia (RI) Bidang Ekonomi dan Keuangan, Guntur Subagja Mahardika, S.Sos., M.Si., yang juga Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Perkumpulan Insan Tani dan Nelayan Indonnsia (INTANI).
Turut hadir dan memaparkan materi Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Banten, Dr. KH. A. M. Romly, serta Kepala Dinas (Kadis) Pertanian dan Peternakan Pemprov Banten, Ir. Agus M. Tauchid, M.Si. Keduanya menjadi narasumber dalam acara ini.
Acara ini diorganisir oleh Ponpes Modern Al-Mizan serta didukung oleh INTANI, ISABC dan Gaido Media Creative. Turut mendukung acara ini ialah Bisnis Banten, Gaido Travel & Tour, dan K.S.A.N. Kegiatan ini dihadiri oleh sekitar 100 pengurus FSPP, baik yang hadir melalui aplikasi Zoom maupun yang hadir langsung di tempat acara.
Penulis: Muhammad Ibrahim Hamdani