20 Tahun Tsunami Aceh, Disbudpar Rilis Film Dokumenter Delisha

0
1630
Sumber: Disbudpar Aceh

NEWSCOM.ID, BANDA ACEH – Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh akan merilis Film Dokumenter Delisa yang diangkat dari kisah nyatanya 16 tahun lalu, saat gempa bumi dan tsunami Aceh melanda Provinsi Serambi Mekah itu pada 26 Desember 2004. Sebelumnya, tahun 2011, telah tayang film layar lebar berjudul “Hafalan Shalat Delisa“.

Dalam rilisnya kepada NEWSCOM.ID, Rabu (23/12), Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh mengonfirmasi hal ini. Rilis Film Dokumenter Delisha akan dilaksanakan oleh Disbudpar Aceh melalui Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Museum Tsunami Aceh.

Gadis kecil penyintas Tsunami Aceh 2004 silam itu bernama lengkap Delisha Fitri Ramadhani. Perempuan yang akrab dipanggil Caca ini lahir pada 15 Desember 1997 silam dan kini beranjak dewasa.

Bahkan tahun 2020 menjadi ulang tahun yang istimewa baginya. Ia dapat merayakannya bersama Ibu asuhnya serta rekan-rekan dari Museum Tsunami Aceh, Layar Kaca Intervision, dan Teater MAE.

Kepala UPTD Museum Tsunami Aceh, Hafnidar, S.S., M.Hum., menyatakan bahwa tim dari Museum Tsunami Aceh, Layar Kaca Intervision dan Teater MAE ini menjadi keluarga baru bagi Delisha Fitri Ramadhani.

“Sekumpulan tim ini merupakan keluarga baru Caca setelah usai penggarapan film dokumenter drama tentangnya yang akan diputar pada gala premiere film berjudul Saya Delisa di Taman Budaya Aceh,” tuturnya.

Pemutaran film dalam Gala Premiere ini, lanjutnya, bertujuan untuk memperingati 16 tahun gempa bumi dan tsunami di Aceh pada 26 Desember 2020. Kegiatan ini juga digelar secara terbatas, sesuai dengan protokol Corona Virus Desease 2019 (COVID-19).

“Pemutaran film ini merupakan agenda Museum Tsunami Aceh untuk mengenalkan sedikit kisah bencana tsunami dan gempa bumi di Aceh kepada masyarakat. Tentu penayangan film ini dilakukan secara tertutup dengan penonton terbatas. Termasuk memberlakukan protokol kesehatan, dengan registrasi daring ke pihak Museum Tsunami Aceh,” ujarnya.

– Kisah Museum Tsunami dengan Delisa

Menurutnya, Film Dokumenter Drama tentang Delisha ini, gagasan pokoknya bertujuan untuk mengkomunikasikan edukasi bencana ke masyarakat umum.

“Sudah bertahun-tahun Museum Tsunami melakukan pengkajian tangible dan intangible terhadap Delisa, semakin intensif sejak 2019-2020 dengan dukungan Dana Alokasi Khusus (DAK)-Non fisik dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melalui Disbudpar Aceh, yang akhirnya kini bisa terwujud lewat karya visual,” jelasnya.

Hafnidar pun yakin bahwa keterlibatan banyak pihak dalam karya film dokumenter drama ini akan menambah koleksi karya orang-orang Aceh di Museum Tsunami Aceh. “Koleksi karya orang-orang Aceh ini akan bisa disuguhkan ke masyarakat dunia,” ucapnya.

“Saya sangat menghargai usaha dan kerja sama semua pihak. Saya berharap ke depan, hal ini terus berlanjut dalam interpretasi karya yang berbeda-beda, namun tetap untuk tujuan mulia, yakni mengedukasi generasi-generasi Aceh pada khususnya dan anak-anak pada umumnya,” ungkap Hafnidar.

Penulis: Muhammad Ibrahim Hamdani

LEAVE A REPLY