NEWSCOM.ID, JAKARTA – Wakil Presiden (Wapres) Republik Indonesia (RI), Prof. Dr. (H.C.) Drs. KH. Ma’ruf Amin, menyatakan bahwa pemerintah bertekad untuk mengaktifkan dan memperbanyak Lembaga Keuangan Syariah Penerima Wakaf Uang (LKS-PWU), yakni bank-bank syariah dan Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS).
“Pengelolaan wakaf uang perlu didukung dengan memperbanyak kanal-kanal penerimaan wakaf uang, terutama dengan mengaktifkan peran LKS-PWU, yakni bank-bank syariah dan LKMS. LKMS dapat digunakan sebagai tempat penerimaan wakaf uang berbasis masyarakat,” tutur Wapres Prof. KH. Ma’ruf Amin pada Senin (25/1) pagi.
Berdasarkan pantauan NEWSCOM.ID melalui akun Youtube Biro Pers, Media dan Informasi (BPMI) Sekretariat Wapres RI di laman https://youtu.be/JNjsWEym4OM, Wapres Prof. KH. Ma’ruf Amin menyatakan hal itu di Istana Negara, Jakarta, selaku Wakil Ketua merangkap Ketua Harian Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS).
Tepatnya saat menyampaikan laporan kegiatan kepada Presiden RI, Ir. H. Joko Widodo, yang juga Ketua KNEKS, dalam acara: Peluncuran Gerakan Nasional Wakaf Uang (GNWU) dan Peresmian ‘Brand’ Ekonomi Syariah.
Menurutnya, keberadaan dan peran aktif LKMS harus menyebar dan merata di seluruh wilayah Indonesia. Tujuannya agar LKMS dapat melayani masyarakat yang ingin berwakaf secara efektif dan efisien.
“Dengan semakin banyaknya masyarakat yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan wakaf, maka harapannya, kita dapat mengembangkan berbagai program dan kegiatan utuk memberdayakan umat dan masyarakat,” tutur Wapres Prof. KH. Ma’ruf Amin.
Maka wakaf uang, lanjutnya, dapat membantu meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat sehingga berdampak terhadap menurunnya angka kemiskinan dan ketimpangan sosial di masyarakat.
Wapres Prof. KH. Ma’ruf Amin pun menegaskan pentingnya pembenahan dalam pengelolaan wakaf uang secara lebih profesional dan modern. Harapannya, kondisi ini akan mendorong pengerahan sumber daya ekonomi secara serentak. “Maka wakaf uang dapat digunakan untuk mendorong investasi dan kegiatan ekonomi di masyarakat,” imbuhnya.
“Pengelolaan wakaf secara profesional akan dapat menarik minat para pewakaf (wakif) dari masyarakat kelas menengah atas seperti korporasi, individu pemilik aset besar, sosialita, dan kelompok milenial. Secara umum, wakaf biasanya dilakukan oleh mereka yang sudah mapan secara sosial dan ekonomi,” jelasnya.
Dalam acara ini, Presiden Joko Widodo juga meluncurkan GNWU dan meresmikan ‘Brand’ Ekonomi Syariah. Turut hadir dan memberikan kata sambutan Menteri Keuangan (Menkeu) RI, Sri Mulyani Indrawati, S.E., M.Sc., Ph.D., selaku Sekretaris KNEKS.
Saat ini, Menkeu Sri Mulyani juga mengemban amanat sebagai Ketua Umum Badan Pengurus Harian (BPH) Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Ikatan Ahli EKonomi Islam (IAEI).
Dalam acara ini, turut hadir dan memberikan kata sambutan Direktur Industri Produk Halal KNEKS, Afdhal Aliasar, Ketua Badan Wakaf Indonesia (BWI), Prof. Dr. Ir. H. Muhammad Nuh D.E.A., dan Wakil Ketua Umum Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, Dr. KH. Marsudi Syuhud, M.A., dari Aula Mezanin di Gedung Kemenkeu RI, Jakarta.
Kegiatan ini diselenggarakan oleh KNEKS, BWI, Bank Indonesia (BI) dan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) RI, serta Kementerian Agama (Kemenag) RI.
Penulis: Muhammad Ibrahim Hamdani