Pakar: “Ketahanan Pangan Provinsi Banten Berbasis Keanekaragaman Tanaman Budi Daya”

0
675
Sumber: INTANI / Gaido Group

NEWSCOM.ID, KABUPATEN SERANG – Ketahanan pangan di Provinsi Banten jangan hanya bertumpu pada tanaman padi atau beras, tetapi juga dapat berasal dari tanaman budi daya lainnnya seperti Porang dan Talas Beneng.

Menteri Pertanian (Mentan) Republik Indonesia (RI) 2004 – 2009, Dr. Ir. H. Anton Apriyantono, M.S., menyatakan hal itu pada Selasa (16/2), saat menjadi narasumber dalam Dialog Ketahanan Pangan Banten: Penanaman Pisang, Talas Beneng dan Porang di Kawasan Wisata Halal Baduy Oubound, Kabupaten Serang, Banten.

Kawasan wisata ini berlokasi di Jalan Serang-Pandeglang Kilometer (KM) 14, Kampung Pasir Kidul, Desa Sukamanah, Kecamatan Baros, Kabupaten Serang, Provinsi Banten. Dalam rilisnya kepada NEWSCOM.ID, Selasa (16/2), Gaido Group mengonfirmasi acara ini.

“Saya sangat berharap agar ketahanan pangan di Provinsi Banten tidak hanya berasal dari tanaman padi, tetapi juga dari tanaman budi daya lainnya seperti talas beneng dan porang,” tutur Dr. Anton Apriyantono pada Selasa (16/2).

Apalagi kedua tanaman itu, lanjutnya, sangat potensial untuk diekspor ke luar negeri sehingga menjadikan Banten sebagai penopang kebutuhan pangan bagi warga di Daerah Khusus Ibu Kota (DKI) Jakarta.

Anggota Komite Inovasi Nasional (KIN) itu pun mengajak semua pihak di Indonesia, khususnya warga Banten, untuk berkontribusi aktif dalam meningkatkan sektor pertanian di Indonesia. “Misalnya, pemerintah daerah dapat meningkatkan sektor pertanian melalui kebijakan ketahanan pangan dan digitalisasi bidang pertanian,” paparnya.

Sedangkan entitas korporasi bisnis, ungkapnya, dapat meningkatkan penjualan hasil pertanian hingga sampai ke kosumen. “Hal ini penting untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas sektor pertanian,” imbuh Dr. Anton Apriyantono.

“Adapun komunitas petani dapat meningkatkan sektor pertanian  melalui pembinaan petani. Misalnya dengan memberikan bibit berkualitas, menginformasikan cara penanaman yang efisien dan efektif, menggunakan pupuk organik, hingga sinergi dengan korporasi yang bisa menjamin pembelian hasil panennya,” jelasnya.

Presiden Komisaris PT. Jasamarga Semarang Batang (JSB) itu pun merasa sangat senang dengan berlangsungnya acara Dialog Ketahanan Pangan Banten ini secara sukses dan lancar. Termasuk prosesi penanaman 15 jenis pohon pisang yang ia lakukan sendiri.

“Hari ini, saya dan teman-teman sangat senang, sudah melakukan demplot (penanaman) 15 jenis pohon pisang yang dinamakan Perkebunan Pisang Perkumpulan Urang Banten (PUB). Kami juga melakukan demplot talas beneng dan porang yang dinamakan Perkebunan INTANI.” ungkap Dr. Ir. Anton Apriyantono, M.S.

Dialog ini diselenggarakan oleh sejumlah organisasi kemasyarakatan (ormas), pihak swasta dan perguruan tinggi di Banten, yakni Forum Silaturahmi Pondok Pesantren (FSPP), Perkumpulan Insan Tani dan Nelayan Indonesia (INTANI), PUB, Gaido Group, dan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta).

Selaku tuan rumah sekaligus penyelenggara acara, turut hadir dan menjadi narasumber pendiri (founder) dan Chief Executive Officer (CEO) Gaido Group, Muhammad Hasan Gaido. Presiden Indonesia – Saudi Arabia Business Council (ISABC) itu pun menjadi moderator dalam dialog ini.

Narasumber lainnya dalam acara ini ialah Sekretaris Jenderal (Sekjen) FSPP, Dr. H. Fadlullah, S.Ag. M.Si., Ketua Unit Pengembangan Bisnis dan Kewirausahaan (UPBK) Univesitas Sultan Ageng Tirtayasa (UNTIRTA), Dr. H. Abdul Fatah, S.Pd., M.Pd., dan Ketua Asosiasi Pelaku Usaha Talas Beneng Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten, Ardi Maulana.

Selain Dialog Ketahanan Pangan Banten, para narasumber serta para undangan juga bersama-sama menanam bibit pohon pisang, jamur porang dan tanaman talas beneng di kawasan wisata ini. Bahkan menurut Dr. Anton Apriyantono, terdapat 15 jenis pohon pisang yang telah ditanam oleh PUB di Kawasan Wisata Halal ini.

15 jenis pohon pisang itu, antara lain: Pisang Panggalek, Pisang Ambon Pendek, Pisang Ambon Gede, Pisang Kepok, Pisang Mulih, Pisang Ketan, Pisang Nangka, Pisang Jela, Pisang Emas, Pisang Cavendis, Pisang Papan, Pisang Raja, Pisang Hurang, Pisang Ambon Lumut dan Pisang Apu/ Gejloh.

Penulis: Muhammad Ibrahim Hamdani

LEAVE A REPLY