NEWSCOM.ID, KABUPATEN BANDUNG – Perkumpulan Insan Tani dan Nelayan Indonesia (INTANI) telah menjalin kerja sama dengan Divisi Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) -Satuan Tugas (Satgas) Pemulihan dan Transformasi Ekonomi Daerah (PTED) Provinsi Jawa Barat untuk mengembangkan program pemberdayaan ternak domba dan Kambing.
Dalam rilisnya kepada NEWSCOM.ID, Selasa (23/2), Divisi Pertanian dan Ketahanan Pangan – Satgas TPED Jabar menyatakan hal itu. Satgas PTED Provinsi Jabar merupakan bagian dari Komite Kebijakan Penanganan Coronavirus Desease 2019 (COVID-19) Dan Pemulihan Ekonomi Daerah Provinsi Jawa Barat (Jabar).
Kerja sama ini berlokasi di Kabupaten Bandung, Jawa Barat (Jabar), dalam acara: Sosialisasi Pengembangan Ternak Domba/ Kambing kepada kelompok ternak yang ada di Kabupaten Bandung.
Selain itu, program ini juga melibatkan Divisi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dan Ekonomi Kreatif (Ekraf) – Satgas TPED Provinsi Jabar. Turut hadir dan menjadi narasumber Wakil Koordinator Sub Divisi UMKM, Divisi UMKM dan Ekraf – Satgas TPED Provinsi Jabar, Helma Agustiawan, S.M.B..
“Dari program kolaborasi ini, bisa tercipta model bisnis baru yang dapat meningkatkan kesejahteraan dan eknomi peternak dengan pola Korporasi Petani/ Peternak. Model bisnis ini dapat mengemblikan Provinsi Jabar sebagai sentra produksi ternak domba nasional untuk swasembada daging,” jelas Helma Setiawan.
Menurutnya, program pemberdayaan peternak ini merupakan model pendampingan dan pembinaan kepada peternak. “Harapannya, peternak menjadi lebih sejahtera,” ungkapnya.
Satu narasumber lainnya dalam acara ini ialah Ketua III Dewan Pimpinan Pusat (DPP) INTANI, Ir. H. Sigit Iko Sugondo. Ia menyatakan bahwa INTANI ingin berkontribusi aktif dalam mewujudkan ketahanan pangan, sekaligus dapat meningkatkan kesejahteraan dan kemandirian petani serta peternl. Dalam kesempatan ini ialah peternak domba.
“Intani menfasilitasi pembiayaan untuk beternak domba atau kambing. Bentuknya adalah pinjaman yang dapat digunakan untuk memperbaiki kandang yang sudah ada, lalu untuk membeli bakalan dan operasional,” ujarnya.
Selanjutnya, ungkap Sigit, petani juga didorong untuk mandiri, bagaimana cara menyiasati soal pakan ternak. “Mau bikin silase boleh, mau beli konsentrat boleh. Silakan peternak mengatur dan menyiasati hal itu,” ungkapnya.
Tujuannya, jelas Sigit, agar saat Iedul Adha tiba, ternak domba sudah mencapai bobot yang dibutuhkan. “Dalam program ini, INTANI juga akan menjadi off taker, membeli hasil ternak dengan pola bagi hasil,” paparnya.
Dalam acara ini, turut hadir Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) – Balai Pengembangan Perbibitan Ternak Domba dan Kambing (BPPTDK) Margawati, H. Endang Ahmad, S.S.P., M.E.
Hadir pula Kepala UPTD Balai Pengembangan Ternak Sapi Perah dan Hijauan Pakan Ternak (BPTSP-HPT) Cikole, Pantjawidi Djuharnoko, S.K.M., M.Kes.
Kedua narasumber sepakat untuk memberikan pelatihan tentang cara membuat silase, konsentrat dan probiotik kepada peternak. Termasuk melakukan pendampingan dan mencarikan solusi agar program ini dapat berjalan baik, lancar, saling menguntungkan dan peternak pun sejahtera.
Sosialiasi Pengembangan Ternak Domba atau Kambing kepada kelompok ternak yang ada di Kabupaten Bandung ini difasilitasi oleh Dinas Pertanian Kabupaten Bandung.
Turut hadir dan memberikan kata sambutan Sekretaris Dinas Pertanian Kabupaten Bandung, Ir. Diar Hadi Gusdinar, M.Si.
Dalam acara ini, hadir juga 15 kelompok ternak dari 21 kelompok ternak yang bertempat tinggal di kabupaten Bandung. Acara berlangsung di Gedung Oryza Sativa dengan tetap menerapkan protokol kesehatan Coronavirus Desease 2019 (COVID-19).
Gedung ini sudah disemprot cairan disinfektan. Para peserta pun memakai masker dan menjaga jarak serta mencuci tangan sebelum acara dimulai.
Penulis: Muhammad Ibrahim Hamdani