Video: “INTANI-BRISMA-PIP-MBN-TaniHub-TaniFund-Korporasi Petani Ciracap Bangun Ketahanan Pangan Berbasis Pesantren Al-Muhtadin”

0
754

NEWSCOM.ID, KABUPATEN SUKABUMI – Pondok Pesantren (Ponpes) Pemberdayaan Al-Muhtadin menjadi hub atau lokasi untuk pusat koordinasi dan kemitraan strategis diantara para pelaku dan pemangku kepentingan (stakeholders) dalam Korporasi Petani Budi Daya Padi yang berlokasi di Desa Cikangkung, Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi.

Seperti dikutip dari akun Youtube Tani TV pada laman https://youtu.be/1TSZcQ9x238, Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusta (DPP) Perkumpulan Insan Tani dan Nelayan Indonesia (INTANI), Guntur Subagja Mahardika, S.Sos., M.Si., menyatakan hal itu pada Ahad (7/3).

Tepatnya saat memberikan kata sambutan dalam Panen Raya Korporasi Petani Budi Daya Padi pada Ahad (7/3) pagi, di atas lahan sawah yang dikelola bersama oleh para stakeholders Korporasi Petani seperti INTANI, Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) BRISMA, Ponpes Pemberdayaan Al-Muhtadin, dan TaniHub atau PT. Tani Hub Indonesia.

Stakeholders lainnya ialah TaniFund atau PT. Tani Fund Madani Indonesia, PT. Pupuk Indonesia Pangan (PIP), PT. Mitra Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Nusantara atau PT. MBN, Yesindo Erabaru Sinergi (YES) Indonesia Foundation, dan Center of Strategic Policy Studies (CSPS) – Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG) Universitas Indonesia (UI).

“Kami menjadikan ekosistem (pertanian) yang dibangun (dengan) menggunakan hub pesantren. Kenapa kami pilih pesantren? Karena pesantren sudah berada di tengah masyarakat dan juga pimpinan pesantren adalah tokoh masyarakat yang bisa mengerakkan masyarakat,” tutur Guntur Subagja.

Asisten Staf Khusus (Stafsus) Wakil Presiden (Wapres) Republik Indonesia (RI) Bidang Ekonomi dan Keuangan itu pun bertekad untuk mengembangkan model korporasi petani budi daya padi ini di wilayah lainnya. Khususnya karakteristik pesantren sebagai hub atau pusat koordinasi, kolaborasi, dan kemitraan strategis di antara para stakeholders.

“Kami ingin ini menjadi satu model korporasi petani yang kita kembangkan saat ini dengan pendekatan ekonomi. Jadi program yang dikembangkan oleh korporasi petani Ujung Genteng menggunakan sumber-sumber pendanaan dan aktivitas usaha secara social enterprise,” jelas Guntur Subagja.

Ketua CSPS – SKSG Universitas Indonesia (UI) ini pun mengungkapkan definisi dari Social Enterprise, yakni bagaimana para pelaku usaha, dalam hal ini Korporasi Petani Budi Daya Padi, dapat mencetak keuntungan sebesar-besarnya, tetapi juga memberikan dampak sosial dan manfaat yang sebesar-besarnya kepada masyarakat.

“Alhamdulillah, yang kita panen hari ini, hasilnya rata-rata 6 – 7,5 ton (padi) per hektar, dari sebelumnya 4 – 5 ton padi per hektar. Jadi, ini sudah ada peningkatan produksi (padi) lebih dari 30 persen. Kita berharap, pada musim tanam kedua yang akan kita mulai pada bulan April, tingkat produknyadapat semakin meningkat,” ujar Guntur Subagja.

Berikut ini ialah video sambutan Ketua Umum DPP INTANI, Guntur Subagja Mahardika, pada akun Youtube Tani TV di laman https://youtu.be/1TSZcQ9x238, dengan durasi 59 detik. Selamat menyaksikan, semoga bermanfaat, terima kasih.

Penulis: Muhammad Ibrahim Hamdani

LEAVE A REPLY