NEWSCOM.ID, KABUPATEN SUKABUMI – Korporasi Petani Budi Daya Padi di Desa Cikangkung dan Desa UjungGenteng, Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi, merupakan hasil kolaborasi dan kerja sama strategis antara Perkumpulan Insan Tani dan Nelayan Indonesia (INTANI) dengan TaniFund atau PT. Tani Fund Madani Indonesia.
Seperti dikutip dari laman https://www.antaranews.com/, TaniFund telah menyediakan dan menyalurkan dana senilai total Rp 18 miliar kepada 11 kelompok tani yang tergabung dalam Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) BRISMA (Berdaya, Religius, Inspiratif, dan Smart).
Proses pembiayaan oleh TaniFund terhadap 11 kelompok tani ini menggunakan skema peer -to-peer lending. TaniFund merupakan anak perusahaan dari TaniHub atau PT. Tani Hub Indonesia. Setiap kelompok tani terdiri dari 100 orang. Jadi terdapat total 1.100 petani di Gapoktan Brisma.
Sedangkan Gapoktan BRISMA menjadi pengelola 1.000 hektare lahan sawah dalam Korporasi Petani Budi Daya Padi di Desa Cikangkung dan Desa Ujung Genteng. Gapoktan BRISMA juga memiliki toko bernama BRISMART.
Adapun pihak-pihak yang menjadi penyerap hasil panen dari Korporasi Budi Daya Padi di Desa CIkangkung dan Desa Ujung Genteng itu ialah PT. Mitra Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Nusantara atau PT. MBN, dan PT. Pupuk Indonesia Pangan (PIP).
Alhamdulillah, panen raya perdana oleh Korporasi Petani Budi Daya Padi ini telah terlaksana pada Ahad (7/3) pagi. Turut hadir dan memberikan kata sambutan Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) INTANI, Guntur Subagja Mahardika, S.Sos., M.Si., serta Presiden dan Co-Founder TaniHub Group, Pamitra Wineka.
“Keterlibatan TaniFund dalam proyek budi daya padi bersama INTANI merupakan komitmen perusahaan untuk berperan aktif dalam meningkatkatkan kesejahteraan petani, melalui kolaborasi dengan pelaku agribisnis lainnya,” tutur Pamitra Wineka pada Ahad (7/3) pagi.
TaniFund, lanjutnya, berharap agar model bisnis seperti ini dapat direplikasi di tempat-tempat lainnya. “Pemberdayaan petani dan penguatan ketahanan pangan membutuhkan peran serta aktif dari berbagai pemangku kepentingan,” papar Pamitra Wineka.
Pernyataan senada diungkapkan oleh Ketua Umum DPP INTANI, Guntur Subagja, bahwa proyek Korporasi Petani Budi Daya Padi ini merupakan proses kolaborasi yang menjadi titik tolak dalam upaya pemberdayaan petani dan pertanian Indonesia di masa depan.
“Kami ingin menunjukkan kepada masyarakat bahwa tanpa diberi subsidi pun, industri pertanian dapat menguntungkan para petani, pelaku usaha, industri, atau pun sektor-sektor ekonomi lainnya jika dikolaborasikan dengan baik, serta dapat memberikan social impact (dampak sosial) yang besar,” ujar Guntur Subagja pada Ahad (7/3) pagi.
Dalam rilis INTANI kepada NEWSCOM.ID, Ahad (7/3) pagi, Asisten Staf Khusus (Stafsus) Wakil Presiden (Wapres) Republik Indonesia (RI) Bidang Ekonomi dan Keuangan ini pun menjelaskan para pihak yang diajak bergabung dalam Korporasi Petani Budi Daya Padi di Desa Cikangkung dan Desa Ujung Genteng ini.
Antara lain ialah Yesindo Erabaru Sinergi (YES) Indonesia Foundation, Pondok Pesantren (Ponpes) Pemberdayaan Al-Muhtadin, PT. MBN, PT. PIP, TaniHub, TaniFund, Gapoktan BRISMA, BRISMART, dan INTANI, serta Center of Strategic Policy Studies (CSPS) – Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG) Universitas Indonesia (UI).
Editor: Muhammad Ibrahim Hamdani