NEWSCOM.ID, KABUPATEN SERANG – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten menargetkan daerahnya untuk masuk dalam Peringkat 10 Besar Daerah di Indonesia yang memiliki Destinasi Wisata Halal atau Destinasi Pariwisata Ramah Muslim.
Seperti dikutip dari laman https://www.antaranews.com/, Wakil Gubernur Banten, H. Andika Hazrumy, S.Sos., M.A.P., menyatakan hal itu pada Kamis (25/3). Tepatnya saat menjadi narasumber dalam Forum Dialog Wisata Halal dengan tema: Banten Menuju Destinasi Wisata Halal Dunia yang terselenggara secara daring dan luring (hibrida).
Secara luring, acara ini berlangsung di Kawasan Wisata Halal Baduy Outbound, Jalan Raya Serang – Pandeglang Km 15, Desa Sukamanah, Kecamatan Baros, Kabupaten Serang, Provinsi Banten, pada Pukul 09.00 – 12.00 Waktu Indonesia Barat (WIB).
“Provinsi Banten memiliki potensi pariwisata yang luar biasa banyak dan variatif serta diminati oleh banyak wisatawan. Saya berharap, target Banten sebagai peringkat 10 besar daerah dengan destinasi pariwisata ramah Muslim dapat terealisasi,” tutur Wakil Gubernur (Wagub) Banten, H. Andika Hazrumy, pada Kamis (25/3).
Menurutnya, di Provinsi Banten tercatat ada sedikitnya 344 jenis potensi wisata alam seperti pantai, laut, gua, air terjun, dan gunung. “Terdapat pula 591 jenis potensi wisata religi, sejarah budaya dan wisata ziarah di Banten,” imbuh Wagub Banten itu.
Selain itu, ungkapnya, ada juga 231 jenis potensi wisata buatan atau wisata minat khusus di Provinsi Banten. Bahkan terdapat potensi ekonomi kreatif masyarakat Banten yang kini semakin menggeliat.
“DItambah lagi dengan potensi ekonomi kreatif masyarakat Banten yang semakin menggeliat dan menjadi salah stau sektor unggulan di masa yang akan datang,” papar Wagub Andika Hazrumy.
Wagub Banten itu pun menggarisbawahi empat aspek penting yang menjadi parameter (tolok ukur) dalam Indonesia Muslim Travel Index (IMTI). Jadi para pemangku kepentingan (stakeholders) di dunia pariwisata harus bisa mengoptimalkan keempat aspek penting itu.
“Apalagi IMTI telah diluncurkan secara resmi oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) pada tahun 2019,” ujarnya.
Adapun keempat aspek penting tersebut, jelasnya, ialah: Pertama, Akses, meliputi kemudahan akses menuju lokasi dari udara, darat dan air, baik secara regional maupun global. “Aspek Kedua ialah Komunikasi, bertujuan agar informasi mengenai pariwisata ramah Muslim dapat tersampaikan dengan baik kepada wisatawan,” ungkapnya.
Terkait aspek komunikasi, lanjutnya, perlu ada edukasi (pendidikan) terhadap para pemangku kepentingan (stakeholders) di dunia pariwisata. Misalnya melalui proses pelatihan, workshop (magang) atau forum diskusi untuk mengembangkan pariwisata halal pada destinasi tersebut.
“Aspek ketiga yakni environment (lingkungan) yang harus fokus pada kedatangan wisatawan mancanegara dan domestik Muslim. Jika wisatawan Muslim cenderung banyak, maka wisatawan Muslim lainnya akan cenderung lebih nyaman berada di destinasi wisata halal tersebut,” jelas Wagub H. Andka Hazrumy.
Ada pun aspek keempat atau yang terakhir, ucapnya, ialah ketersediaan fasilitas yang bagi wisatawan seperti restoran halal, masjid, bandar udara (bandara), hotel dan atraksi wisata yang aman dan nyaman.
“Pelayanan dalam bentuk fasilitas ini penting bagi para wisatawan Muslim agar (mereka) tetap dapat berwisata secara bebas dan tetap dapat memenuhi kebutuhan beribadah selama berwisata,” kata Wagub Banten itu.
H. Andika Hazrumy pun memandang pentingnya aspek sertifikasi dalam isu-isu global terkait pariwisata ramah Muslim atau wisata Halal.
“Aspek sertifikasi juga menjadi isu global terkait pariwisata ramah Muslim, sertifikasi ini menjadi sebuah jaminan dan sumber kepercayaan bagi wisatawan Muslim,” paparnya.
Acara ini menghadirkan sejumlah narasumber, antara lain Asisten Staf Khusus (Stafsus) Wakil Presiden (Wapres) RI Bidang Ekonomi dan Keuangan, Guntur Subagja Mahardika, S.Sos., M.Si. Ia membahas tema: Pesona Wisata Halal.
Saat ini, Guntur Subagja juga menjabat Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Perkumpulan Insan Tani dan Nelayan Indoensia (INTANI).
Narasumber lainnya ialah u’lama yang juga Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Banten, Dr. KH. A. M. Romli, M.Hum., dan Rektor Untirta, Prof. Dr. H. Fatah Sulaiman, S.T., M.T., serta Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Banten, Drs. H. Muhammad Agus Setiawan A. W., M.Si.
Hadir pula Ketua Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Banten, Ir. H. Gembong R. Sumedi, M.M., selaku narasumber dalam seminar ini, bersama-sama dengan Direktur Utama (Dirut) PT. Banten West Java Tourism Development, Poernomo Siswoprasetijo, yang juga pengelola Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung.
Penulis: Muhammad Ibrahim Hamdani