Antara Bandara Haji Muhammad Sidik, Konektivitas, dan ‘Food Estate’

0
727
Sumber: https://www.wapresri.go.id/ atau Biro Pers, Media dan Informasi (BPMI) Sekretariat Wakil Presiden (Setwapres ) Republik Indonesia (RI).

NEWSCOM.ID, BARITO UTARA – Pembangunan Bandar Udara (Bandara) Haji Muhammad Sidik akan mendorong munculnya titik-titik (simpul-simpul) ekonomi baru di Kalimantan Tengah (Kalteng).

Seperti dikutip dari laman https://www.wapresri.go.id/, Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng), H. Sugianto Sabran, menyatakan hal itu pada Selasa (30/3), saat memberikan kata sambutan dalam peresmian Bandar Udara (Bandara) Haji Muhammad Sidik.

Bandara ini berlokasi di Desa Trinsing, Kecamatan Teweh Selatan, Kabupaten Barito Selatan, Provinsi Kalteng. Bandara ini diresmikan oleh Wakil Presiden (Wapres) Republik Indonesia (RI), Prof. Dr. (H.C.) Drs. KH. Ma’ruf Amin.

“Bandara ini sangat meningkatkan aktivitas ekonomi masyarakat di Kabupaten Barito Utara dan sekitarnya, secara umumnya untuk Kalimantan Tengah, dengan hadirnya simpul-simpul transportasi,” tutur Gubernur Kalteng, Sugianto Sabran.

Pernyataan senada diungkapkan oleh Menteri Perhubungan (Menhub) RI, Ir. Budi Karya Sumadi, bahwa Bandara Haji Muhammad Sidik dapat menampung lebih dari 50.000 orang dalam setahun. “Apabila terus berkembang, saya berkomitmen untuk meningkatkan pembangunannya seperti menambah kapasitas landasan pacu dan sebagainya,” imbuhnya.

“Kita memang selalu memperhatikan komitmen pemerintah untuk selalu melakukan pemerataan pembangunan ke daerah-daerah, ke seluruh daerah, ke seluruh provinsi. Kalimantan Tengah adalah salah satu daerah yang memang kita perhatikan,” ujar Menhub Ir. Budi Karya Sumadi.

Bandara Haji Muhammad Sidik yang berlokasi di kawasan Muara Teweh, ibu kota Kabupaten Barito Utara, diproyeksikan oleh pemerintah sebagai pengganti Bandara Beringin Teweh Tengah. Bandara ini sudah tidak mungkin dikembangkan lagi karena keterbatasan lahan dan letaknya yang ada di tengah kota.

Bandara Haji Muhammad Sidik dibangun melalui target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015 – 2019. Pembagunannya selesai pada 2019 dengan biaya sekitar Rp 380 Miliar.

Bandara ini akan digunakan untuk melayani masyarakat Barito Utara, khususnya aktivitas ekonomi berupa pertambangan seperti emas dan batu bara. Fungsi lainnya, Bandara ini digunakan untuk mendukung pariwisata dan lokasi penyangga food estate (lumbung pangan) di Kalteng.

Adapun rute penerbangan Bandara Haji Muhammad Sidik meliputi penerbangan perintis Palangkaraya – Muara Teweh setiap Senin dan Rabu untuk pulang – pulang (PP), dan penerbangan reguler Muara Teweh – Banjarmasin setiap Senin dan Rabu untuk PP.

Bandara ini juga digunakan untuk charter flight (penerbangan sewa) untuk rute Balikpapan – Muara Teweh setiap dua hingga tiga kali dalam sepekan untuk PP.

Editor: Muhammad Ibrahim Hamdani

LEAVE A REPLY