NEWSCOM.ID – Kementerian Perdagangan bersama Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) kembali menyelenggarakan In Store Promotion di Mal Gandaria City, Jakarta, sebagai upaya menyemarakan kembali pusat perbelanjaan.
“In Store Promotion merupakan salah satu komitmen Kementerian Perdagangan dalam menyemarakkan kembali pusat perbelanjaan. Kegiatan ini diharapkan akan menarik kembali minat masyarakat dalam berbelanja, khususnya di pusat perbelanjaan di tengah pandemi COVID-19,” kata Staf Ahli Bidang Perdagangan Jasa Frida Adiati lewat keterangan resmi di Jakarta, Kamis (22/4/21).
Selain itu, kegiatan tersebut juga diharapkan memotivasi pelaku UMKM untuk meningkatkan kreativitas dan kualitas produknya.
Acara ini akan berlangsung selama enam hari dari 20—25 April 2021. Sebanyak 24 pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) busana muslim dan aksesori, serta 15 pelaku usaha kuliner dan pangan bersertifikat halal berpartisipasi dalam kegiatan ini.
Tujuan penyelenggaraan In Store Promotion yaitu untuk menarik minat beli konsumen dan membantu pelaku UMKM agar tetap eksis mempromosikan produknya melalui pameran luring. Dengan demikian, UMKM diharapkan mampu memainkan perannya untuk menggerakkan ekonomi dan menjaga daya beli masyarakat.
“Semangat para pelaku usaha untuk berkarya dan berkreasi perlu difasilitasi dan diberi kemudahan, khususnya untuk dapat memamerkan karya-karyanya. Dengan In Store Promotion, produk-produk UMKM akan semakin dikenal oleh masyarakat atau konsumen dalam negeri,” ujar Frida.
Frida mengatakan, fesyen dan kuliner harus terus didorong agar dapat memenuhi standar kualitas dan tuntutan pasar domestik maupun internasional. Strategi yang perlu dibangun untuk dapat bersaing di pasar, antara lain melakukan pengembangan desain dan inovasi produk. Desain yang berkualitas akan membentuk standar harga yang sesuai, sehingga dapat merebut pasar.
“Kami mengimbau kepada para pelaku UMKM untuk menghasilkan produk yang berkualitas dengan harga yang terjangkau. Sebab, kelangsungan usaha harus terus kita jaga bersama. Inilah yang kita sebut keberlanjutan dalam operasionalisasi usaha,” jelas Frida.
Berdasarkan data dari The State of the Global Islamic Economy Report tahun 2020/2021, pada 2019 nilai konsumsi fesyen muslim di Indonesia tercatat sebesar 16 miliar dolar AS atau terbesar kelima di dunia setelah Iran, Turki, Saudi Arabia, dan Pakistan.
“Nilai konsumsi yang demikian besar merupakan peluang pasar yang perlu diisi oleh produk-produk fesyen dalam negeri. Apalagi, saat ini Indonesia berada di peringkat ketiga sebagai negara yang mengembangkan fesyen muslim terbaik di dunia,” tutur Frida.
Frida mengungkapkan, pemerintah optimis mampu memenangi pasar perdagangan baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Ke depan, Indonesia diharapkan dapat menjadi pusat pengembangan serta kiblat fesyen dan makanan halal dunia.
“Melalui In Store Promotion kali ini, marilah kita menggemakan kembali gerakan nasional Bangga Buatan Indonesia (BBI). Semoga pameran ini dapat mengangkat citra produk UMKM dan memacu pemulihan pertumbuhan ekonomi kita,” pungkas Frida. (ud/ed).