NEWSCOM.ID – Direktur Utama BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti mengatakan Indonesia termasuk sangat cepat mencapai target cakupan kesehatan semesta atau Universal Health Coverage (UHC) dibanding dengan negara anggota International Social Security Association (ISSA) lainnya.
Menurut Ali Gufron, upaya mewujudkan target 98 persen penduduk Indonesia masuk dalam sistem UHC terus dilakukan. Saat ini, menjelang delapan tahun beroperasi, sudah ada 223,9 juta jiwa atau 82 persen dari total penduduk Indonesia yang terlindungi Program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS).
“Pencapaian ini terbilang sangat pesat jika dibandingkan negara-negara lain di dunia yang juga menerapkan sistem jaminan sosial,” ujar Gufron di dalam konferensi virtual di Jakarta, Kamis (06/5/21).
Ia merujuk pada Jerman, Belgia, Austria, Jepang hingga Korea Selatan yang juga menerapkan sistem UHC yang menjamin masyarakat mendapat akses pelayanan kesehatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang berkualitas dan efektif.
Dalam Sidang WHO Executive Board ke-144 tahun 2019 telah disepakati seluruh negara anggota, termasuk Indonesia, harus mencapai target WHO 13th General Program of Work, di antaranya mencakup satu miliar orang mendapatkan manfaat UHC.
Satu miliar orang lebih terlindungi dari kedaruratan kesehatan, dan satu miliar orang menikmati hidup yang lebih baik dan sehat. Negara-negara di Eropa, menurut dia, rata-rata membutuhkan waktu puluhan tahun untuk menjamin penduduknya dalam sistem jaminan sosial.
Bahkan Jerman, negara tertua yang menerapkan mekanisme jaminan kesehatan sosial, memerlukan waktu 127 tahun, itu pun cakupannya tidak 100 persen melainkan sekitar 85 persen total penduduk setempat.
Sedangkan di Asia, Jepang menghabiskan 36 tahun untuk mendaftarkan seluruh warganya ke jaminan sosial. Sementara Korea Selatan membutuhkan waktu 12 tahun untuk menjangkau 92,7 persen populasi penduduknya dengan UHC, ujar Ghufron.
Ia mengatakan pesatnya pertumbuhan peserta JKN-KIS juga harus diiringi dengan peningkatan kualitas layanan dengan memanfaatkan teknologi informasi.
Karenanya, BPJS Kesehatan berupaya menguatkan kualitas layanan di customer journey, salah satunya dengan mengurangi antrean pelayanan melalui pemanfaatan face recognition dan teknologi kecerdasan buatan.
BPJS Kesehatan sedang mempersiapkan sumber daya dan fasilitas yang ada agar implementasi layanan di lapangan dapat berjalan lancar.
Mereka juga akan mempercepat koordinasi rujukan antarfasilitas kesehatan, menjembatani sistem informasi mereka dengan layanan fasilitas kesehatan lain, serta memperkuat upaya edukasi publik mengenai JKN-KIS. (ud/ed).