Webinar INTANI: “Krisis Regenerasi Petani dan Strategi Mencetak Petani Milenial”

0
780
Sumber: https://youtu.be/VH_d5MX_jl8 / Indonesia Review

NEWSCOM.ID, JAKARTA – Perkumpulan Insan Tani dan Nelayan Indonesia (INTANI) Fresh bekerja sama dengan Yesindo Erabaru Sinergi (YES) Indonesia Foundation telah menyelenggarakan Web Seminar (Webinar) Inspirasi Bisnis INTANI Ke-24 pada Rabu (5/5), Pukul 09.00 – 11.00 Waktu Indonesia Barat (WIB).

Seminar daring ini mengangkat tema: Krisis Regenerasi Petani dan Strategi Mencetak Petani Milenial. Acara ini menghadirkan seorang narasumber, yakni Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Pemuda Tani – Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), Dr. (Candidate) Rina Sa’adah, Lc., M.Sc.

Saat ini, Rina Sa’adah, M.Sc., juga menjabat sebagai Komisaris Independen Bank Rakyat Indonesia (BRI) Agro. Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Asisten Staf Khusus (Astafsus) Wakil Presiden (Wapres) Republik Indonesia (RI), Guntur Subagja Mahardika, S.Sos., M.Si., yang juga Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) INTANI.

Webinar ini dipandu oleh Ketua YES Indonesia Foundation, Ir. H. Sigit Iko Sugondo, selaku moderator sekaligus pembawa acara (host). Ia juga menjadi Ketua III Dewan Pimpinan Pusat (DPP) INTANI Bidang Pemberdayaan dan Pengembangan Program.

Seminar daring ini disiarkan secara langsung (live streaming) oleh akun Youtube Indonesia Review di laman https://youtu.be/VH_d5MX_jl8. Acara ini diselenggarakan oleh INTANI Fresh bekerja sama dengan YES Indonesia Foundation, serta akan disiarkan oleh akun Youtube Tani TV.

Kegiatan ini juga didukung oleh berbagai media dalam bentuk pemberitaan, antara lain di Newscom.id (https://newscom.id/), Indonesia News Network (http://inn.co.id/home/), Koran Nasional (http://korannasional.com/) dan Indonesia Daily.Id (http://indonesiadaily.id/).

Secara umum, webinar ini membahas tentang kondisi riil dunia pertanian di Indonesia yang mayoritas petaninya didominasi oleh kelompok Generasi Senior atau Generasi X. Mereka lahir antara tahun 1930 – 1980 Masehi. Sedangkan Generasi Y atau Generasi Milenial, sangat sedikit yang menjadi petani atau pengusaha di bidang pertanian.

Generasi milenial yang lahir antara tahun 1981 – 1996 Masehi cenderung memilih untuk menjadi pegawai negeri atau Aparatur Sipil Negara (ASN), menjadi buruh pabrik dalam berbagai industri, dan menjadi pekerja dalam berbagai sektor jasa atau perdagangan.

Bahkan mayoritas anak-anak muda di desa cenderung memilih bekerja di daerah perkotaan. Mereka menjadi pekerja urban dalam berbagai sektor industri dan jasa yang tumbuh subur di daerah perkotaan seiring pembangunan yang berjalan pesat di kota-kota besar di Indonesia. Kondisi ini tentu sangat memprihatinkan.

Jika hal ini dibiarkan berlarut-larut, maka sektor pertanian dalam arti luas dan berbagai lapangan kerja yang terkait dengan pertanian di Indonesia terancam punah di masa depan. Penyebabnya ialah krisis regenerasi petani di Indonesia. Bahkan alumnus perguruan tinggi dari jurusan pertanian pun enggan menjadi petani.

Karena itu, semua pemangku kepentingan (stakeholders) terkait sektor pertanian di Indonesia harus duduk bersama. Mereka harus mencari solusi jitu untuk memecahkan masalah substantif bangsa Indonesia di bidang pertanian. Tujuannya ialah mewujudkan strategi untuk mencetak petani milenial.

Penulis: Muhammad Ibrahim Hamdani

LEAVE A REPLY