NEWSCOM.ID, RIYADH – Sejumlah negara anggota Liga Arab telah menyatakan sikapnya secara tegas dan keras terhadap serangan udara dan agresi militer Israel ke Yerusalem, Tepi Barat dan Jalur Gaza di Palestina. Serangan ini berlangsung sejak Senin (10/5), di akhir bulan Ramadhan, hingga Kamis (20/5), pasca Idul Fitri 1442 Hijriah.
Seperti dikutip laman https://www.antaranews.com/ dari Reuters, Raja Arab Saudi, Salman bin Abdul Aziz al-Saud, telah mengutuk agresi Israel di Yerusalem dan Jalur Gaza, Palestina, pada Jumat (21/5), dalam percakapan telepon dengan Presiden Palestina, Mahmoud Abbas.
“Kerajaan Arab Saudi mengutuk agresi Israel di Yerusalem dan Jalur Gaza, Palestina. Kerajaan akan terus merangkul semua pihak untuk menekan pemerintah pendudukan Israel. Kerajaan juga menyambut baik deklarasi gencatan senjata di Jalur Gaza,” tutur Raja Salman bin Abdul Aziz al-Saud pada Jumat (21/5).
Informasi ini disiarkan oleh Kantor Berita Saudi Press Agency (SPA), mengutip pernyataan Kementerian Luar Negeri Kerajaan Arab Saudi pada Jumat (21/5).
Kerajaan Arab Saudi pun memberikan apresiasi positif terhadap upaya mediasai oleh Pemerintah Republik Arab Mesir dan pihak-pihak internasional dalam deklarasi gencatan senjata di Jalur Gaza, Palestina, antara Israel dan kelompok Hamas.
“Kerajaan juga akan melanjutkan upaya untuk mencapai sebuah resolusi di Palestina dengan para sekutu,” tegas Raja Salman bin Abul Aziz al Saud.
Upaya Mesir dan internasional untuk melakukan mediasi antara kelompok Hamas dan Pemerintah Israel di Jalur Gaza, Palestina, mulai berlaku pada Jumat (21/5) dini hari.
Pernyataan senada diungkapkan oleh Raja Hasyimiyah Yordania, Abdullah II, pada Ahad (23/5), tentang pentingnya mengubah gencatan senjata di Jalur Gaza, Palestina, menjadi kesepakatan damai yang komprehensif. “Tidak ada alternatif untuk solusi dua negara antara Israel dan Palestina,” tegas Raja Abdullah II.
“Raja Abdullah II menyerukan peningkatan upaya Arab serta internasional untuk mengubah gencatan senjata menjadi kesepakatan damai yang diperluas, guna mendorong solusi politik yang memenuhi hak-hak sah rakyat Palestina,” tulis akun Twitter milik Istana Kerajaan Hasyimiyah Yordania pada Ahad (23/5).
Informasi ini dikutip laman https://www.republika.co.id/ dari Kantor Berita Petra, Yordania. Menurut Raja Abdullah II, Kerajaan Hasyimiyah Yordania menempatkan semua hubungan diplomatik dan kemampuannya untuk meneruskan tujuan rakyat Palestina.
“Tidak ada pilihan lain bagi solusi dua negara untuk mencapai perdamaian yang adil dan komprehensif,” ungkap Raja Abdulah II.
Sebelumnya pada Senin (17/5), Raja Hasyimiyah Yordania, Abdullah II, menegaskan bahwa tindakan provokatif Israel yang berulang kali terhadap Palestina telah menyebabkan kawasan itu menuju ketegangan yang lebih besar.
“Tindakan provokatif Israel yang berulang terhadap Palestina telah menyebabkan eskalasi (peningkatan) yang sedang berlangsung, mendorong kawasan itu menuju lebih banyak ketegangan,” tutur Raja Abdullah II kepada Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Antonio Guterres, dalam percakapan telepon.
Informasi ini tertulis dalam akun Twitter Kerajaan Hasyimiyah Yordania pada Senin (17/5), seperti dikutip laman https://www.antaranews.com/ dari Kantor Berita Reuters.
Menurut Raja Abdullah II, komunitas internasional pun harus memikul tanggung jawab dari tindakan provokatif Israel ini. “Caranya dengan bergerak aktif untuk menghentikan pelanggaran Israel di Yerusalem dan agresi militer di Jalur Gaza, Palestina,” paparnya.
Selain itu, Raja Abdullah II pun selalu mengingatkan Pemerintah Israel agar tidak mengubah status historis (sejarah) dan hukum (internasional) di Yerusalem
Penulis: Muhammad Ibrahim Hamdani