Antara Stafsus Wapres, Produk Halal Indonesia, dan Timur Tengah

0
731
Sumber: Iqbal / Tawaf TV

NEWSCOM.ID, JAKARTA – Staf Khusus (Stafsus) Wakil Presiden (Wapres) Republik Indonesia (RI) Bidang Ekonomi dan Keuangan, Ir. H. Lukmanul Hakim, M.Si., Ph.D., telah menjadi narasumber ke-20 dalam program ‘Khazanah Timur Tengah’ di Tawaf TV.

Saat ini, beliau juga mengemban amanat selaku Ketua Lembaga Wakaf Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat serta pernah pula menjabat sebagai Direktur Lembaga Pengkajian Panga, Obat-Obatan dan Kosmetika (LPPOM) MUI Pusat Periode 2009 – 2020.

Proses taping atau shooting pada episode ke 42 ini berlangsung pada Kamis (17/6) siang di Studio Tawaf TV, Gedung Centennial Tower lantai 22, Jalan Gatot Soebroto Nomor 27, Kavling 24 – 25, RT 2, RW 2, Keluarahan Karet Semanggi, Kecamatan Setiabudi, Kota Administrasi Jakarta Selatan.

Acara ini mengangkat tema: “Indonesia dan Pasar Produk Halal di Timur Tengah,” serta dipandu oleh Muhammad Ibrahim Hamdani, S.I.P., M.Si., selaku pembawa acara (host) dan moderator.

Saat ini, ia juga mengemban amanat selaku Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kemitraan Internasional Pimpinan Pusat (PP) Perhimpunan Remaja Masjid (PRIMA) Dewan Masjid Indonesia (DMI) serta Wakil Sekretaris Pusat Dakwah dan Perbaikan Akhlak Bangsa (PD – PAB) MUI Pusat.

Secara umum, episode ini membahas seputar produk halal dan pasar halal global, khususnya pasar halal di Timur Tengah, serta potensi kekayaan alam dan cita-cita Indonesia sebagai produsen halal berskala global di masa depan. Dalam konteks ini, peran Wapres RI, Prof. Dr. (H.C.) Drs. KH. Ma’ruf Amin, sangat penting dan dominan.

Secara khusus, episode ke-42 ini membahas seputar publikasi data Organization of Islamic Cooperation (OIC) Economic Outlook 2020 yang menempatkan Indonesia sebagai negara eksportir terbesar kelima di antara negara-negara Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) dengan proporsi 9,3 persen.

Sedangkan peringkat pertama hingga keempat negara-negara eksportir terbesar OKI ditempati oleh Kerajaan Arab Saudi dengan proporsi 14,5 persen, Malaysia dengan proporsi 13,3 persen, Uni Emirat Arab dengan proporsi 12,3 persen dan Republik Turki dengan proporsi 10,1 persen.

Berdasarkan data yang sama, Indonesia berada di posisi negara importir terbesar keempat diantara negara-negara OKI pada tahun 2020, dengan proporsi 8,4 persen.

Sedangkan peringkat pertama hingga ketiga negara-negara importir terbesar OKI ditempati oleh Uni Emirat Arab dengan proporsi 12,2 persen, Republik Turki dengan proporsi 12,2 persen, dan Malaysia dengan proporsi 11,8 persen.

Sebagai negara Pancasila sekaligus berpenduduk Muslim terbesar di dunia, ekspor dan impor Indonesia tentu didominasi oleh produk-produk halal, baik dari dalam maupun luar negeri. Kondisi ini menyebabkan potensi Indonesia menjadi sangat besar sebagai produsen halal global nomor satu, bahkan sebagai konsumen halal terbesar di dunia.

Apalagi negara-negara OKI, termasuk Timur Tengah, sangat identik dengan produk-produk bersertifikat halal. Bahkan Indonesia telah memiliki otoritas yang berwenang untuk mengesahkan produk-produk halal, yakni Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH). Dalam prosesnya, BPJPH melibatkan auditor halal seperti LPPOM MUI.

Situasi ini seiring dengan tingkat konsumsi masyarakat Muslim dunia yang mencapai jumlah US$ 2,02 triliun dalam sektor makanan, farmasi, kosmetik, mode, perjalanan dan media, hingga rekreasi halal. Informasi ini dilansir berdasarkan laporan State Global Islamic Economic Report (SGIE) 2020 – 2021.

Bahkan berdasarkan laporan terbaru dari International Monetary Fund (IMF) pada akhir tahun 2020, Indonesia berada di peringkat pertama diantara negara-negara OKI dengan Pendapatan Domestik Bruto atau Gross Domestic Product (GDP) senilai US$ 1.088.768.

Sedangkan sembilan negara OKI lainnya dengan PDB tertinggi pada peringkat kedua hingga ke sepuluh, secara berurutan ialah Kerajaan Arab Saudi dengan total PDB senilai US$ 680.987, Republik Turki dengan total PDB senilai US$ 649.436, dan Republik Islam Iran dengan total PDB senilai US$ 610.662.

Kemudian ada Republik Federal Nigeria dengan total PDB senilai US$ 442.976, Republik Mesir dengan total PDB senilai US$ 361.875, Uni Emirat Arab dengan total PDB senilai US$ 353.899, Republik Rakyat Bangladesh dengan total PDB senilai US$ 348.954, dan Malaysia dengan total PDB senilai US$ 336.330.

Adapun peringkat kesepuluh negara eksportitr terbesar diantara OKI ditempati oleh Republik Islam Pakistan dengan total PDB senilai US$ 276.200.

Selain itu, acara ini akan tayang setiap hari di Tawaf TV pada Senin (28/6) hingga Ahad (4/7), yakni Pukul 07.00 – 07.30 Waktu Indonesia Barat (WIB), Pukul 10.30 – 11.00 WIB, Pukul 17.00 – 17.30 WIb, Pukul 22.30 – 23.00 WIB, dan Pukul 02.30 – 03.00 WIB.

Episode ke-42 ini juga membahas seputar empat strategi pokok pemerintah Indonesia untuk menjadi Eksportir Produk Halal Global yang dicanangkan oleh Wapres RI, Prof. Dr. (H.C.) Drs. KH. Ma’ruf Amin.

Strategi Pertama, yakni mengembangkan riset halal dan meningkatkan substitusi impor. Kedua, yakni membangun kawasan-kawasan halal yang terintegrasi dengan fasilitas logistik halal. Strategi Ketiga ialah membangun Sistem Informasi Halal, termasuk mempercepat proses penyelesaian sertifikasi halal.

Adapun strategi Keempat yakni meningkatkan kontribusi produsen-produsen produk halal, baik skala mikro, menegah maupun besar, untuk mengekspor produk-produk halal ke seluruh dunia (Global Halal Value Chain).

Acara ini diselenggarakan oleh Tawaf TV bekerja sama dengan PP PRIMA DMI, serta didukung oleh sejumlah pihak seperti Pondok Pesantren (Ponpes) Cendekia Amanah dan Dewan Pengurus Masjid Agung Sunda Kelapa (MASK) dalam bentuk pemberian apresiasi berupa buku-buku ilmiah.

Selaku moderator, saya menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada para pihak yang telah mendukung terlaksananya acara ini, khususnya kepada Ketua Umum PP PRIMA DMI, Ahmad Arafat Aminullah, S.T., Pemimpin Redaksi (Pemred) Tawaf TV, H. Buyung Wijayakusuma, dan para pengurus PP DMI.

Penulis: Muhammad Ibrahim Hamdani, S.I.P., M.Si.

Alumnus Program Studi (Prodi) Pascasarjana Kajian Timur Tengah dan Islam (KTTI) – Sekolah Kajian Stratejik dan Galobal (SKSG) Universitas Indonesia (UI).

Host Program Khazanah Timur Tengah di Tawaf TV.

Wakil Sekretaris Pusat Dakwah dan Perbaikan Akhlak Bangsa MUI Pusat.

Bendahara / Peneliti Center for Strategic Policy Studies (CSPS) – SKSG UI

Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kemitraan Internasional PP PRIMA DMI.

Direktur Jaringan Strategis dan Kerja Sama Inisiatif Moderasi Indonesia (InMind) Institut.

Redaktur NEWSCOM.ID.

LEAVE A REPLY