Konflik Palestina – Israel dan Kekerasan Terhadap Perempuan, Anak-Anak, Lansia

0
718
Sumber: Tawaf TV / Muhammad Ibrahim Hamdani

NEWSCOM.ID, JAKARTA – Ketua Pimpinan Pusat (PP) Dewan Masjid Indonesia (DMI), Dr. Hj. Maria Ulfah Anshor, M.Si., telah menjadi narasumber ke-19 dalam program ‘Khazanah Timur Tengah’ di Tawaf TV untuk dua episode, yakni episode ke-39 dan 40.

Saat ini, beliau juga mengemban amanat selaku Komisioner Komisi Nasional (Komas) Anti Kekerasan Terhadap Perempuan. Adapun tema yang dibahas dalam episode ke 39 ialah: “Kekerasan Terhadap Perempuan, Anak-Anak, dan Lanjut Usia (Lansia) dalam Konflik Palestina – Israel”.

Proses taping atau shooting untuk episode ini terselenggara pada Kamis (3/6) siang di Studio Tawaf TV, Gedung Centennial Tower lantai 22, Jalan Gatot Soebroto Nomor 27, Kavling 24 – 25, RT 2, RW 2, Kelurahan Karet Semanggi, Kecamatan Setiabudi, Kota Administrasi Jakarta Selatan, Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota (DKI) Jakarta.

Episode ke-39 ini telah tayang di Tawaf TV pada Senin (14/6) hingga Ahad (20/6), setiap hari, pada Pukul 07.00 – 07.30 Waktu Indonesia Barat (WIB), Pukul 10.30 – 11.00 WIB, Pukul 17.00 – 17.30 WIb, Pukul 22.30 – 23.00 WIB, dan Pukul 02.30 – 03.00 WIB.

Acara ini dipandu oleh Muhammad Ibrahim Hamdani, S.I.P., M.Si., selaku pembawa acara (host) dan moderator. Saat ini, ia mengemban amanat selaku Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kemitraan Internasional Pimpinan Pusat (PP) Perhimpunan Remaja Masjid (PRIMA) Dewan Masjid Indonesia (DMI).

Saat ini, ia juga mengemban amanat selaku Wakil Sekretaris Pusat Dakwah dan Perbaikan Akhlak Bangsa (PD – PAB) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat serta menjadi Bendahara di Center for Strategic Policy Studies (CSPS) – Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG) Universitas Indonesia (UI).

Secara umum, episode ini membahas tentang agresi dan invasi militer Israel ke wilayah Palestina di Yerusalem, Tepi Barat, dan Jalur Gaza yang telah berlangsung selama 11 hari sejak Senin, 10 Mei 2021, hingga Jumat, 21 Mei 2021.

Acara ini juga membahas kebijakan apartheid pemerintah Israel yang telah melakukan kejahatan perang, kejahatan kemanusiaan, pelanggaran hukum internasional, pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) berat, dan genosida serta pembersihan etnis (ethnic cleansing) terhadap warga Palestina.

Secara khusus, episode ke-39 ini membahas tentang perempuan, anak-anak dan warga lanjut usia yang menjadi korban mayoritas paling menderita, secara fisik dan psikis (mental), akibat agresi militer Israel ke wilayah Palestina.

Bahkan menurut laporan koran The New York Times pada Jumat (28/5), terdapat sebanyak 67 anak-anak berusia di bawah 18 tahun di Jalur Gaza dan 2 anak-anak di Israel yang terbunuh dalam konflik Palestina-Israel selama bulan Mei 2021.

Padahal, Para korban tewas hanyalah anak-anak tidak berdosa yang bercita-cita menjadi dokter, artis (seniman), dan pemimpin. Mereka juga akan menjadi generasi penerus di negaranya masing-masing.

Apalagi halaman depan (cover) koran The New York Times, selaku salah satu media besar di Amerika Serikat (AS), telah memuat foto-foto wajah dari 65 anak yang tewas itu. Mereka hampir seluruhnya anak-anak Palestina.

Di satu sisi, pemberitaan oleh koran The New York Times ini menggambarkan iklim kebebasan pers yang sangat dilindungi oleh negeri Paman Sam, Amerika Serikat (AS). Secara resmi, kebijakan pemerintah AS ialah mengakui kedaulatan Israel dan memberikan proteksi seutuhnya terhadap keamanan dalam negeri Israel.

Namun media (pers) di AS tetap memiliki kebebasan penuh untuk menentukan kebijakan redaksi, termasuk mengangkat isu kekerasan ekstrim dan pelanggaran HAM Berat oleh pemerintah Israel terhadap anak-anak Palestina.

Di sisi lain, kebijakan media The New York Times yang secara vulgar menampilkan foto dari 65 anak-anak yang tewas akibat invasi dan agresi militer Israel ke Palestina ini juga mendapat sejumlah kritik, termasuk dari narasumber.

Menurut Dr. Hj. Maria Ulfah Anshor, M.Si., koran The New York Times tidak memberikan perlindungan yang memadai terhadap hak privasi anak-anak yang menjadi korban tewas dalam agresi militer Israel ke Palestina. Termasuk kepada Keluarga korban yang masih hidup.

“Seharusnya, foto-foto korban di buat blur agar privasi anak-anak yang menjadi korban tewas terlindungi, termasuk keluarga mereka. Media tidak boleh mengekspose secara vulgar foto-foto korban kepada publik di AS, apalagi di halaman depan (cover) koran,” tutur Maria Ulfah.

Kalau di Indonesia, lanjutnya, peristiwa ini telah melanggar hukum dan prinsip-prinsip hak perlindungan anak. Bahkan media tersebut bisa diadukan ke Dewan Pers untuk mendapatkan sanksi.

Selain itu, menurut keterangan pers dari Menteri Kesehatan Palestina, dr. Mai Alkaila, pada Ahad (23/5), terdapat sedikitnya 277 warga Palestina yang tewas, termasuk 70 anak-anak dan 40 perempuan, akibat agresi militer Israel ke Tepi barat, Yerusalem dan Jalur Gaza. Bahkan 8.500 warga lainnya mengalami luka-luka akibat perang itu.

Laporan senada dinyatakan oleh faksi HAMAS di Jalur Gaza bahwa terdapat sekitar 120.000 warga yang mengungsi akibat agresi militer Israel ke Jalur Gaza, Palestina. Sebaliknya, Pemerintah Israel menyatakan bahwa terdapat 12 warga Israel yang tewas akibat serangan rudal dari Faksi Hamas ke Israel.

Informasi ini dilansir laman https://www.kompas.com/global/ dari Kantor Berita Associated Press (AP) pada Rabu (26/5).

Episode ke 39 ini juga membahas peran dan reaksi lembaga-lembaga di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa-Bangsa (PBB) atau United Nations terhadap agresi militer Israel ke Paletina, khususnya pasca tercapainya kesepakatan gencatan senjata pada Jumat (21/5) dini hari, Pukul 02.00 waktu Palestina.

Lembaga-lembaga tersebut yakni The United Nations Relief and Works Agency for Palestine Refugees in the Near East (UNRWA) atau Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat, dan World Health Organization (WHO) atau Organisasi Kesehatan Dunia.

Kedua lembaga di bawah PBB ini paling terkait dengan urusan kesehatan dan keselamatan pengungsi warga Palestina di Jalur Gaza. Mereka menjadi korban dari invasi dan agresi militer Israel ke Palestina, khususnya kelompok perempuan, anak-anak, dan warga lansia sebagai mayoritas korban yang paling menderita.

Bahkan Komisaris Jenderal UNRWA, Philippe Lazzarini, mengutuk keras setiap serangan terhadap warga sipil dan properti sipil yang melanggar hukum internasional, baik di Palestina maupun Israel.

Banyak orang tewas atau terluka parah akibat dampak bom. Di antara lebih dari 60 anak yang tewas, setidaknya 19 anak bersekolah di sekolah UNRWA. Ini seharusnya tidak terjadi,” tutur Philippe Lazzarini pada Sabtu (29/5), seperti dilansir dari laman https://www.aa.com.tr/ atau Anadolu Agency (AA).

Acara ini diselenggarakan oleh Tawaf TV bekerja sama dengan PP PRIMA DMI, serta didukung sejumlah pihak seperti Pimpinan Wilayah (PW) DMI Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota (DKI) Jakarta, yang telah memberikan cinderamata kepada narasumber. Khususnya terima kasih kepada Ketua PW DMI Provinsi DKI Jakarta, Drs. KH. Makmun Al-Ayyubi.

Terima kasih saya ucapkan kepada Pondok Pesantren (Ponpes) Cendekia Amanah, khususnya kepada Pengasuh Ponpes Cendekia Amanah, KH. Muhammad Cholil Nafis, Lc., M.A., Ph.D., serta kepada Dewan Pengurus Masjid Agung Sunda Kelapa (MASK) yang telah memberikan apresiasi berupa buku-buku ilmiah kepada narasumber.

Selaku moderator, saya menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada para pihak yang telah mendukung terlaksananya acara ini, khususnya kepada Ketua Umum PP PRIMA DMI, Ahmad Arafat Aminullah, S.T., Pemimpin Redaksi (Pemred) Tawaf TV, H. Buyung Wijayakusuma, dan para pengurus PP DMI.

Penulis: Muhammad Ibrahim Hamdani, S.I.P., M.Si.

Alumnus Program Studi (Prodi) Pascasarjana Kajian Timur Tengah dan Islam (KTTI) – Sekolah Kajian Stratejik dan Galobal (SKSG) Universitas Indonesia (UI).

Host Program Khazanah Timur Tengah di Tawaf TV.

Bendahara / Peneliti Center for Strategic Policy Studies (CSPS) – SKSG UI

Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kemitraan Internasional PP PRIMA DMI.

Direktur Jaringan Strategis dan Kerja Sama Inisiatif Moderasi Indonesia (InMind) Institut.

Redaktur NEWSCOM.ID.

LEAVE A REPLY