NEWSCOM.ID, CILACAP – Pembangunan ekonomi tidak boleh hanya menjadi slogan dalam setiap siklus pemerintahan di Indonesia. Jadi harus ada gerakan nyata yang hadir di masyarakat. Misalnya budi daya udang vaname di wilayah pesisir Kabupaten Cilacap.
Seperti dikutip dari laman https://investor.id/, Ketua Pelaksana dan Pendamping Budi Daya Udang Vaname Kabupaten Cilacap, Gilang Sakti Perdana, menyatakan hal itu pada Jumat (17/9).
Tepatnya saat ia menjadi narasumber dalam seminar bertajuk: Penguatan Ekonomi Kerakyatan Di Tengah Pandemi Coronavirus Desease 2019 : Budi Daya Tambak Udang Vaname.
“Pembangunan ekonomi jangan hanya menjadi slogan di setiap siklus pemerintahan. Harus ada gerakan nyata yang hadir di masyarakat. Seperti hal-nya di pesisir Cilacap ini, udang vaname menjadi komoditas yang menjanjikan. Namun suplai udang vaname masih jauh dari permintaan pasar,” ungkap Gilang Sakti Perdana.
Pernyataan senada diungkapkan oleh Administratur Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Banyumas Barat, Toni Kuspuja, tentang dukungan Perum Perhutani untuk meningkatkan ekonomi kerkyatan di Kabupaten Cilacap.
“Budi daya tambak udang vaname ini dikelola oleh kelompok masyarakat di atas lahan Perusahaan Umum (Perum) Perhutani, sebagian dari total lahan Perum Perhutani di Kabupaten Cilacap,” tutur Toni Kuspuja pada Jumat (17/9).
Perhutani, lanjutnya, berkomitmen untuk mendukung peningkatan ekonomi kerakyatan melalui naskah-naskah kesepakatan pengelolaan lahan Perhutani. “Tujuannya untuk mewujudkan peningkatan ekonomi masyarakat pesisir,” ujar Toni Kuspuja. Ia juga menjadi narasumber dalam seminar ini.
Seminar itu diselenggarakan oleh Arus Baru Indonesia (ARBI) bekerja sama dengan PT. KPI (Persero) Unit Cilacap, dan Koperasi Produsen Sakyeg Saeko Proyo. Acara ini juga didukung oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cilacap, Perusahaan Umum (Perum) Perhutani, dan lembaga lainnya.
Seminar ini berlangsung di Balai Desa Babakan, Kecamatan Kawunganten, Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah (Jateng).
Selain itu, seperti dikutip dari laman https://www.republika.co.id/, Gilang Sakti Perdana pun bersyukur dengan hadirnya PT. Pertamina (Persero) dalam program budi daya udang vaname. “PT. Pertamina (Persero) menjadi bagian dari solusi permasalahan modal dalam program pengembangan budi daya udang vaname ini,” ujarnya.
“Petani dan sumber daya manusia sudah ada, peralatan juga sudah legkap, tapi modal yang tidak ada. Tentu kami berterimakasih atas kepedulian Pertamina dalam hal ini,” ucap Gilang Sakti Perdana.
Menurutnya, sebagai program percontohan dengan bantuan dari PT. Pertamina (Persero). pihaknya telah membuka tambak baru budi daya udang vaname seluas 1 hektare dengan empat kolam.
“1 Hektare lahan lainnya dibuat oleh swadaya masyarakat bersama Arus Baru Indonesia (ARBI) yang dipimpin Bapak Ir. H. Lukmanul Hakim, M.Si., Ph.D.,” ujar Gilang Sakti Perdana pada Jumat (17/9).
Di wilayah ini (Cilacap), paparnya, ada potensi tambak udang vaname seluas 300 hektar lebih. Dari potensi itu, dan baru 10 hingga 20 persen diantaranya yang dijadikan tambak.
“Ke depan, tambak udang vaname masih sangat potensial untuk dikembangkan, mengingat vaname ini merupakan komoditas ekspor,” ucap Gilang Sakti Perdana.
Editor: Muhammad Ibrahim Hamdani