NEWSCOM.ID, SUKABUMI – Burung Puyuh merupakan hewan endemik lokal Indonesia dan usaha peternakan burung puyuh berpotensi besar untuk membantgu mengatasi kemiskinan di Indonesia akibat pandemi Coronavirus Desease 2019 (COVID-19).
Chief Executive Officer (CEO) Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swasembada (P4S) Peternakan Puyuh Sukabumi, Dr. H. Slamet Wuryadi, S.P., M.P., menyatakan hal itu pada Rabu (6/10), saat menjadi narasumber dalam Talkshow Pertanian dan Generasi Milenial. Acara ini berlangsung pada Pukul 09.00 – 11.00 Waktu Indonesia Barat (WIB).
“Pasar daging burung puyuh dan telur puyuh cukup besar di Indonesia, sedangkan jumlah ternak puyuh di Indonesia baru mencapai sekitar 15 juta ekor. Kebutuhan pasar belum dapat dipasok seluruhnya,” ungkap pemilik (owner) Slamet Quail Farm yang penah menjadi Duta Petani Milenial Kementerian Pertanian (Kementan) Republik Indonesia (RI) itu.
Apalagi ternak burung puyuh ini, ujarnya, sudah mulai memasuki pasar ekspor, seperti ke Timor Leste. “Alhamdulillah, telur puyuh, daging puyuh, dan produk-produk turunan dari ternak puyuh akan diekspor ke Timor Leste,” jelas salah satu pengurus DPP INTANI itu.
Acara daring ini diselenggarakan oleh Kementan Republik Indoensia (RI), Bank Indonesia (BI), serta Perkumpulan Insan Tani dan Nelayan Indoensia (INTANI).
Talkshow (Bincang-Bincng) daring ini merupakan kegiatan jelang terlaksananya Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2021 pada Senin (25/10), tepatnya dalam Agriweek Road to ISEF 2021.
Acara ini menghadirkan sejumlah narasumber, antara lain Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) INTANI, Guntur Subagja Mahardika, S.Sos., M.Si., yang juga Asisten Staf Khusus Wakil Presiden (Wapres) Republik Indonesia (RI) Bidang Ekonomi dan Keuangan.
Narasumber lainnya ialah CEO Mitra Mikro Social Investment Media, Arief Rizky. Adapun moderator dalam kegiatan melalui Zoom Cloud Meeting ini ialah salah satu pengurus DPP INTANI, Aden Budi, M.E.
Penulis: Muhammad Ibrahim Hamdani