Menuju Pusat Industri Halal Dunia 2024, Indonesia Memerlukan ‘Quick-Wins’

0
627
Sumber: https://youtu.be/bFHgNrXvy6U atau GETI TV / Muhammad Ibrahim Hamdani

NEWSCOM.ID, JAKARTA – Wakil Presiden (Wapres) Republik Indonesia (RI), Prof. Dr. (H.C.) Drs. KH. Ma’ruf Amin, meminta jajaran pemerintah untuk melakukan langkah-langkah quick-wins (cepat dan tepat) guna mempercepat terwujudnya Indonesia sebagai pusat industri halal dunia pada 2024.

Staf Khusus (Stafsus) Wakil Presiden (Wapres) Republik Indonesia (RI) Bidang Ekonomi dan Keuangan, Ir. H. Lukmanul Hakim, M.Si., Ph.D., menyatakan hal itu pada Kamis (25/11) siang. Tepatnya saat beliau memberikan kata sambutan dan membuka acara Seminar Web (Webinar) Focus Group Discussion (FGD) Seri 5.

Seminar daring dan luring atau hybrid ini mengangkat tema: “Optimalisasi Logistik Bagi Produk Halal Ekspor” dan diselenggarakan oleh Sekretariat Kabinet (Seskab) RI – Stafsus Wapres RI Bidang Ekonomi dan Keuangan bekerja sama dengan Global Halal Hub serta didukung oleh Asosiasi Platform Digital Ekspor Indonesia (APDEI).

Acara ini disiarkan secara langsung atau live streaming oleh akun Youtube GETI TV di laman https://youtu.be/bFHgNrXvy6U dengan durasi 2 jam 58 menit 38 detik.

“Bapak Wapres mendapatkan refocusing (perubahan fokus) tugas untuk mewujudkan arahan Presiden RI, Ir. H. Joko Widodo, salah satunya adalah pengembangan industri halal. Terkait hal ini Wapres meminta adanya langkah-langkah quick-wins untuk mempercepat perwujudan Indonesia sebagai pusat industri halal dunia pada 2024,” ujarnya.

Menurutnya, industri halal dapat menjadi nilai tambah ekonomi nasional karena Indonesia memiliki potensi yang sangat besar di sektor makanan halal (halal food), keuangan syariah (Islamic finance), modest fashion (tren fesyen), pariwisata ramah Muslim, farmasi dan kosmetika, serta media dan rekreasi.

“Misalnya, peringkat Indonesia dalam The State of Global Islamic Economic Index 2020 / 2021 berada di peringkat keempat dunia. Namun perlu dicermati, saat ini Indonesia baru menjadi negara konsumen terbesar di dunia, bukan sebagai negara produsen produk halal terbesar di dunia,” papar Ketua Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat itu.

Ketua Umum Dewan Pimpinan pusat (DPP) Al-Ittihadiyah itu pun menjelaskan pandangan negara-negara maju yang berpenduduk minoritas Muslim terhadap produk halal. “Mereka menangkap industri halal sebagai peluang pasar yang besar di dunia, padahal penduduk Muslimnya sedikit,” ungkapnya.

“Negara produsen dan eksportir makanan halal terbesar di duna saat ini adalah Brazil, India, Amerika Serikat, Rusia dan China. Sedangkan Indonesia adalah negara konsumen makanan halal terbesar di dunia. Data ini saya kutip dari hasil kajian Dinar Standard yang berbasis di Dubai,” jelas Ketua Umum Arus Baru Indonesia (ARBI) itu.

Bahkan negara-negara lain, lanjutnya, telah memiliki Pelabuhan Halal (Halal Port) seperti Malaysia, Belanda, Brazil dan negara lainnya.

Diskusi Kelompok Terpumpun atau FGD Seri Kelima ini diikuti oleh para pemangku kepentingan di sektor logistik, antara lain Pelaksana Tugas (Plt.) Direktur Jenderal (Dirjen) Perhubungan Laut (Hubla) – Kementerian Perhubungan (Kemenhub) RI, Ir. Arif Toha Tjahjagama, D.E.A.

Narasumber lainnya dalam webinar ini ialah Direktur Utama (Dirut) PT. Garuda Indonesia Tbk, Ir. Irfan Setiaputra, Dirut PT. Djakarta Lloyd (Persero), Suyoto, M.M., M.Mar., Dirut PT. Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II, Ir. Arif Suhartono, dan Deputi Direktur Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah (DEKS) Bank Indonesia, Diana Yumanita, S.E., M.S.E.

Narasumber lainnya ialah Direktur Bisnis Kurir dan Logistik PT. Pos Indonesia (Persero), Ir. Siti Choiriana, M.M.T.

Acara ini dipandu oleh Asisten Staf Khusus (Astafsus) Wakil Presiden (Wapres) Republik Indonesia (RI) Bidang EKonomi dan Keuangan, Guntur Subagja Mahardika, S.Sos., M.Si., selaku moderator. Saat ini, ia juga mengemban amanat selaku Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusta (DPP) Perkumpulan Insan Tani dan Nelayan Indonesia (INTANI).

LEAVE A REPLY