NEWSCOM.ID, JAKARTA – Ketua Pimpinan Pusat (PP) Dewan Masjid Indonesia (DMI), Prof. Dr. dr. Fachmi Idris, M.Kes., telah menjadi narasumber dalam program Khazanah Timur Tengah di Tawaf TV untuk dua episode. Proses taping atau pengambilan gambar dan video untuk acara ini berlangsung pada Rabu (5/1) siang.
Guru Besar Bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Ilmu Kedokteran Komunitas, Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Sriwijaya (Unsri) itu menjadi narasumber untuk tema: “Dunia Islam Abad Ke 21: Pandemi dan Vaksin Coronavirus Desease 2019 (Covid-19)” pada episode pertama.
Sedangkan pada episode kedua dalam program Khazanah Timur Tengah, Direktur Utama Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan periode 2014-2015 dan 2016-2021 itu membahas tema: “Dunia Islam Abad Ke 21: Universal Health Coverage / Cakupan Kesehatan Semesta”.
Episode pertama dan kedua ini pun menjadi tonggak sejarah baru dalam program Khazanah Timur Tengah di Tawaf TV. Penyebabnya, proses taping dalam dua episode ini berlangsung untuk pertama kalinya di Gedung DMI Pusat, Jalan Matraman Raya Nomor 48, RT 03, RW 03, Kelurahan Palmeriam, Kecamatan Matraman, Kota Jakarta Timur.
Episode pertama dengan narasumber Ketua Bidang Kesehatan Pengurus Pusat (PP) Palang Merah Indonesia (PMI) itu telah tayang di Tawaf TV pada Senin (24/1) hingga Ahad (30/1), setiap hari, pada Pukul 10.30, 17.00, dan 22.30 WIB.
Tawaf TV dapat disaksikan secara langsung atau live streaming oleh para pemirsa melalui laman https://tawaf.tv/watch-live/live, melalui Usee TV di channel 858, MNC Vision dan Indovision di channel 105, Nin Media di channel 72, dan Galaxy.id.
Acara ini dipandu oleh Ketua Departemen Hubungan Luar Negeri dan Kemitraan Internasional PP Perhimpunan Remaja Masjid (PRIMA) DMI, Muhammad Ibrahim Hamdani, selaku host atau pembawa acara.
Saat ini, ia juga mengemban amanat selaku Wakil Sekretaris Pusat Dakwah dan Perbaikan Akhlak Bangsa (PD-PAB) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat.
Dalam episode pertama ini, Prof. Dr. dr. Fachmi IDris, M.Kes., menegaskan bahwa virus Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS)-Coronavirus-2 (CoV-2) tidak membedakan Dunia Islam dan bukan Dunia Islam.
“Virus SARS-CoV-2 tidak membedakan Dunia Islam dan bukan Dunia Islam. Hal yang pasti, dalam prinsip public health atau kesehatan publik, pencegahan menjadi sangat penting dalam relevansinya dengan Dunia Islam,” tutur Ketua Umum Pengurus Besar (PB) Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Periode 2006-2009 itu.
Terkait pencegahan virus SARS-CoV-2, lanjutnya, umat Islam harus mengikuti sabda Nabi Muhammad Shallallahu A’laihi Wassalam (SAW), yakni pada hadits berikut ini.
“Jika kalian mendengar tentang wabah-wabah di suatu negeri, maka janganlah kalian memasukinya. Tetapi jika terjadi wabah di suatu tempat kalian berada, maka janganlah kalian meninggalkan tempat itu. Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim,” jelasnya.
Intinya, ungkap Prof. Dr. dr. Fachmi Idris, M.Kes., prinsip mencegah tertularnya penyakit akibat virus SARS-CoV-2 menjadi penting melalui kesadaran bersama untuk mematuhi aturan yang dikeluarkan oleh pemerintah.
“Dalam kedudukan kita sebagai manusia di muka bumi ini, dengan segala perbedaan atau diversity yang ada, tanpa melihat agama dan perbedaan manusia lainnya, prinsip mencegah tertularnya penyakit akibat virus SARS-CoV-2 menjadi penting,” paparnya.
Prof. Dr. dr. Fachmi Idris, M.Kes., pun menggarisbawahi pentingnya masyarakat untuk tetap menjaga protokol kesehatan (prokes) di masa pandemi Covid-19. Misalnya prokes seperti mencuci tangan, menghindari kerumunan, mengurangi mobilitas, menggunakan masker, vaksinasi, dan karantina mandiri bagi warga yang terpapar virus SARS-CoV-2 skala ringan.
“Prokes menjadi bagian dari apa yang menjadi prinsip umum dalam mencegah penyebaran wabah Covid-19. Jadi kita harus tetap semangat dan terus mematuhi prokes di masa pandemi Covid-19,” imbaunya.
Penulis: Muhammad Ibrahim Hamdani