Pandemi Covid-19, Ketidakadilan Distribusi Vaksin Global, dan Skema COVAX

0
627
Sumber: Tawaf TV / Muhammad Ibrahim Hamdani

NEWSCOM.ID, JAKARTA – Isu-isu seputar Ketidakadilan global dalam distribusi vaksin Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS)-Coronavirus (CoV)-2 menjadi masalah serius yang dihadapi oleh Dunia Islam pada abad Ke-21, termasuk Indonesia.

Kondisi distribusi vaksin yang tidak merata di dunia menjadi salah satu sub tema yang dibahas oleh Ketua Pimpinan Pusat (PP) Dewan Masjid Indonesia (DMI), Prof. Dr. dr. Fachmi Idris, M.Kes. Tepatnya saat beliau menjadi narasumber dalam program Khazanah Timur Tengah di Tawaf TV pada Rabu (5/1) siang.

Tema yang diangkat dalam episode ini ialah “Dunia Islam Abad Ke 21: Pandemi dan Vaksin Coronavirus Desease 2019 (Covid-19)” serta telah disiarkan di Tawaf TV sejak Senin (24/1) hingga Ahad (30/1), setiap hari, pada Pukul 10.30, 17.00, dan 22.30 WIB.

Tawaf TV dapat disaksikan secara langsung atau live streaming oleh para pemirsa melalui laman https://tawaf.tv/watch-live/live, melalui Usee TV di channel 858, MNC Vision dan Indovision di channel 105, Nin Media di channel 72, dan Galaxy.id.

“Sejumlah permasalahan tejadi dalam distribusi vaksin Covid-19, antara lain jumlah produksi vaksin yang sangat terbatas dan tidak sebanding dengan jumlah permintaan vaksin Covid-19 dari berbagai negara di dunia,” tutur Prof. Dr. dr. Facmi Idris, M.Kes.

Kondisi ini, lanjutnya, berdampak pada persaingan antar negara untuk memperoleh vaksin Covid-19 di tengah keterbatasan jumlah vaksin yang tersedia. Meskipun memiliki jumlah uang yang cukup, belum tentu suatu negara dapat memiliki vaksin Covid-19 dari negara produsen vaksin.

“Karena itu, World Health Organization (WHO) telah membuat skema COVID-19 Vaccines Global Access atau (COVAX) sebagai inisiatif global yang bertujuan untuk mewujudkan akses setara terhadap vaksin-vaksin COVID-19,” papar Ketua Bidang Kesehatan Pengurus Pusat (PP) Palang Merah Indonesia (PMI) itu.

Direktur Utama Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan periode 2014-2015 dan 2016-2021 itu pun menceritakan pengalamannya saat terlibat aktif dalam upaya pemerintah Republik Indonesia (RI) memperoleh vaksin Covid-19 sejak awal pandemi.

“Pemerintah kita harus berpacu dengan waktu saat berupaya memperoleh vaksin Covid-19, apalagi persediaannya terbatas, punya uang juga belum tentu bisa mendapatkan vaksin karena harus bersaing dengan negara lain. Pemerintah juga mengupayakan berbagai cara untuk memperoleh vaksin dari negara produsen,” jelasnya.

Berdasarkan Data COVID-19 Global yang dihimpun kolektif oleh Center for Systems Science and Engineering (CSSE) – Johns Hopkins University (JHU), Our World in Data dan The New York Times hingga Rabu, 22 Desember 2021, terdapat 8.806.100.479 dosis vaksin yang telah diberikan kepada warga dunia.

Sedangkan jumlah penduduk global yang telah divaksin secara tuntas mencapai 3.766.763.086 jiwa. Terkait hal ini, hingga Sabtu, 1 Januari 2022, tercatat dua negara berpenduduk Mayoritas Muslim yang berada di posisi 10 negara terbanyak dengan total dosis vaksin yang telah diberikan, yakni Indonesia dan Republik Islam Pakistan.

Indonesia berada di posisi kelima dengan total vaksin yang diberikan mencapai 280.004.249 dosis dan jumlah penduduk yang telah divaksinasi secara tuntas mencapai 114.103.362 jiwa.

Sedangkan Republik Islam Pakistan berada di posisi ketujuh dengan total dosis vaksin yang diberikan mencapai 156.623.021 dosis dan jumlah penduduk yang telah divaksinasi secara tuntas mencapai 70.576.467 jiwa.

Ketua Umum Pengurus Besar (PB) Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Periode 2006-2009 itu pun mengonfirmasi hal ini. Ia juga mengapresiasi positif capaian Indonesia dalam program nasional vaksinasi Covid-19 yang telah berjalan dengan baik.

Guru Besar Bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Ilmu Kedokteran Komunitas, Fakultas Kedokteran (FK) – Universitas Sriwijaya (Unsri) itu juga mengingatkan agar masyarakat Indonesia senantiasa menjaga protokol kesehatan di masa pandemi Covid-19 seperti mencuci tangan dengan sabun, memakai masker, dan menghindari kerumunan.

Acara ini dipandu oleh Ketua Departemen Hubungan Luar Negeri dan Kemitraan Internasional PP Perhimpunan Remaja Masjid (PRIMA) DMI, Muhammad Ibrahim Hamdani, selaku host atau pembawa acara. Ia juga menjadi bendahara di Center for Strategic Policy Studies (CSPS) Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG) Universitas Indonesia (UI).

Saat ini, Muhammad Ibrahim Hamdani juga mengemban amanat selaku Wakil Sekretaris Pusat Dakwah dan Perbaikan Akhlak Bangsa (PD-PAB) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat. Ia juga mengemban amanat sebagai Direktur Jaringan Strategis dan Kerja Sama Inisiatif Moderasi Indonesia (InMind) Institute.

Penulis: Muhammad Ibrahim Hamdani

LEAVE A REPLY