NEWSCOM.ID, MEDAN – Wakil Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Budi Arie Setiadi menyebutkan bahwa Indonesia emas 2045 bisa terwujud dengan sistem kolaborasi.
Setiap stakeholder dalam hal ini adalah Kemendes PDTT dengan Institut Pertanian Bogor (IPB) sebagai instansi akademik diyakini mampu meningkatkan status desa tertinggal dan sangat tertinggal menjadi maju dan mandiri sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing sebagai upaya mewujudkan Indonesia emas 2045.
Menyelesaikan masalah di desa menjadi kunci utama untuk mencapai tujuan tersebut. Hal ini juga mampu meningkatkan posisi Indonesia menjadi negara maju.
“Masa depan Indonesia ada di desa. Membangun desa berarti membangun Indonesia. Disitulah peran teman teman IPB untuk membantu dalam berinovasi. Sesuatu tanpa inovasi mustahil. Inovasi adalah energi kemajuan untuk bangsa dan negara,” tegas Wamendes Budi Arie dalam Pelantikan Dewan Pengurus Daerah Himpunan Alumni Institut Pertanian Bogor Sumatera Utara (DPD HA IPB Sumut Periode 2022-2026 di Medan, Sabtu (25/6/2022).
“Karena Indonesia punya mimpi 2045 menjadi negara maju. Kita akan keluar dari middle income trap dengan bonus demografi dan kekuatan yang kita miliki. Kita harus optimis bangsa dan negara ini bisa maju jika diurus dengan penuh semangat,” tambahnya.
Saat ini Indonesia dan semua negara di dunia sedang dihadapkan pada krisis energi dan ketahanan pangan. Indonesia telah berkomitmen untuk berkontribusi dalam menyelesaikan krisis ketahanan pangan dan energi sebagaimana arahan Presiden Joko Widodo.
Dalam hal ini Kemendes PDTT bersama pihak terkait termasuk IPB merasa perlu mengambil langkah strategis salah satunya dengan saling berkolaborasi.
“Kita tahu bahwa dunia sedang mengalami dua krisis yaitu krisis energi dan food security. Ketahanan pangan ini menjadi tantangan kita di masa sekarang dan akan datang. Seluruh dunia akan memakai dua komoditas ini food dan energi dengan posisi dan geopolitik masing-masing,” ujar Wamendes Budi Arie.
“Kolaborasi dengan teman-teman IPB kita konkritkan dalam berbagai hal terutama membantu desa di Indonesia dari status tertinggal dan sangat tertinggal. Tidak mungkin Indonesia maju jika masih ada desa tertinggal dan sangat tertinggal,” tambahnya.
Hal senada juga disampaikan Rektor IPB Arif Satria untuk menjadikan kolaborasi sebagai kunci dalam menjawab tantangan yang terjadi. Dalam sambutannya, ia memaparkan permasalahan dan solusi baik terkait energi maupun ketahanan pangan.
“Kolaborasi menjadi keniscayaan bagi kita. Karya kita di lapangan semoga menjadi inspirasi. Masa depan tidak bisa kita prediksi tapi kita bisa berusaha sebaik mungkin dan harus terus berinovasi,” tuturnya.
Hadir pula dalam acara pelantikan tersebut Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi, Ketua DPP HA IPB Walneg S. Jas, dan Ketua DPD HA IPB Provinsi Sumatera Utara Imam Budiharjo.* (na-sumber: Kemendes PDTT)