NEWSCOM.ID, JAKARTA – Sejak awal, para pendiri dan penggagas Perhimpunan Remaja Masjid (PRIMA) Dewan Masjid Indonesia (DMI) memiliki cita-cita dan tujuan mulia untuk berkontribusi aktif dalam menyinergikan segenap sumber daya dan potensi umat Islam di Indonesia, khususnya di segmen umur remaja, pelajar dan pemuda serta mahasiswa. Dalam konteks ini, masjid sebagai tempat beribadah bagi umat Islam jelas memiliki peran penting serta fungsi substantif untuk menyinergikan sumber daya dan potensi umat Islam di Indonesia. Hal ini terlihat jelas dalam Mukadimah PRIMA DMI, khususnya pada alinea kedelapan dan kesembilan. Berikut ini adalah Mukadimah PRIMA DMI tersebut:
Alinea Kedelapan: “Dalam upaya berpartisipasi aktif pada proses pembangunan, yakni untuk memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa, maka Perhimpunan Remaja Masjid sangat perlu mengoptimalkan peran serta masjid dalam mewujudkan persatuan umat Islam Indonesia”.
Alinea Kesembilan: “Dengan dipelopori Aktifis masjid dan/ atau Personil Organisasi Kepemudaan Islam di Indonesia, yaitu: 1. Ikatan Pelajar Muhammadiyyah (IPM) 2. Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) 3. Pelajar Islam Indonesia (PII) 4. Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) 5. Ikatan Mahasiswa Muhammadiyyah (IMM) 6. Himpunan Mahasiswa Indonesia (HMI) 7. Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). Maka dibentuklah organisasi Perhimpunan Remaja Masjid dan merumuskan nilai-nilai dasar PRIMA DMI sebagai berikut.”
Berdasarkan Mukadimah PRIMA DMI di atas, tertulis jelas bahwa organisasi ini dibentuk oleh tujuh unsur organisasi pelajar, remaja, pemuda dan mahasiswa Islam yang mewakili mayoritas spektrum umat Islam di Indonesia seperti DMI, Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah. Salah satu tujuannya ialah sebagai wadah interaksi, sinergi, kolaborasi dan koordinasi antar aktivis organisasi kemasyarakatan (ormas) Islam yang berbeda-beda untuk menyatukan gerak dan langkah di dalam masjid, di bawah arahan dan bimbingan DMI. Hal ini pula yang menjadi cita-cita dan tujuan mulia para pendiri dan penggagas PRIMA DMI. Sebagai organisasi otonom di bawah DMI, PRIMA DMI didirikan oleh Ketua Pimpinan Pusat (PP) DMI, Drs. H. Muhammad Natsir Zubaidi, dan Ketua Departemen Sarana, Hukum dan Wakaf PP DMI Masa Khidmat 2015-2017, Almarhum Dr. H. Nadjamuddin Ramly, M.Si.
Sebagai Ketua Panitia Pelaksana (Organizing Committe/ OC) Muktamar II PRIMA DMI, penulis berpandangan bahwa Mukadimah PRIMA DMI pada alinea kedelapan dan kesembilan merupakan pengejawantahan dan pelaksanaan dari sila ketiga Pancasila, yakni “Persatuan Indonesia,” dan Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia (RI) Tahun 1945 pada alinea kedua yang berbunyi: “…..mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan Negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.” Kondisi ini wajar dan masuk akal karena Indonesia merupakan negara berpenduduk mayoritas Muslim terbesar di dunia. Indonesia juga menjadi negara dengan jumlah masjid dan musala terbanyak di dunia, bahkan menjadi negara pengirim jemaah haji terbesar di dunia. Menurut data Kementerian Agama (Kemenag) RI, Indonesia mendapatkan kuota ibadah haji sebanyak 100.051 jemaah pada 2022.
Berdasarkan data Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) RI, tercatat bahwa jumlah penduduk Muslim di Indonesia mencapai 237.531.227 jiwa pada 31 Desember 2021. Angka ini mencapai 86,9 persen dari total penduduk Indonesia yang berjumlah 264.889.134 jiwa. Selain itu, Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) DMI, H. Muhammad Jusuf Kalla, memprediksi bahwa terdapat 800.000 masjid dan musala yang tersebar di seluruh Indonesia, dari Sabang hingga Merauke, serta dari Pulau Miangas hingga Pulau Rote. Konsekuensi logisnya, persatuan umat Islam di Indonesia menjadi penentu utama dari integrasi dan persatuan suku-suku bangsa di kepulauan nusantara, secara lahir dan batin, dalam wadah Negara Kesatuan RI (NKRI).
Jika umat Islam berpecah-belah dan tidak bersatu, maka eksistensi NKRI terancam mengalami disintegrasi, bahkan kemungkinan terburuknya, Indonesia dapat terbagi-bagi menjadi beberapa negara berbeda seperti sejarah Uni Republik Sosialis Soviet dan Republik Federal Sosialis Yugoslavia. Sebaliknya jika umat Islam bersatu, maka insyaallah NKRI akan terjaga dan terpelihara keutuhan dan kedaulatannya baik di darat, laut, mapun udara. Bangsa Indonesia pun akan bersatu padu dan terintegrasi, termasuk para pemeluk agama dan aliran kepercayaan lainnya di Kepulauan Nusantara. Melalui persatuan dan kesatuan antar sesama umat Islam di Indonesia, dengan masjid sebagai titik sentral untuk saling berinteraksi, koordinasi, sinergi dan kolaborasi, maka umat Islam akan dapat berpartisipasi aktif dalam proses pembangunan nasional. Khususnya untuk memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa, sebagaimana diamanatkan dalam Pembukaan UUD Negara RI Tahun 1945 pada alinea keempat.
Lebih lanjut, ikhtiar untuk menyinergikan segenap sumber daya dan potensi umat Islam di Indonesia melalui masjid juga merupakan hasil kontemplasi dari para pendiri dan penggagas PRIMA DMI terhadap firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala (SWT) dalam kitab suci Al-Qur’an, Surat Ali Imran Ayat 103, yakni:
Artinya: “Dan berpegang teguhlah kalian pada tali (agama) Allah seraya berjemaah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliah) bermusuhan, lalu Allah mempersatukan hatimu, sehingga dengan karunia-Nya kamu menjadi bersaudara, sedangkan (ketika itu) kamu berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari sana. Demikianlah, Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu mendapat petunjuk.”
Firman Allah SWT dalam ayat Al-Qur’an ini jelas menjadi inspirasi dan tuntunan utama bagi PRIMA DMI untuk merapatkan barisan, saling interaksi, kolaborasi, menjalin sinergi, koordinasi langkah dan konsolidasi gerakan umat di dalam masjid. Bahkan Allah SWT melarang sesama Muslim untuk saling bercerai-berai dan bermusuhan satu sama lain karena hal itu hanya akan membawa umat ke tepi jurang neraka, baik di dunia maupun di akhirat. Sebaliknya, kita sebagai umat Islam wajib berpegang teguh kepada tali (ketetapan, hukum dan syariat) Allah secara berjemaah. Dalam ayat ini, Allah SWT menegaskan bahwa sesama Muslim itu bersaudara, hati mereka saling terpaut satu sama lain atas dasar iman dan takwa, semata-mata karena karunia dan nikmat-Nya.
Sebagai Ketua Bidang (Kabid) Luar Negeri dan Kemitraan Internasional PP PRIMA DMI, penulis berpendapat bahwa keberhasilan peran dan fungsi remaja masjid Indonesia di kancah internasional sangat ditentukan oleh berhasil atau tidaknya mereka dalam ikhtiar menyinergikan segenap sumber daya dan potensi umat Islam Indonesia melalui masjid. Hal ini juga berlaku bagi PRIMA DMI. Bahkan di masa kepemimpinan Ahmad Arafat Aminullah sebagai Ketua Umum, PRIMA DMI telah berkontribusi aktif dalam “Muktamar Pemuda Islam” di Jakarta pada Kamis, 4 April 2019. PRIMA DMI menjadi salah satu dari 20 organisasi kepemudaan Islam yang tergabung dalam muktamar dengan tema “Meneguhkan Spirit Kebangkitan Ekonomi Umat” ini.
Sebelumnya, PRIMA DMI juga berkontribusi aktif dalam “Silaturahim Nasional (Silatnas) Pemuda Remaja Masjid Indonesia” pada Jumat, 25 Januari 2019, yang berlangsung di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta. Acara ini mengangkat tema “Kontribusi Pemuda Remaja Masjid untuk Kebangkitan Indonesia” dan dipelopori oleh empat organisasi remaja dan pemuda masjid, yakni PRIMA DMI, Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI), Jaringan Pemuda Remaja Masjid Indonesia (JPRMI) dan Islamic Youth Economic Forum (ISYEF). Dalam konteks ini, Wakil Ketua Umum (Waketum) PP DMI, Komisaris Jenderal (Komjen) Polisi (Pol.) Dr. (H.C.) Drs. H. Syafruddin, M.Si., bertindak sebagai pengarah dan pembina. Penulis juga mencatat kontribusi besar dan peran aktif dari Ketua Departemen Kaderisasi Pemuda dan Remaja Masjid PP DMI saat itu, drg. Muhammad Arief Rosyid Hasan, M.Si., sebagai motivator, penggagas dan perencana berlangsungnya dua kegiatan berskala nasional tersebut.
Dengan demikian, salah satu syarat utama untuk mewujudkan masjid sebagai pusat peradaban dunia pada abad ke-21 ialah kekompakan dan persatuan umat melalui proses sinergi, kolaborasi, konsolidasi, koordinasi, interaksi dan komunikasi konstruktif antar seluruh komponen umat Islam di dalam masjid. Dalam konteks ini, PRIMA DMI menjadi salah satu komponen penting untuk mengimplementasikan cita-cita dan tujuan mulia tersebut.
Gagasan besar tentang Masjid sebagai pusat peradaban juga penulis bahas saat menjadi pembawa acara (host) dalam program “Khazanah Timur Tengah” di Studio Tawaf TV, Gedung DMI Pusat, pada Kamis, 9 Juni 2022. Saat itu, yang menjadi narasumber dalam dialog berbasis media digital (audio visual) ini ialah pendiri dan penggagas PRIMA DMI, Drs. H. Muhammad Natsir Zubaidi. Beliau juga mengemban amanat sebagai Ketua PP DMI sekaligus Pembina Senior Institut Risalah Peradaban. Adapun dua tema utama yang dibahas dalam dialog ini ialah “Dunia Islam Abad Ke 21: Masjid Sebagai Pusat Peradaban” serta “Dunia Islam Abad Ke 21: Organisasi Masjid”.
Penulis: Muhammad Ibrahim Hamdani
Ketua Bidang Luar Negeri dan Kemitraan Internasional PP PRIMA DMI
Ketua Panitia Pelaksana (Organizing Committee / OC) Muktamar II PRIMA DMI