NEWSCOM.ID – Tepat hari Senin, 19 Juni 2023 Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Pandeglang gelar kali kedua melalui Rumpun 3 yang terdiri dari Komisi Pemberdayaan Ekonomi Ummat (PEREKAT) dan Komisi Pemberdayaan Perempuan, Remaja dan Keluarga (PPRK) melanjutkan program kerja tahun anggaran 2023 guna mengimplementasikan kegiatan kepada para Alim Ulama di Kabupaten Pandeglang untuk memiliki dasar-dasar kemamampuan di bidang Enterpreneurship.
Abah K.H. Zamzamy Yusuf Al-Barbazy, resmi membuka FGD Pemberdayaan Ulamapreneur MUI Pandeglang. Ketum MUI Pandeglang ini memberikan arahan dalam sambutannya dengan 3 pilar dasar program ekonomi, yaitu jangan sampai kita terjebak dengan kemiskinan, sarpras akses jalan adalah juga rumus utama perekonomian serta jangan sampai kita kalah dengan orang-orang kafir lebih kuat dari kaum muslimin.
Lebih dari itu, Pimpinan Rumpun 3 (tiga) H. Yusuf Baihaki, S.Sos., M.Si yang juga termasuk dalam jajaran Ketua III di DP-MUI Pandeglang menurutnya, bahwa sejak pembentukan Rumpun 3 ini telah yakin bahwa program Pemberdayaan Ulamapreneur ini akan berhasil dan telah dibuktikan oleh kinerja dua Komisi, yaitu PEREKAT dan PPRK bahwa pelaksanaan Focus Group Disccussion (FGD) betul-betul digodok sedemikian rupa agar kiranya proker seperti ini menjadi bukti bahwa MUI Pandeglang mampu melahirkan generasi Ulama yang faham bidang kemandirin wirausaha dan wiraswasta. Hasil wawancara singkat dengan Wakil Ketua Panpel FGD ini Uung MMS yang juga adalah Sekretaris Komisi PEREKAT MUI Pandeglang, menyampaikan “ ini adalah kelanjutan dari program tahun 2022 untuk dilaksanakan secara praksis di mata Ummat, kini kami lebih pertajam pada segmen program aplikatif sekaligus membuat lokus bidang agro yang disepakati bersama menjadi sebuah pilot project MUPAKAT (MUI Pandeglang Punya Kawasan Pertanian Terpadu), tepatnya di Kampung Santri Bojong – garapan lahan wakaf Ummat Islam yang tengah terus dikembangkan ” ujar Uung.
Hadir dalam FGD Pemberdayaan Ulamapreneur MUI Pandeglang ini para unsur penting yang sengaja dihadirkan oleh Panpel, diantanya adalah Kabag Kesra Pemda Pandeglang, Kadistan dan Ketapang, Kadis Koperasi, UMKM dan Perindustrian Perdagangan, Kadisnaker dan Transmigrasi, Kadis Perikanan serta para unsur Profesional dan dunia Industri yang berkaitan dengan program Ulamapreneur seperti PT. BPR Berkah Pandeglang, PT. MBM, CV. DM Tirta Persada, Balda Tour Travel Group, Kelompok Tani Mulya Tani, CV. Trust International dan CV. Beneng Gunung Karang. Tanggapan penting dan mendasar disampaikan oleh delegasi para OPD yang hadir, seperti H. Budi Januardi Kadis Perikanan mensinyalir bahwa turunan FGD ini disamping dengan adanya Mind Mapping perlu ada Road Mapping untuk mengimplementasikan proker baik ini. “ Kapital kita masih terbatas, tentu perlu kemampuan lebih untuk menjemput anggaran program dari Provinsi Banten maupun di Pusat dengan tetap kita terus bergerak bersinergi dengan kantong-kantong ekonomi kerakayatan baik di Pesantren maupun di MUI Kecamatan yang memiliki lahan tidur untuk ditanam varietas tumbuhan sesuai kebutuhan personal maupun institusional, “ tegas H. Nasir Kadistan dan Ketapang Pandeglang.
Sejak persiapan hingga pada hari-H pelaksanaannya, Ketua Panpel FGD yang juga sekaligus adalah Pimpinan Komisi PPRK MUI Pandeglang Hj. Rt. Tanti Darmiasih, S.Kep. M.Pd. selalu mengawal update perkembangan dan kepenesarannya terhadap kegiatan mulia ini. Melalui ponsel gadgetnya awak media PANTES (Pandeglang Santri News, red.) mendapatkan pencerahan atas masukan-masukannya bahwa, “Pada dasarnya, yang paling kami inginkan pascapelaksanaan FGD Pemberdayaan Ulamapreneur ini, mampu diaplikasikan dan dibuktikan ekosistem hulu hilirnya program Ekonomi Keummatan tersebut di lapangan hingga dirasakan kebermanfaatannya oleh Ummat,” tegas Ratu Tanti Darmiasih.
Pandangan lain, yang dipersembahkan oleh MUI Pandeglang hingga mampu dan siap melahirkan para Ulamapreneur dengan istilah yang termaktub dalam proker Komisi Pemberdayaan Ekonomi Ummat-PEREKAT adalah KAULAMUDA (Kader Ulamapreneur MUI Pandeglang) merupakan jenjang kaderisasi untuk mempersiapkan para Ulama yang sejatinya adalah Khaadimul Ummah. Betul-betul siap menjadi teladan dan bagian dari UMMAH (Unggul, Mahir, Mandiri, Aktual dan Humanis), ini semua sudah termaktub final dalam menargetkan output dari kegiatan ini membuktikan bahwa dalam menjalankan dakwah harus memiliki kemampuan berwirausaha.
Bukti ini semua, alhamdulillah di tubuh MUI Pandeglang terdapat beberapa para ‘Alim plus pecinta para Ulama yang juga jelas telah menjadi seorang Pengusaha Super Sukses dengan terus membangkitkan semangat para generasi di DP-MUI Pandeglang lainnya untuk turut andil dalam memajukan pola kemandirian berwirausaha, dua diantara yang nampak di permukaan adalah Abah Haji Aspuri – owner MPS Pandeglang yang juga kini menjabat Bendum MUI Pandeglang, serta seorang pengusaha paruh baya lainnya H. Dedi Saeful – owner Tirta DM Persada dan Perusahaan Group lainnya (anggota Komisi PEREKAT MUI Pandeglang, red.) hingga pelaksanaan FGD inipun telah dipersilahkan untuk menggunakan fasilitasnya, Maasyaa Allah wal Hamdulillaah.
Hadir dalam kesempatan ini, juga para pelaku usaha langsung bidang agro khususnya yang memiliki integritas dan kapabilitas yang tidak diragukan di kalangan para Kyai dan Ulama di Pandeglang seperti halnya Abah Yai Salman Al-Jabaly (MULYA TANI) di Pesantren Al-Kirom Saketi yang juga beliau adalah Ketua Komisi Ekonomi di MUI Kecamatan Saketi telah mendapatkan julukan dan anugerah Pesantren Hortikultura 3 (tiga) tahun yang lalu diresmikan oleh Bupati Irna Narulita. Tidak cukup dengan itu, 4 (empat) titik strategis dalam pencapaian program Pemberdayaan Ulamapreneur ini telah disiapkan pengembangannya di MUI Kecamatan Bojong, Saketi, Kaduhejo dan Cipeucang. Dimana dari keempat titik itu akan terintregrasi dengan target pencapaian Ulamapreneur dengan pemusatan sistem aplikasi program dan edukasi teknis para Sumber Daya Insani Ulamapreneur di Kampung Santri Bojong dengan menyepakati lokusnya menjadi program MUPAKAT – MUI Pandeglang Punya Kawasan Pertanian Terpadu.
Autocritic yang selalu dilontarkan oleh salah satu Dewan Pengarah FGD Doktor Nandang Kosim telah banyak memicu Panitia Pelaksana untuk terus menguras otak bagaimana strategi Program Pemberdayaan Ulamapreneur ini menjadi tolak ukur seorang Ulama yang siap siaga dalam mengemban amanah Ummat. Saduran dan rancangan taktik rumusan FGD ini sangat mempertaruhkan bahwa dengan anggaran program yang terbatas ini mampu menggaet para pihak lain untuk menyokong kegiatan konkritnya di lapangan. Menurut Doktor Nandang, “ wajib kiranya persembahan FGD ini mengacu terhadap Opened Mind Mapping of Ulamapreneur, dengan dalih ini semua betul-betul bedasarkan kajian akademis, empiris dan praksis di lapangan hingga mampu dibuat Aanalisi SWOT yang sepadan. “ Alhamdulilah terjawab sudah dan dalam dalam perumusan MOU (Mapping of Ulamapreneur) ini mampu dipersembahkan oleh Panpel FGD ini, hingga dianggap cukup dan cakap untuk dipersembahkan hari ini. (mms45).