ARBI: Program Kerakyatan Prabowo Gibran Perkuat Kemandirian Ekonomi

0
642

JAKARTA – Arus Baru Indonesia (ARBI) siap mengawal implementasi program kerakyatan Prabowo Subianto – Gibran Rakanbuming setelah pasangan calon presiden dan wakil presiden periode 2024-2029 ini dilantik bulan Oktober 2024 nanti.

“ARBI sebagai relawan pemenangan Prabowo-Gibran, tidak hanya mendukung dan mensukseskan kampanye, tapi juga akan mengawal program-program kerakyatan Bapak Prabowo Subianto dan mas Gibran Rakabuming Raka benar-benar sampai kepada rakyat dan tepat sasaran,”ungkap Ketua Umum Arus Baru Indonesia (ARBI) Guntur Subagja Mahardika saat acara Doa dan Syukuran Kemenangan Prabowo-Gibran, di Rumah ARBI, Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat, Jum’at (1/3/2024). Pengumuman pemenang Pemilihan Presiden periode 2024-2029 memang belum diumumkan resmi, tapi kepastian kemenangan pasangan capres-cawapres nomor urut 2 ini sudah dapat dipastikan berdasarkan hasil quick count lembaga survey dan real count Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang didukung oleh hasil penghitungan manual yang diharapkan tidak lama lagi ditetapkan KPU.

Dua program Prabowo – Gibran yang paling popular dan menjadi harapan rakyat segera terealisasi adalah meningkatkan giji anak dan ibu hamil melalui program makan siang gratis dan susu gratis bagi anak-anak sekolah, mulai usia dini hingga SMA/SMA termasuk santri pesantren. Program ini akan dinikmati sebanyak 30 juta anak usia dini, 24 juta murid SD, 9,8 juta siswa SMP,  10,2 juta pelajar SMA/SMK, dan 4,3 juta satri pesantren, serta 4,4 juta ibu hamil. Biaya program tersebut yang diperkirakan mencapai Rp 500 triliun, yang antara lain akan dialokasikan dari anggaran program bantuan sosial dan alokasi anggaran pendidikan. “Program ini sangat strategis untuk melahirkan sumber daya manusia unggul, sehat, dan untuk menghapus stunting,”jelas Guntur Subagja Mahardika yang juga Ketua Center for Strategic Policy Studies (CSPS) Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG) Universitas Indonesia.

Implementasi program itu, sebut Guntur, harus berbasis kekuatan sumber daya lokal. Baik itu sumber daya manusia (SDM), maupun sumber daya alam, dan sumber daya ekonomi masyarakat lokal di sekitar sekolah. “Untuk makan siang gratis misalnya, butuh protein dari peternakan lokal, beras dan sayuran dari petani lokal, ikan dari nelayan, susu dari peternak sapi perah dan kambing perah lokal,”jelas Guntur yang memimpin organisasi tani dan nelayan, Perkumpulan Insan Tani dan Nelayan Indonesia (INTANI).

Program makan siang gratis dan susu gratis, ungkap Guntur, tidak hanya program peningkatan gizi anak, tapi juga akan melahirkan eksositem ekonomi lokal yang terintegrasi yang dikerjakan oleh penduduk lokal. “Dengan ekosistem seperti ini, program Prabowo Gibran akan menghidupkan ekonomi rakyat, ekonomi lokal, mencetak lapangan kerja, dan meningkatkan pendapatan, daya beli, serta kesejahteraan rakyat,”tegasnya.

Ia mewanti-wanti program ini jangan sampai mengandalkan komoditas impor, tapi mengoptimalkan potensi-potensi desa di Nusantara yang memiliki kekayaan hayati luar biasa. “Kalaupun yang perlu diimpor, mungkin prioritas untuk impor indukan sapi perah dan bibit unggul sapi perah,”papar Guntur yang juga Sekretaris Lembaga Wakaf Majelis Ulama Indonesia (LW-MUI).

Guntur mengajak pemerintah dan masyarakat untuk membangun dan mengembangkan peternakan lokal, baik itu peternakan sapi, domba dan kambing, ayam, unggas, serta pengembangan sektor perikanan budidaya dan ikan tangkap, juga sektor pangan dan pertanian. “Program Prabowo Gibran yang lebih luas tertuang dalam visi Asta Cita yang basisnya adalah membangun nasionalisme, kemandirian, kesejahteraan rakyat, dan kemajuan Indonesia,”jelas Guntur.

Ketua Komisi Pemberdayaan Ekonomi Umat (KPEU) MUI, Hazuarly Haz, mengingatkan peran pesantren sangat strategis dalam pengembangan ekonomi umat dan ekonomi kerakyatan. Karena, ia mengajak pemerintahan baru nanti mengoptimalkan peran strategis pesantren yang dapat menjadi sentra ekonomi rakyat yang melibatkan masyarakat sekitar. Keberpihak pada pesantren ini diamini Ketua ARBI Jawa Timur Masduki Zein. Ia menyebut pesantren adalah sarana pengembangan sumber daya manusia yang unggul.

Ketua Alumni Penyelenggara Pemilu (Alumni KPU). Alfiyan Toni, menegaskan potensi komoditas serta produk industri dan UMK Indonesia selain untuk memenuhi kebutuhan nasional juga saatnya mengembangkan ekspor ke pasar baru yaitu negara-negara Islam, khususnya Timur Tengah. “Pasar Timur Tengah sangat besar, saat ini komoditasnya disuplai negara-negara lain sepeti Brazil, Malaysia, bahkan Singapura. Saatnya Indonesia berperan aktif untuk pasar besar ini,”kata Alfiyan yang juga pengurus ARBI.

Ketua Pilar Kebangsaan ARBI I Nyoman Astawa meyakini program-program Prabowo Gibran akan meningkatkan kesejahteraan masyararakat. Ia pun berpendapat, program makan siang gratis dan susu gratis bagi anak sekolah dan ibu hamil dapat mendorong pengembangan ekonomi masyarakat di sekitarnya. Kondisi ini juga akan meningkatkan nasionalisme dan ketahanan nasional.**

LEAVE A REPLY