NEWSCOM.ID, JAKARTA – Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat telah menyelenggarakan International Forum for Southeast Asia Dai atau Forum Internasional untuk Dai Asia Tenggara ( ملتقى الدولي لدعاة جنوب شرق آسيا )” pada Kamis hingga Jumat (25-26/07/24) di Hotel Millennium, Jakarta, Indonesia.
Kegiatan ini mengangkat tema: “Strengthening Islamic Moderation and Coordinating The Preaching Movement in Southeast Asia” atau “Pengarusutamaan Islam Wasathiyah dan Konsolidasi Gerakan Dai di Asia Tenggara” (تعزيز الوسطية الإسلامية تنسيق الحركة الدعوية في جنوب شرق آسيا). Acara ini dihadiri oleh sejumlah dai dari 11 negara di kawasan Asia Tenggara.
Kegiatan ini merupakan rangkaian acara dari Tasyakur Milad Ke-49 Tahun MUI yang acara puncaknya berlangsung pada Jumat (26/7/24) malam di Hotel Borobudur, Jakarta. Acara ini mengangkat tema: “MUI Berkhidmat untuk Kemaslahatan Umat dan Keharmonisan Bangsa“.
Sebelumnya pada Kamis (25/7/24) malam, seluruh peserta “Forum Internasional untuk Dai Asia Tenggara” dibagi menjadi tiga komisi, yakni: Komisi 1: Rekomendasi; Komisi 2: Organisasi dan Kerja Sama Antar Lembaga; serta Komisi 3: Strategis Penguatan Dakwah Wasathiyyatul Islam.
Kegiatan ini digagas oleh Ketua Dewan Pimpinan MUI Pusat, KH. Muhammad Cholil Nafis, Lc., M.A., Ph.D.., sebagai Ketua Pengarah, serta dipandu oleh Ketua Komisi Dakwah MUI Pusat, Dr. KH. Ahmad Zubaidi, M.Ag., selaku Ketua Pelaksana.
Adapun narasumber utama dalam pembukaan Forum Internasional Dai Asia Tenggara ini ialah Staf Ahli Bidang Hubungan Antar Lembaga Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Republik Indonesia (RI), Duta Besar (Dubes) Dr. H. Muhsin Syihab.
Sedangkan pembacaan doa dipandu oleh Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Dewan Pimpinan MUI Pusat, KH. Abdul Manan A. Ghani. Adapun pembacaan ayat-ayat suci Al-Qur’an dipandu oleh Dr. KH. Syamsul Ma’arif, Pengurus Komisi Dakwah MUI Pusat.
Acara ini terdiri dari dua sesi utama seminar mengenai “Pengarusutamaan dan Penerapan Islam Wasathiyah di Asia Tenggara”. Sesi I seminar dipandu oleh Ketua Komisi Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional (HLN-KI) MUI Pusat, Dubes Drs. H. Bunyan Saptomo, M.A., selaku moderator.
Sedangkan Sesi II seminar dipandu oleh Ketua Komisi Dakwah MUI Pusat, Dr. KH. Ahmad Zubaidi, M.Ag., selaku moderator acara.
“Alhamdulillah, sebagai peserta, saya masuk dalam Komisi 1: Rekomendasi, bahkan mendapat amanat dari pimpinan Sidang Komisi 1, KH. Arif Fahrudin, M.Ag., untuk bertugas menjadi notulen, mendampingin pimpinan sidang,” tutur Penulis, Muhammad Ibrahim Hamdani, S.I.P., M.Si., pada Sabtu (27/7/24).
KH. Arif Fahrudin, lanjutnya, saat ini mengemban amanat selaku Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Dewan Pimpinan MUI Pusat. Pimpinan sidang Komisi I lainnya ialah Dr. Agus Suprayogi, S.T., S.E.Sy., M.Si. “Ia juga menjadi Pengurus Komisi Dakwah MUI Pusat,” imbuh Wakil Sekretaris Pusat Dakwah dan Perbaikan Akhlak Bangsa (PD PAB) MUI itu.
Lebih lanjut, terdapat 13 rekomendasi yang telah diusulkan oleh Komisi 1, lalu disetujui oleh para peserta dalam rapat pleno pada Kamis (25/7/24) malam. 13 rekomendasi itu dibacakan langsung oleh peserta dari Singapura, Syeikh Muhammad Nuzhan bin Abdul Halim. Beliau lalu menyerahkan rekomendasi itu kepada Ketua Komisi Dakwah MUI Pusat, Dr. KH. Ahmad Zubaidi, setelah disetujui oleh Rapat Pleno.
Seperti dikutip dari laman https://mui.or.id/baca/berita/konferensi-internasional-dai-asia-tenggara-keluarkan-13-rekomendasi, berikut ini adalah 13 rekomendasi dari Forum Internasional untuk Dai Asia Tenggara, yakni:
- Duta Islam Moderat: Para dai di Asia Tenggara diminta untuk berperan aktif mewujud-kan umat Islam sebagai khairu ummah di tengah keberagaman etnis, budaya, dan bahasa negara-negara ASEAN serta dalam menghadapi dinamika perubahan budaya, sains, dan teknologi yang semakin maju.
-
Kawasan Toleran: Menjunjung tinggi komitmen bersama dalam mewujudkan kawasan Asia Tenggara yang toleran, damai, dan adil (Mantiqha Salam wal ‘adl).
-
Nilai Kemanusiaan: Para dai menjadi garda terdepan dalam menegakkan nilai-nilai kemanusiaan secara global dan multilateral khususnya di kawasan Asia Tenggara.
-
Teknologi Informasi: Memanfaatkan kemajuan teknologi informasi untuk memperkuat metode dakwah yang mencerahkan serta memerangi hoaks dan media negatif agar masyarakat terhindar dari propaganda, fitnah, dan permusuhan.
-
Media Massa dan Sosial: Aktif melakukan dakwah melalui konten-konten media massa dan sosial yang efektif guna menjaga dan meningkatkan kualitas beragama, akal, dan peradaban manusia.
-
Perdamaian dan Pencegahan Fitnah: Para dai berperan aktif dalam menciptakan perdamaian serta mencegah timbulnya fitnah dan kekacauan yang dapat merusak citra agama, umat Islam, dan negara masing-masing.
-
Amar Ma’ruf Nahi Munkar: Berkomitmen untuk menjalankan amar ma’ruf nahi munkar sesuai perintah Alquran dengan cara yang penuh hikmah.
-
Peningkatan Ekonomi Umat: Turut aktif dalam upaya peningkatan ekonomi umat melalui optimalisasi sumber daya manusia dan alam yang berkelanjutan
-
Pelestarian Lingkungan: Berperan aktif dalam melestarikan lingkungan melalui kampanye-kampanye dan program pembangunan berkelanjutan untuk mencegah dampak buruk perubahan iklim.
-
Memperkuat Ukhuwah: Berkomitmen menjaga serta memperkuat ukhuwah basyariyah, ukhuwah Islamiyah, dan ukhuwah wathoniyah di level global, regional, dan domestik
-
Pendidikan Kewarganegaraan: Turut serta dalam pendidikan kewarganegaraan untuk mendorong terciptanya stabilitas regional di Asia Tenggara.
-
Kerukunan Antar Umat: Menjaga dan merawat kerukunan internal umat Islam dan antarumat beragama di kawasan Asia Tenggara.
- Dukungan untuk Palestina: Para dai wajib mendukung perjuangan kemerdekaan Palestina dalam segala bentuk atas agresi Israel berdasarkan prinsip kemanusiaan dan menjunjung tinggi keadilan serta hak asasi manusia.
Dengan rekomendasi ini, para dai di Asia Tenggara berkomitmen untuk terus berperan aktif dalam menciptakan masyarakat yang harmonis, adil, dan sejahtera, serta menjadi teladan dalam berbagai aspek kehidupan.
Kemudian pada Jumat (26/7/24) pagi, seluruh peserta acara hadir di Istana Wakil Presiden (Wapres) Republik Indonesia (RI) untuk mengikuti acara Peresmian “Forum Internasional untuk Dai Asia Tenggara” bersama Wakil Presiden (Wapres) RI, Prof. Dr. (H.C.) Drs. KH. Ma’ruf Amin, yang juga Ketua Dewan Pertimbangan MUI Pusat.
Beliau juga bekenan menyapaikan kata sambutan dalam acara ini, bersama-sama dengan Ketua Umum Dewan Pimpinan MUI Pusat, KH. Muhammad Anwar Iskandar, dan Ketua Dewan Pimpinan MUI Pusat, KH. Muhammad Cholil Nafis, Lc., M.A., Ph.D.
Selain itu, seperti dikutip dari laman https://mui.or.id/baca/berita/peserta-konferensi-sepakati-pembentukan-forum-internasional-dai-asia-tenggara dan sumber-sumber lainnya, terdapat 12 peserta Forum Internasional Dai Asia Tenggara yang mewakili negara-negara di Asia Tenggara, yakni:
- Ustaz H. Datuk Hasanuddin bin Mohammad Yunus dari Malaysia. Beliau mengemban amanat sebagai Yang Dipertua Yayasan Dakwah Islamiah Malaysia;
- Ustaz H. Mohammed Swaleh dari Republik Persatuan Myanmar;
- Ustaz H. Dr. Arif Abdullah Sagran, M.Si. dari Republik Demokratik Timor Leste. Beliau juga mengemban amanat sebagai Wakil Rektor Bidang Kerja Sama Universidade Dili.
- Ustaz Dr. H. Muhammad Ilyas Yahprung dari Kerajaan Thailand. Beliau adalah seorang dosen, peneliti dan akademisi dari Ramkamhaeng University.
- Ustaz H. Somboune Khan dari Republik Demokratik Rakyat Lao. Beliau adalah Founder Chairman atau Ketua Pendiri merangkap Chief Executive Officer (CEO) dari SK Group Sole Co. LTD.
- Syeikh H. Abdel Jabbar Malado Macarimbor dari Republik Filipina.
- Ustaz H. Pengiran Ahmad Faris Ramadhani Bin Pengiran Haji Sellahuddin dari Brunei Darussalam. Beliau juga mengemban amanat selaku Pegawai Hal Ehwal Masjid Jame’ ‘Asr Hassanil Bolkiah.
- Ustaz H. Muhamad Nuzhan bin Abdul Halim dari Republik Singapura. Beliau juga mengemban amanat sebagai Pejabat Eksekutif di Masjid Jamiyah Ar-Rabitah, Singapura, dalam Bidang Dakwah and Pembangunan Generasi Muda.
- Ustaz H. Abdul Sa Lam dari Republik Sosialis Vietnam.
- Ustaz H. Thorn Saron dari Kerajaan Kamboja. Beliau juga mengemban amanat sebagai Deputi Kepala Administrasi Commission for Examination of Halal Products (CEHP) Kerajaan Kamboja.
- KH. Muhammad Cholil Nafis, Lc., M.A., Ph.D., peserta dari Republik Indonesia (RI). Beliau juga mengemban amanat selaku Rais Syuriah Pengurus BEsar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan ketua Dewan Pimpinan MUI Pusat.
- Ustaz H. Abdul Hafiz bin Mat Tuah, dari Malaysia. Beliau mengemban amanat selaku Penolong Pengarah Pejabat Yang Dipertua Yayasan Dakwah Islamiah Malaysia (YADIM)
Penulis: Muhammad Ibrahim Hamdani, S.I.P., M.Si.
Wakil Sekretaris Pusat Dakwah dan Perbaikan Akhlak Bangsa (PD PAB) MUI