Anies: “Syarat Kota Global: Jakarta Harus Menghadirkan ‘Global Talent'”

0
121
Sumber: Gubernur DKI Jakarta 2012-2017, Anies Rasyid Baswedan, Ph.D.

NEWSCOM.ID, JAKARTA – Program Studi (Prodi) dan Himpunan Mahasiswa (Hima) Kajian Pengembangan Perkotaan (KPP) – Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG) Universitas Indonesia (UI) telah menyelenggarakan Dialog Interaktif Lintas Stakeholder : Jakarta Menuju Kota Global, Mampukah? pada Kamis (17/10/24).

Acara ini berlangsung di Gedung Institute for Advancement of Science Technology and Humanity (IASTH) Lantai 5, Kampus UI, Salemba, Jakarta, pada Pukul 15.30 – 18.30 Waktu Indonesia Barat (WIB).

Kegiatan ini menghadirkan sejumlah narasumber antara lain, Ketua Ikatan Ahli Perencanaan Indonesia (IAPI), Dr. Phil. Hendricus Andy Simarmata, ST, M.Si., dan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota (DKI) Jakarta, Anies Rasyid Baswedan, S.E., M.P.P., Ph.D.

Acara ini dipimpin oleh Dosen KPP SKSG – UI, Lin Yola, ST, M.Sc., Ph.D., selaku moderator. Hadir pula Ketua Prodi KKP – SKSG UI, Dr. Chotib, M.Si., dan  

Dialog Interaktif ini dibuka secara resmi oleh Direktur SKSG UI, Athor Soebroto, SE, MM, M.Sc., Ph.D. Turut hadir Guru Besar SKSG UI Bidang Ilmu Manajemen Kebijakan Pendidikan, Prof. Dr. Drs. KH. Ahmad Hanief Saha Ghafur, M.S.

Kedua tokoh SKSG UI di atas pun ikut menyambut langsung kedatangan Gubernur DKI Jakarta 2017-2022, Anies Rasyid Baswedan, Ph.D., di Kampus UI Salemba, Jakarta, bersama-sama dengan Ketua Program Studi Doktor SKSG UI, Dr. Margaretha Hanita, SH, M.Si., yang juga Dosen Prodi KKP – SKSG UI.

Penulis juga hadir langsung dalam acara ini, sebagai Peneliti Center for Strategic Policy Studies (CSPS) – Center for Strategic and Global Studies (CSGS) SKSG UI. Acara ini juga disiarkan secara langsung, live streaming , di akun Youtube SKSG UI. Video ini berdurasi 2 jam 45 menit 37 detik dan tayang di laman https://youtu.be/f6U8BVUvi1M .

Adapun pembawa acara atau Master of Ceremony (MC) dalam acara ini ialah Mahasiswa Prodi KKP – SKSG UI, Annisa Ananda Sari, S.I.P. Sedangkan materi yang dibahas oleh Dr. Phil. Hendricus Andy Simarmata, S.T., M.Si., dalam paparannya berjudul: “Memampukan Jakarta Sebagai Kota Global”.

Dalam paparannya, Anies Rasyid Baswedan membahas materi berjudul: ” Jakarta Menuju Kota Global “. Ia menulis bahwa kaleidoskop kota di masa depan akan memiliki tiga karakteristik utama.

“Pertama, 70 persen populasi global akan tinggal di wilayah perkotaan pada tahun 2050. Kedua, 80 persen Produk Domestik Bruto (PDB) global akan dihasilkan di perkotaan. Ketiga, 75 persen konsumsi energi global ada di perkotaan, meskipun luas perkotaan hanya 3 persen dari luas daratan bumi,” tulisnya.

Lebih lanjut, Calon Presiden (Capres) RI Tahun 2024 itu pun menyatakan bahwa Jakarta saat ini masih berstatus sebagai ibu kota RI, sekaligus menjadi ibu kota Association of Southeast Asian Nations (ASEAN). “Alasannya, Kantor Sekretariat ASEAN berada di Jakarta,” imbuhnya.

“Kalau sekarang ditanya, what makes a city global city, karena apa? (sambil bertanya kepada mahasiswa) ya, terkoneksi (jawaban mahasiswa, Lukman, direspon Anies), good, oke, kota yang terbuka, menerima budaya dari luar, tapi juga mempertahankan budaya lokal (jawaban mahasiswi, Dian, direspon Anies), oke, it’s a global city,” jelasnya.

Anies pun melanjutkan pertanyaan itu kepada mahasiswa lainnya. “Kota yang memberikan prioritas pada kesetaraan,” jawab Refly, mahasiswa, yang direspon cepat Anies. “What makes city a global city? Kalau dalam hemat kami, sederhana, if it attracts global talent, bila dia menarik global talent,” papar Anies pada Kamis (17/10/24).

Selama dia (kota) belum menarik global talent, lanjutnya, maka kita punya kota yang modern, tapi belum kota yang global. “Kalau dia attract, bagaimana mengukurnya? lihat aja, yang ada di sini, orang yang ditugaskan oleh negara, atau voluntary datang ke sini?” ucap Anies.

“Apakah Jakarta masih ibu kota? masih. Ibukota apa? Ibu Kota Republik Indonesia, dan Ibu Kota apa? ASEAN, Ibu kota ASEAN. Saya itu sampai memberi nama Stasiun MRT (Mass Rapid Transit) itu, saya beri nama Stasiun ASEAN. Kenapa? Waktu itu supaya stasiun itu diingat-ingat kita sebagai ibu kota ASEAN, ibu kota ASEAN, oke,” jelasnya.

Lalu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) RI Periode 2014-2016 itu pun menyampaikan seputar jumlah Kedutaan Besar di Jakarta yang mencapai 99 negara, ditambah 2 kantor representatif asing, jadi total 101. “Tapi ada ekspat (ekspatriat) yang datang ke sini voluntary, karena memang tawaran bekerja di sini,” imbuhnya.

“Selama kota ini (Jakarta) belum meng-attract global talent, we are not there. Pertanyaannya, nanti ada boleh cek, survei global talent, apa yang menentukan global talent mau datang ke sebuah kota? Satu, udaranya bersih, iya, dia akan menghirup udara di sini 24 jam, oke. Nomor dua fasilitas pendidikan dan kesehatan,” tutur Anies.

Selain itu, Anies Rasyid Baswedan juga menulis seputar enam potensi besar dan mendasar yang dimiliki oleh Jakarta untuk menjadi kota global, yaitu: Pertama, Jakarta berkontribusi terhadap 17 persen ekonomi nasional; dan 25 persen ekonomi nasional bersama Bodetabek (Kawasan Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi).

Kedua, Jakarta menjadi kota dengan populasi terbesar se-Asia Tenggara (11 juta populasi, dan 24 juta populasi di area Bodetabek). Ketiga, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Jakarta tertinggi, yaitu 83,55, pada tahun 2023. Keempat, Jakarta mengelola 70 persen kegiatan ekspor dan impor serta 50 persen transhipment traffic nasional.

Kelima, Jakarta menjadi tempat tumbuhnya inovasi mendunia, yakni lebih dari 400 starts up dan 400 kampus, bahkan sektor Fintech (Financial Technology) tumbuh 83 persen (itworks, 2021).

Keenam, Jakarta menjadi Global Citizenship, terdapat 99 kedutaan besar, kantor pusat perusahaan nasional dan multinasional, serta lebih dari 1.500 perusahaan manufaktur skala besar di Jakarta.

Penulis: Muhammad Ibrahim Hamdani, S.I.P., M.Si.

Peneliti CSPS – SKSG UI

LEAVE A REPLY