Hapus Kemiskinan Ekstrem, Inilah Solusi Pembangunan Usulan Profesor Gunawan

0
644
Sumber: CSPS SKSG UI, Selasa, 17/09/24

NEWSCOM.ID, JAKARTA – Guru Besar Emeritus Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gajah Mada (UGM), Prof. Raden Mas (RM) Gunawan Sumodiningrat, M.Ec., Ph.D., telah menyampaikan sejumlah solusi pembangunan kepada pemerintah Republik Indonesia ( RI).

Tepatnya, pemerintahan di bawah pimpinan Presiden RI, Jenderal TNI (HOR) (Purn.) Prabowo Subianto, dan Wakil Presiden RI, Gibran Rakabuming Raka, B.Sc.

Prof. Gunawan Sumodiningrat menyampaikan hal itu pada Rabu (18/09/24), saat menjadi narasumber dalam Focus Group Discussion (FGD) atau Diskusi Kelompok Terpumpun dengan sub tema: Kemiskinan.

FGD ini bertema: “Membedah Program Strategis Pemerintah Baru dan Solusi Tantangan Menuju Indonesia Emas 2045” dan berlangsung di Gedung Institute for Advancement of Science on Technology and Humanity (IASTH) Lantai 3, Kampus UI, Salemba, Jakarta.

Adapun judul materi yang dibahas oleh Prof. R.M. Gunawan Sumodiningrat ialah: “Menghapus Kemiskinan Ekstrem: Strategi Pembangunan Desa Berbasis Ekonomi Kreatif Dalam Kerangka Ekonomi Pancasila“.

Kegiatan ini diselenggarakan oleh Center for Strategic Policy Studies (CSPS), sebagai pusat riset di bawah Unit Kerja Khusus (UKK) Center for Strategic and Global Studies (CSGS) – Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG) Universitas Indonesia (UI).

Dalam presentasinya, Prof. Gunawan Sumodiningrat, Ph.D., menulis empat poin solusi pembangunan Indonesia, yakni: Pertama, Perlunya Pendamping Masyarakat berorientasi kesejahteraan (yang) berlandaskan sosial budaya, ekonomi, (dan) politik tata negara. Kedua, Pendamping mandiri profesional berkelanjutan.

Ketiga, sinergi Program Kementerian dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dengan konsep Pentahelix ABCGM (Akademisi, Bisnis, Community/ Komunitas, Government/ Pemerintah dan Media); Keempat, wadah koordinasi lintas kementerian dan lembaga, dalam Badan Pengelola Pembangunan Desa (BPPDes).

Kelima, Exit Strategy (Strategi Keluar) Penghapusan Kemiskinan sebagai Gerakan Nasional Membangun Karakter Bangsa.

“Intinya apa? sederhana, sadar, setiap warga desa itu harus menjadi pengusaha. Dia (warga desa) harus punya usaha, punya pendapatan, punya tabungan. Kerja, untung, nabung. Warganya untung, desanya maju, nanti semuanya maju,” jelasnya pada Rabu (18/09/24) siang.

Intinya, lanjut Prof. Gunawan, konsepnya sama, ada leadership. (Lalu) yang ketiga harus ada pendampingan. Solusinya, harus ada perubahan pola pikir semua pihak. “Hidup menghidupi diri sendiri dan keluarga. Hidup dengan usaha: skala mikro, kecil, menengah, besar – UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah),” tulisnya dalam Simpuran Saran.

Selain itu, Prof. Gunawan Sumodiningrat, Ph.D., juga menggambarkan sejumlah karakteristik Smart Village atau Desa Cerdas dalam bentuk diagram, yang melingkupi unsur-unsur utama seperti manusia, ekonomi, pertanian, energi, tourism (pariwisata), teknologi dan IT (teknologi informasi), lingkungan serta pemerintahan.

Menurutnya, Smart Village bertujuan untuk membangun karakter bangsa. “Bangunlah jiwanya, bangunlah badannya, untuk Indonesia Raya, dimulai dari diri sendiri,” tulisnya.

Acara FGD ini pun disiarkan secara langsung, live streaming, pada Rabu (18/9/24), oleh akun Youtube SKSG UI di laman https://youtu.be/FGlbgDJ_c-U, dengan jangka waktu 8 jam, 16 menit, 31 detik. Hingga berita ini ditayangkan, media audio visual ini telah disaksikan oleh 1.027 pemirsa.

Dalam FGD ini, turut hadir sejumlah narasumber lainnya, antara lain Ketua Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, Lc., M.A, dan Wali Kota Surabaya, Dr. Eri Cahyadi, S.T., M.T.

FGD ini dibuka secara resmi oleh Ketua CSPS SKSG UI, Guntur Subagja Mahardika, S.Sos., M.Si., serta dipandu oleh Peneliti CSPS SKSG UI, Dr. R. Ayu Larasati, S.Pd, M.Si, selaku moderator. Adapun notulen dalam FGD ini ialah Wakil Ketua CSPS SKSG UI, Dr. I Nyoman Astawa, M.Phil, M.Si.

Penulis: Muhammad Ibrahim Hamdani, S.I.P., M.Si.

Peneliti CSPS – SKSG UI

LEAVE A REPLY