NEWSCOM.ID, JAKARTA – Ketua Umum Himpunan Pengembangan Jalan Indonesia (HPJI), Dr. Ir. Hedy Rahadian, M.Sc., menjelaskan sejumlah permasalahan logistik nasional yang kini dihadapi para pemangku kepentingan. Harapannya, permasalahan ini segera mendapat respons secara cepat dan tepat dari pemerintahan baru Republik Indonesia (RI).
Dalam presentasinya pada Rabu (18/9), sebagai narasumber, Dr. Ir. Hedy Rahadian menulis sejumlah permasalahan logistik nasional, antara lain: Pertama, Kondisi jalur logistik belum optimal; Kedua, Waktu pengiriman logistik belum optimal. Ketiga, belum terdiversifikasinya moda transportasi logistik. Keempat: Maraknya Praktik Over Dimension dan Over Loading.
“Kondisi kemantapan jalan di ruas jalan nasional belum 100 persen mantap. Selain itu, saat ini, jalur logistik di Indonesia baru dimiliki oleh Pulau Sumatera dan Pulau Jawa,” tulisnya dalam presentasi.
Lalu, ungkapnya, kemacetan mempengaruhi waktu pengiriman sehingga berimplikasi pada peningkatan biaya logistik. “Kerugian yang disebabkan, menurut Bank Dunia mencapai US$ 4 miliar atau setara dengan 0,5 persen Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia,” catat Dr. Ir. Heddy Rahadian.
Beliau menjadi narasumber dalam Focus Group Discussion (FGD) atau Diskusi Kelompok Terpumpun dengan sub tema: Krisis Energi. Acara ini berlokasi di Gedung Institute for Advancement of Science on Technology and Humanity (IASTH) Lantai 3, Kampus Universitas Indonesia (UI), Salemba, Jakarta.
Adapun judul presentasi Dr. Ir. Hedy Rahadian ialah: “Dukungan Infrastruktur Jalan Pada Simpul Utama Elemen Logistik“.
FGD ini merupakan bagian dari acara Strategic Policy Forum (SPF) yang diselenggara-kan oleh Center for Strategic Policy Studies (CSPS), dengan tema: Membedah Program Strategis Pemerintah Baru dan Solusi Tantangan Menuju Indonesia Emas 2045.
CSPS ialah Pusat Riset di bawah Unit Kegiatan Khusus (UKK) Center for Stategic and Global Studies (CSGS) – Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG) UI.
“Sektor angkutan darat juga berkontribusi sebesar 2,72 persen dari PDB pada Q2 – 2023 (kuartal kedua tahun 2023), ini tertinggi dibandingkan angkutan lainnya. Bila dibandingkan antara lima angkutan yang ada, persentase angkutan darat adalah sebesar 71,17 persen (2022),” ujarnya secara tertulis.
Dalam grafik presentasinya, Dr. Ir. Heddy Rahadian pun menulis bahwa kelima jenis angkutan itu ialah Angkutan Darat, Angkutan Laut, Angkutan Udara, Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan, serta Angkutan Rel.
“Berdasarkan hasil survei Ditjen (Direktorat Jenderal) Bina Marga (2017 s/d 2022), terdapat lebih dari 50 persen kendaraan ODOL (Over Dimension and Over Load). Pada lintas utama Pulau Jawa (kendaraan ODOL) sebesar 40-50 persen dan 30-40 persen pada lintas utama Pulau Sumatera,” jelasnya secara tertulis.
Dr. Ir. Heddy Rahadian pun menjelaskan relasi antara tiga variabel berikut, yakni: Variabel Road User Cost (RUC) atau Biaya Pengguna Jalan; Road Agency Cost (RAC) atau Biaya Penanganan Jalan; serta Total Transport Cost (TTC) atau Total Biaya Transportasi dengan bentuk diagram. Penjelasan dilakukan secara teoretis dan tertulis dalam presentasinya.
“Terjadinya overloading akan menurunkan biaya pengguna jalan (RUC), tetapi akan meningkatkan biaya penanganan jalan (RAC) sehingga akan meningkatkan pula total biaya transport (TTC),” tulisnya.
FGD dibuka secara resmi dengan kata pengantar oleh Ketua CSPS – CSGS SKSG UI, Guntur Subagja Mahardika, S.Sos., M.Si. Adapun moderator acara ialah Ketua Rumah Perdamaian – CSGS SKSG UI, Kingkin Wardaya, S.Pd., M.Si.
FGD ini juga disiarkan secara langsung, live streaming, oleh akun Youtube SKSG UI di laman https://youtu.be/FGlbgDJ_c-U, dengan durasi waktu 8 jam 16 menit 31 detik.
Video berjudul:”FGD: Membedah Program Strategis Pemeirntah Baru dan Solusi Tantangan Menuju Indonesia Emas 2045” ini telah disaksikan oleh 1.040 penonton hingga berita ditayangkan.
Narasumber lainnya dalam FGD ini ialah Dekan Fakultas Teknologi Mineral dan Energi Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Yogyakarta, Dr. Ir. Raden Mas (R.M.) Basuki Rahmad, M.T. Beliau memaparkan materi berjudul: “Hilirisasi Indutri Pertambangan dan Ketahanan Energi: Menyongsong Indonesia Emas 2045“.
Turut hadir dan menjadi narasumber Wakil Ketua Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI saat itu, Mohammad Eddy Dwiyanto Soeparno, S.H., M.H. Beliau memaparkan materi dengan judul: “Mencapai Kemandirian Energi Melalui Transisi Energi”. Saat ini, beliau menjadi Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI.
Hadir juga sejumlah narasumber, yakni Ketua Umum Masyarakat Energi Biomassa Indonesia (MEBI), dan Dr. Ir. Sumanggar Milton Pakpahan, M.M., C.E.R.G., dan Kepala Divisi Penanganan Kasus Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN), Sinung Karto, S.H.
Penulis: Muhammad Ibrahim Hamdani
Peneliti CSPS – SKSG UI