Brigade PRIMA DMI: “Masjid Menjadi Laboratorium Penting Untuk Berwirausaha”

Pengajian Entrepreneur Pimpinan Pusat (PP) Dewan Masjid Indonesia (DMI), pada Jumat, 7 Februari 2025. Sumber Foto: Muhammad Ibrahim Hamdani.

0
456
oplus_0

NEWSCOM.ID, JAKARTA – Direktur Brigade Masjid Pimpinan Pusat (PP) Perhimpunan Remaja Masjid (PRIMA) Dewan Masjid Indonesia (DMI), Masrur Mustofa, S.Pd.T., M.M., Gr., menyatakan bahwa remaja masjid harus dapat menjadikan masjid sebagai kawah candradimuka, yakni laboratorium untuk kita bisa berwirausaha.

“Faktanya, di masjid ini ada ri’ayah, yakni pengelolaan kondisi fisik masjid, yang meliputi aspek pemeliharaan aset dan pengadaan aset. Kalau kita bisa create (mengondisikan) ini (ri’ayah) sebagai aspek muamalah di masjid, akan luar biasa dampaknya,” tutur Ustaz Masrur Mustofa pada Jumat (07/02/25) sore, bertepatan dengan 8 Sya’ban 1446 Hijriah.

Tepatnya, usai mengikuti acara “Pengajian Entrepreneur” dengan tema: “Membangun Semangat Kewirausahaan dan Kiat Menjadi Pengusaha Muslim“. Kegiatan ini berlangsung di Gedung DMI Pusat, Jakarta, dan menghadirkan Anggota Majelis Mustasyar PP DMI, Prof. drg. H. Chairul Tanjung, M.B.A., selaku narasumber.

Sosok yang akrab disapa CT itu adalah Pemilik dan Pendiri CT Corp, seorang pengusaha Muslim nasional yang sangat sukses. Pengajian Entrepreneur ini dibuka secara langsung oleh Wakil Ketua Umum PP DMI, H. Rudiantara, S.Stat., M.B.A. Turut hadir Wakil Ketua Majelis Pakar PP DMI, Prof. Dr. Ir. H. Mohammad Nuh, D.E.A.

Hadir pula para Ketua PP DMI, yakni Prof. Dr. dr. H. Fachmi Idris, M.Kes., Drs. K.H. Abdul Manan A. Ghani, dan Drs. H. Andi Mappaganti, M.M., serta Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) PP DMI, Kolonel TNI (Purn.) Dr. H. Mukhtadi El-Harry, M.M., M.Sc., dan Bendahara PP DMI, Dra. Hj. Dian Artida.

Menurut Ustaz Masrur Mustofa, aset fisik masjid sangat berpotensi menjadi leverage, yakni aset fisik masjid digunakan sebagai aset atau modal yang memiliki biaya tetap untuk mencapai visi, misi dan tujuan pengurus masjid.

“Dari aset fisik masjid kita leverage, kita ungkit, kita jadikan sebagai pemicu untuk ekspansi, memperluas cakupan bisnis ke bidang-bidang lainnya, misalnya akustik masjid, itu tentu tidak masalah. Kita, pengurus masjid, bisa menjadi sound engineer, sound mixer, dan profesi lainnya yang berhubungan dengan akustik masjid,” jelasnya.

Pengurus dan jamaah masjid, lanjutmya, juga dapat fokus mengembangkan profesi terkait maintenance atau pemeliharaan masjid, maintencance gedung dan maintenance kantor masjid. “Itu kan (maintenance) bisa menjadi profesi tersendiri, seperti Manajer dan Teknisi Akustik Masjid. Ini yang kita sebut dengan life skill,” imbuh Ustadz Masrur Musthofa.

Anggota Departemen Pengembangan Penataan Akustik Masjid dan Pelatihan Teknisi Akustik Masjid PP DMI itu pun menegaskan bahwa profesi manajer dan teknisi akustik masjid membutuhkan keterampilan hidup, life skill, secara profesional. ” Ini (manajer masjid) yang kita sebut dengan life skill, keterampilan yang dapat menopang hidup kita,” ungkapnya.

“Profesi teknisi akustik masjid misalnya, tentu membutuhkan kemampuan khusus dalam mengoperasikan mesin mekanis dan elektrik terkait sound system masjid. Bahkan teknisi akustik masjid dapat mengembangkan kemampuannya dalam berbisnis akustik untuk kepentingan masyarakat lainnya,” paparnya.

Acara ini turut dihadiri oleh Direktur Literasi Digital PP PRIMA DMI, Indra Syahfirman, S.H., C.P.L.A., Direktur Bidang Pemuda dan Olah Raga PP PRIMA DMI, Hotmartua Simanjuntak, dan Direkur Bidang Media, Komunikasi dan Informasi PP PRIMA DMI, Muhammad Ibrahim Hamdani, S.I.P., M.Si.

Sebelumnya, dalam ceramahnya, Anggota Majelis Mustasyar PP DMI, Prof. drg. H. Chairul Tanjung, M.B.A., telah memperkenalkan 10 kiat sukses menjadi pengusaha, dikenal dengan istilah CT Way (Jalan CT).

Adapun 10 kiat sukses menjadi pengusaha atau CT Way itu ialah: Pertama, Memulai usaha dengan niat baik; Kedua, Baca dan tangkap peluang yang ada. Jika tidak ada, maka ciptakan peluang; Ketiga, Uang bukan modal utama; KeempatBuy the future with the present value atau Beli masa depan dengan nilai saat ini.

Kelima, Jadikan kegagalan sebagai sahabat baik; Keenam, Kerja keras, pantang menyerah, detail, tidak kompromi terhadap hasil akhir, disiplin dan perfecionist atau mendekati kesempurnaan; Ketujuh, Intuisi adalah sesuatu yang rasional; Kedelapan, Ambil keputusan dan cari solusi, bukan cari masalah.

Kesembilan, Pragmatisme dan idealisme bukan minyak dan air; Kesepuluh, Mencari keberkahan Tuhan, Allah Subhanahu Wa Ta’ala (SWT).

“Kesempurnaan itu hanya milik Allah SWT, namun kita bisa mendekati kesempurnaan itu. Karena kita manusia, tentu tidak sempurna. Apalagi manusia itu tempat menyimpan data. Otak kita ini sebagai processor, empat simpan data,” tuturnya.

Dalam dunia usaha, lanjutnya, hanya ada dua pilihan, yakni berhasil atau mati. Kalau anak muda, masalah seperti ini akan dihajar. “Tetapi kalau sudah sepuh, itu kita mikir-mikir terhadap masalah,” imbuhnya.

Menurutnya, pragmatisme dan idealisme harus berjalan seimbang. Umat harus kita bangun agar dapat menjadi entrepreneur yang inovatif dan kreatif. “Entrepreneur dapat menciptakan beragam bisnis dan inovasi baru sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Prof. drg. H. Chairul Tanjung, M.B.A., menggarisbawahi peran pendidikan untuk memutus mata rantai kemiskinan bangsa. “Pendidikan itu adalah akses untuk memutus mata rantai kemiskinan. Jadi kita harus bisa mengedepankan pendidikan. Tentu kita ingin meningkatkan kualitas pendidikan, ini menjadi kata kunci,” jelasnya.

Pak CT pun memandang pentingnya sinergi semua pihak, agar peningkatan kualitas sarana dan prasarana pendidikan umat dapat terwujud. Ia juga menyampaikan prinsip hidupnya bahwa lahir dalam kondisi miskin itu oke, namun mati dalam kondisi miskin itu berdosa. “Lahir miskin oke, tapi mati miskin, itu berdosa,” tegasnya.

“Kita tidak terbiasa dengan sikap disiplin. Padahal, kita harus berjuang untuk mengubah nasib. Semua ini harus diperjuangkan dengan keringat, darah dan air mata. Tak ada orang sukses tanpa bekerja keras. Pantang menyerah, karena menyangkut harga dirinya,” papar Pak CT dengan tegas dan lugas.

Penulis: Muhammad Ibrahim Hamdani, S.I.P., M.Si.

Direkur Bidang Media, Komunikasi dan Informasi PP PRIMA DMI, Muhammad Ibrahim Hamdani, S.I.P., M.Si.

LEAVE A REPLY