Tingkatkan Kualitas Fisik – SDM Masjid, DMI Gandeng Tiga Kementerian – Bagian 2

0
1138
Sumber: Akun Facebook DMI Pusat

NEWCOM.ID, JAKARTA – Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Dewan Masjid Indonesia (DMI), Dr. (H.C.) Drs. H. Muhammad Jusuf Kalla, M.B.A., menyatakan bahwa para marbot masjid harus mendapatkan pendidikan dan keahlian yang memadai, karena secara riil, orang yang mengoperasikan masjid adalah marbot. “Termasuk pengetahuan tentang akustik masjid,” ujarnya pada Sabtu (17/5/25) petang.

Tepatnya, saat Wakil Presiden (Wapres) Republik Indonesia (RI) Ke-10 dan Ke-12 itu menyampaikan kata sambutan dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) DMI Tahun 2025 yang berlangsung di Jakarta. Rakernas ini mengangkat tema: “Sinergi Umat dan Masjid: Mewujudkan Kemakmuran Bangsa“. Kegiatan ini pun menjadi sangat fenomenal karena hanya berselang dua hari pasca ulang tahun beliau yang ke-83 pada Kamis (15/5/25).

  • Serba-Serbi Pembukaan Rakernas DMI Tahun 2025

Kegiatan Rakernas DMI Tahun 2025 diawali dengan pembacaan kalam ilahi, ayat-ayat suci Al-Qur’an, oleh qari’ internasional dari Masjid Nasional Istiqlal, Ustadz H. Qadarasmadi Rasyid, S.Hum. Beliau membacakan firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala (SWT) dalam Al-Qur’an, Surat Ali Imran Ayat 133-134, dan Surat Asy-Syura Ayat 38.

Lalu acara berlanjut dengan laporan Ketua Panitia Pelaksana (Organizing Commitee / OC) Rakernas DMI Tahun 2025, Inspektur Jenderal (Irjen.) Polisi (Pol.) (Purn.) Drs. H. Mas Guntur Laupe, S.H., M.H., yang juga Ketua PP DMI.

Sebelum meyampaikan laporan kegiatan, beliau mengajak seluruh hadirin untuk mengenang jasa-jasa Ketua Dewan Pakar PP DMI, Almarhum Komisaris Jenderal (Komjen) Polisi (Pol.) (Purn.) Dr. (H.C.) Drs. H. Syafruddin Kambo, M.Si. Tepatnya, dengan bersama-sama menyaksikan video rangkuman perjalanan hidup dan kiprah almarhum sewaktu mengemban amanat sebagai Wakil Ketua Umum PP DMI dan Ketua Dewan Pakar PP DMI.

Kemudian, Irjen. Pol. Purn. Drs. H. Mas Guntur Laupe pun mengajak segenap hadirin dan peserta Rakernas DMI Tahun 2025 untuk bersama-sama berdoa dan membacakan Surat Al-Fatihah untuk almarhum Komjen. Pol. Purn. Dr. (H.C.) Drs. H. Syafruddin Kambo, M.Si. Hal unik lainnya, acara ini diselenggarakan hanya tiga hari setelah milad atau hari ulang tahun Ketua Umum PP DMI, H. Muhammad Jusuf Kalla, yang ke-83 tahun pada 15 Mei 2025.

Adapun pembacaan do’a berlangsung di sesi akhir acara pembukaan Rakernas DMI Tahun 2025, dengan dipandu oleh Ketua PP DMI, KH. Drs. Abdul Manan A. Ghani secara khidmat.

  • Marbot, Pendidikan dan Akustik Masjid

Dalam sambutannya, Ketua Umum PP DMI, H. Muhammad Jusuf Kalla, menggarisbawahi pentingnya peran marbot sebagai wujud dan praktek riil dari peran dan fungsi masjid dalam berbagai bidang di masyarakat Indonesia. Jadi wajah dan perilaku marbot akan merefleksikan peran dan fungsi masjid di tengah umat.

“Dalam sistem yang berlaku di kita (Indonesia), marbot adalah wajah riil masjid. Perlu ada pendidikan dan keahlian memadai untuk para marbot masjid. Misalnya, sebelum adzan Subuh berkumandang, pengajian tidak boleh lebih dari lima menit karena umumnya jarak dari rumah ke masjid itu hanya 500 meter, bahkan di Jakarta hanya 200 meter,” paparnya.

Menurut Pak JK, sapaan akrab H. Muhammad Jusuf Kalla, hanya butuh lima menit untuk jalan kaki dari rumah ke masjid, kalau di kota-kota besar seperti Jakarta. Bahkan ada masjid yang jaraknya sangat dekat, kurang dari 200 meter.

“Coba lihat di negara-negara Arab, kalau saya ke masjid, baik itu di Saudi, di Emirat, di Qatar, tidak ada pengajian sebelum adzan Shubuh. Bahkan masjid ditutup sesudah shalat berjama’ah. Coba lihat di Mekah, apa ada pengajian di masjid sebelum adzan Shubuh? Tidak ada. Hanya di Indonesia saja yang ada pengajian sebelum adzan Shubuh,” imbuhnya di depan sekitar 200 peserta Rakerna DMI yang hadir.

Lebih lanjut, pengusaha sukses nasional kelahiran Watampone, Kabupaten Bone, Provinsi Sulawesi Selatan, pada 15 Mei 1942 itu pun menceritakan asal usul pengajian di masjid sebelum adzan Shubuh. “Dulu itu ada peristiwa pemberontakan G30 S (Gerakan 30 September) PKI (Partai Komunis Indonesia), jadi umat Islam sangat waspada dan melakukan pengajian sebelum adzan Shubuh untuk menghadapi PKI,” ucapnya.

Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) Pusat itu pun menceritakan kisah marbot masjid yang justru menggunakan tape recorder (kaset radio) untuk mengaji ayat-ayat suci Al-Qur’an di masjid. “Kalau mengaji menggunakan tape recorder, itu orang Jepang dan Korea yang dapat pahala, karena mereka yang membuat tape recorder dan sound system-nya, sedangkan marbot-nya justru tidur di masjid,” paparnya.

“Hal-hal terkait akustik masjid harus diatur secara detail, jangan sampai ada kesan orang itu terganggu dengan suara mengaji di masjid sebelum adzan Shubuh. Orang yang mengoperasikan masjid itu marbot, jadi perlu ada pelatihan untuk marbot,” paparnya.

Terkait pelatihan manajemen bagi marbot dan teknisi akustik masjid, Daeng Ucu, sapaan akrab lainnya untuk Pak JK, juga berencana agar DMI membuat pusat-pusat pelatihan manajemen masjid untuk pelatih dan instruktur, pertama di tingkat nasional dahulu.

“Kemudian pelatihan peran dan fungsi kemasjidan, ini, pusat latihan itu, kita bangun nasional dulu, bekas kantor lama itu menjadi pusat latihan, di Menteng itu. Pak Rudi (H. Rudiantara) sudah kerjakan itu untuk menjadi pusat pelatihan untuk melatih pelatih, instruktur, supaya daerah juga mempunyai pelatih lagi untuk manajemen masjid,” jelasnya.

Nanti, lanjutnya, kita buat lagi pusat-pusat pelatihan manajemen masjid per pulau, misalnya pusat pelatihan di Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Papua.

  • Aktivitas Ekonomi Berbasis Masjid

Selanjutnya, H. Muhammad Jusuf Kalla yang juga Ketua Dewa Pertimbangan Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI) itu pun menegaskan pentingnya pengurus masjid untuk berikhtiar memakmurkan jama’ah masjid dan masyarakat di sekitarnya. Apalagi kondisi umat Islam saat ini lebih banyak mustahik-nya (berhak menerima zakat) daripada muzakki-nya (wajib membayar zakat).

“Ketiga pengembangan ekonomi dan sosial. Inilah tadi saya katakan, masjid harus mendorong agar ada kehidupan yang lebih baik, supaya dia bayar zakat, supaya dia berbakti lebih baik. Jangan kita selalu, saya katakan, kenapa (umat) Islam itu sulit? karena muzakki-nya kurang, mustahik-nya yang paling banyak,” paparnya.

Jadi ada (umat) keluar zakat antrinya panjang, lanjutnya, itu lambang kemiskinan itu namanya. Memang (sudah ada) kemajuan. “Tengok orang Cina pun, kasih duit dikira zakat. Nah, inilah, bukan hanya ekonomi kecil, kita sudah bekerja sama (dengan) BRI, sudah bekerja sama (dengan) BSI untuk itu,” ujarnya.

  • Masjid Ramah Lingkungan Hidup

Selanjutnya, H. Muhammad Jusuf Kalla pun mengingatkan agar para pengurus masjid dan DMI senantiasa memperhatikan aspek-aspek pelestarian lingkungan hidup, termasuk membangun masjid ramah lingkungan atau dikenal dengan konsep Eko Masjid.

“Pengurus masjid harus berupaya menciptakan lingkungan yang hijau, dengan konsep masjid ramah lingkungan. Karena kalau banjir, siapa yang kena? mayoritas orang Islam. Apalagi saat ini di Menteng, di Pluit, banjir ada dimana-mana akibat kerusakan lingkungan. Rumah yang kena banjir orang kita, jadi harus menghijaukan lingkungan masjid,” ucapnya.

  • Masjid Bersih dan Sehat

Kemudian, Tokoh Perdamaian Nasional dalam Konflik Poso, Ambon dan Aceh ini pun menitikberatkan pentingnya pengurus masjid untuk memakmurkan masjid dan melayani jama’ah dengan mewujudkan program masjid bersih dan sehat.

“Itu sebabnya, sejak beberapa tahun lalu (2017), DMI bekerja sama dengan Unilever selalu membagikan alat-alat pembersih masjid. Program ini di bawah kordinasi Pak Andi (Ketua PP DMI, Drs. H. Andi Mappaganty, M.M.) yang terus berjalan hingga kini. Alhamdulillah sudah 28.000 masjid yang kita bersihkan dalam program ini,” ujarnya.

  • Tipologi Masjid Indonesia

Selain itu, H. Muhammad Jusuf Kalla juga memperhatikan secara khusus tipologi masjid di Indonesia yang berbeda dengan masjid di negara-negara Arab. Masjid di Indonesia itu selalu buka dari adzan Shubuh sampai adzan I’sya, bahkan ada masjid yang terbuka 24 jam untuk jama’ah.

“Di negara-negara Arab itu, seperti di Qatar, Dubai (Uni Emirat Arab), dan Arab Saudi, masjid sering dikunci. Setelah sholat Shubuh, masjid dibersihkan, lalu dikunci, begitu pula setelah Sholat Jumat, masjid dikunci lagi,” ucapnya.

Jangan sampai masjid di Indonesia, lanjutnya, seperti masjid-masjid di Timur Tengah. “Tipologi masjid di Indonesia tidak sama dengan di negara-negara Arab. Di sini, masjid harus terbuka, terus beraktivitas dari Shubuh hingga I’sya,” jelasnya.

  • Desain Standar Arsitektur Masjid

Ketua Umum PP DMI, H. Muhammad Jusuf Kalla, juga mengingatkan kembali para pengurus DMI dan pengurus masjid pada umumnya untuk sungguh-sungguh memperhatikan desain arsitektur masjid yang akan dibangun nanti. Apalagi DMI telah menjalin kerja sama strategis dengan Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) terkait hal ini.

“DMI telah lama menjalin kerja sama strategis dengan IAI untuk membuat panduan dan umum tentang desain arsitektur masjid yang baik dan benar serta memenuhi standar. Bahkan bukunya telah terbit, nanti akan kita update (revisi) lagi untuk perkembangan terkini. Kita juga sepakat untuk menunjuk konsultan arsitek masjid,” ujarnya.

Bagi siapa saja yang ingin membangun masjid, ucapnya, tolong nanti implementasikan betul desain arsitektur masjid itu. “Ini penting agar bangunan fisik masjid kelak tidak menimbulkan masalah. Manfaatkan panduan desain arsitektur masjid dari DMI,” tegasnya.

  • Penandatanganan MoU Antara DMI dengan Dua Kementerian

Selanjutnya, dalam Pembukaan Rakernas DMI Tahun 2025 ini, PP DMI telah menandatangani Nota Kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) dengan Kementerian Agraria dan Tata Ruang (ATR) / Badan Pertanahan Nasional (BPN) RI dan Kementerian Ketenagakerjaan RI (Kemenaker RI) pada Sabtu (17/5/25) malam.

Prosesi penandatanganan MoU dilaksanakan langsung oleh Menteri ATR / Kepala BPN RI, H. Nusron Wahid, S.S., M.Si., dan Ketua Umum PP DMI, Dr. (H.C.) Drs. H. Muhammad Jusuf Kalla, M.B.A., serta oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kemenaker RI, Dr. H. Cris Kuntadi, S.E., M.M., dan Sekjen PP DMI, Dr. H. Rahmat Hidayat, S.E., M.T.

Kedua menteri di Kabinet Merah Putih itu juga menyampaikan kata sambutan dalam acara ini, secara bergiliran, setelah pidato pembukaan dari Ketua Umum PP DMI, H. Muhammad Jusuf Kalla, M.B.A. Pidato pertama disampaikan oleh Menteri ATR / Kepala BPN RI, H. Nusron Wahid, S.S., M.Si., lalu disusul oleh Menaker RI, Prof. Yassierli, S.T., M.T., Ph.D.

Turut hadir dan memberikan kata sambutan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) RI, Prof. Dr. H. Abdul Mu’ti, M.Ed. Beliau juga secara simbolis memberikan langsung bantuan dari Kemendikdasmen RI kepada Ketua Umum PP DMI, H. Muhammad Jusuf Kalla. “Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, Pusat Layanan Pembiayaan Pendidikan: Bantuan Pemerintah,” demikian tertulis dalam papan pengumuman itu.

  • Penandatanganan MoU Antara DMI dengan BTN

Kemudian, acara berlanjut dengan penyerahan secara simbolis bantuan dari Kemendikdas-men RI kepada DMI. Bantuan diserahkan langsung oleh Mendikdasmen RI, Prof. Dr. Abdul Mu’ti, M.Ed., kepada Ketua Umum PP DMI, Dr. (H.C.) Drs. H. Muhammad Jusuf Kalla, M.B.A. “Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, Pusat Layanan Pembiayaan Pendidikan: Bantuan Pemerintah,” demikian tertulis dalam papan pengumuman tersebut.

Selanjutnya, berlangsung prosesi penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara DMI dengan PT. Bank Tabungan Negara (BTN) (Persero), Tbk. Tepatnya ditandatangani oleh Waketum PP DMI, H. Rudiantara, S.Stat, M.B.A., dan Senior Executive Vice President (SEVP) Digital Business PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, Thomas Wahyudi.

Prosesi penandatangan MoU juga disaksikan langsung oleh SEVP Operations PT. BTN (Persero), Tbk, Alex Sofjan Noor. Beliau juga menyampaikan kata sambutan singkat dalam acara ini, usai prosesi penandatangan MoU.

  • Pemukulan Gong Rakernas dan Donasi Palestina

Setelah selesai penyampaian pidato pembukaan oleh Ketua Umum PP DMI, H. Muhammad Jusuf Kalla, acara berlanjut dengan pemukulan gong oleh beliau sebanyak lima kali dengan penuh khidmat. Dalam prosesi ini, Pak JK didampingi oleh ketiga menteri yang hadir, serta jajaran pengurus PP DMI, yakni Wakil Ketua Umum (Waketum) PP DMI, Dr. Drs. H. Imam Addaruqutni, M.Ag., Wakil Ketua Umum PP DMI, H. Rudiantara, S.Stat, M.B.A., dan Sekretaris Jenderal (Sekjen) PP DMI, Dr. H. Rahmat Hidayat, S.E., M.T.

Pemukulan gong pembukaan Rakernas ini berlangsung sebelum penyampaian kata sambutan oleh ketiga menteri yang hadir dalam acara pembukaan Rakernas DMI Tahun 2025. Kemudian, acara berlanjut dengan pengumuman penyerahan bantuan kemanusiaan dari Lembaga Amil Zakat, Infak dan Sedekah (LAZIS) Syarikat Islam untuk warga Gaza, Palestina, kepada DMI, sebesar Rp 200 juta.

“Bantuan kemanusiaan untuk warga Gaza, Palestina, dari LAZIS Syarikat Islam: Rp 200.000.000,” demikian tertulis di papan pengumuman penyerahan bantuan secara simbolis dari LAZIS Syarikat Islam itu.

Penulis: Muhammad Ibrahim Hamdani, S.I.P., M.Si.

Direktur Bidang Media, Komunikasi dan Informasi Pimpinan Pusat (PP) Perhimpunan Remaja Masjid (PRIMA) Dewan Masjid Indonesia (DMI).

 

LEAVE A REPLY