NEWSCOM.ID, JAKARTA – Tiga menteri Kabinet Merah Putih turut hadir dan memberikan kata sambutan dalam prosesi pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Dewan Masjid Indonesia (DMI) Tahun 2025 pada Sabtu (17/5/25) petang di Jakarta. Rakernas DMI ini mengangkat tema: “Sinergi Umat dan Masjid: Menuju Kemakmuran Bangsa”.
Adapun ketiga menteri tersebut ialah Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR) / Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) Republik Indonesia (RI), H. Nusron Wahid, S.S., M.Si., Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) RI, Prof. H. Yassierli, S.T., M.T., Ph.D., serta Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) RI, Prof. Dr. H. Abdul Mu’ti, M.Ed.
- Penandatangan MoU Antara DMI dan Dua Kementerian
Selanjutnya Menteri ATR / Kepala BPN RI, H. Nusron Wahid, S.S., M.Si., turut menandatangani langsung Nota Kesepahaman / Memorandum of Understanding (MoU) dengan DMI, bersama Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) DMI, Dr. (H.C.) Drs. H. Muhammad Jusuf Kalla, M.B.A., yang juga Wakil Presiden (Wapres) RI Ke-10 dan Ke-12.
Sedangkan Menaker RI, Prof. H. Yasierli, S.T., M.T., Ph.D., turut menyaksikan langsung prosesi penandatangan MoU antara Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kemenaker RI, Dr. H. Cris Kuntadi, S.E., M.M., dan Sekjen PP DMI, Dr. H. Rahmat Hidayat, S.E., M.T. Prosesi ini juga disaksikan langsung oleh Ketua Umum PP DMI, H. Muhammad Jusuf Kalla, M.B.A.
- Pemukulan Gong dan Donasi Palestina
Sebelumnya, ketiga menteri itu juga turut mendampingi Ketua Umum PP DMI, H. Muhammad Jusuf Kalla, saat beliau memukul gong sebanyak lima kali dengan khidmat, sebagai tanda peresmian dimulainya Rakernas DMI Tahun 2025. Tepatnya, bersama-sama dengan Wakil Ketua Umum (Waketum) PP DMI, Dr. Drs. H. Imam Addaruqutni, M.Ag., Waketum PP DMI, H. Rudiantara, S.Stat, M.B.A., dan Sekretaris Jenderal (Sekjen) PP DMI, Dr. H. Rahmat Hidayat, S.E., M.T.
Kemudian, acara berlanjut dengan pengumuman penyerahan bantuan kemanusiaan dari Lembaga Amil Zakat, Infak dan Sedekah (LAZIS) Syarikat Islam untuk warga Gaza, Palestina, kepada DMI, sebesar Rp 200 juta.
“Bantuan kemanusiaan untuk warga Gaza, Palestina, dari LAZIS Syarikat Islam: Rp 200.000.000,” demikian tertulis di papan pengumuman penyerahan bantuan secara simbolis dari LAZIS Syarikat Islam itu.
- Ayat Al-Qur’an dan Permasalahan Agraria
Dalam sambutannya, Menteri ATR / Kepala BPN RI, H. Nusron Wahid, S.S., M.Si., menyampaikan bahwa dari total 6.666 ayat di dalam kitab suci Al-Qur’an, terdapat 481 ayat yang membahas seputar persoalan tanah. Sedangkan ayat-ayat Al-Qur’an yang membahas seputar tata ruang dan kota tercatat ada 86 ayat.
“Di dalam Al-Qur’an itu, ada ayat yang cerita tentang tanah, itu 481 ayat, Pak. Dari 6.666 ayat dalam Al-Qur’an, yang cerita tentang tanah itu 481 (ayat). Kalau yang cerita tentang tata ruang dan cerita tentang kota, jumlahnya 86 ayat, Pak, yang cerita tentang kota dan tentang tata ruang,” ujarnya.
Menurutnya, keterangan tentang 481 ayat Al-Qur’an terkait tanah serta 86 ayat tentang tata ruang dan kota itu diperoleh saat bersilaturahmi dengan KH. Abdul Qayyum Mansur di Lasem, Kabupaten Rembang, Provinsi Jawa Tengah (Jateng).
“Ini, saya dapatkan keterangan ini dari sebuah kitab, saya lupa yang nulis. Tapi waktu itu saya silaturahmi ke tempatnya Gus Qayyum, KH. Abdul Qayyum Mansur, Lasem, (Beliau) bacakan kitab itu,” ungkap Ketua Umum Pengurus Besar (PB) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Masa Khidmat 2000-2003.
- Persoalan Tanah Wakaf Masjid
Menteri Nusron Wahid pun berkomitmen untuk menuntaskan persoalan tanah wakaf masjid yang belum terdaftar hingga kini dengan melibatkan berbagai pihak seperti Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan DMI.
“Insya Allah kami bertekad, sisa kami hitung, masih sisa sekitar 400.000 masjid, madrasah, kemudian pesantren dan musholla yang belum tersertifikasi. Kami bertekad minimal, selama lima tahun terakhir nanti (hingga 2029), 90 persen sudah bisa kita tuntaskan (sertifikasi tanah wakaf masjid) semua,” jelasnya.
Karena itu, ucapnya, dengan adanya MoU ini, kami (Kementerian ATR / BPN RI) betul-betul merasa terbantu. Kami sudah (Menandatangani) MoU dengan PP Muhammadiyah, MUI, PUI (Persatuan Umat Islam), Al-Khairaat, dan Nahdlatul Wathan. “Dengan semua Ormas Islam sudah kami datangi, dan hari ini kita dengan Dewan Masjid,” imbuh Menteri Nusron Wahid.
“Menurut data di Kementerian Agama, total masjid yang ada itu, yang terdaftar di Kementerian Agama itu, ada 586.000 masjid, tidak termasuk mushalla, tidak termasuk langgar, tidak termasuk surau. Kemudian, yang sudah diwakafkan, ada sertifikat wakafnya itu, ada 267.994 wakaf bidang (tanah),” ungkap Menteri Nusron Wahid yang juga Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Gerakan Pemuda Ansor Masa Khidmat 2011-2015 itu.
Yang menarik, lanjutnya, pada tahun ini (2025), lompatannya luar biasa. “Pada tahun ini, dari bulan Januari sampai bulan Mei (2025) ini, sudah ada 32.000 sertifikat bidang wakaf,” imbuhnya yang juga Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Masa Khidmat 2022-2023 itu.
- Isu Tanah – Masalah Keadilan, Ketimpangan, Ketidakmerataan
Lebih lanjut, H. Nusron Wahid, S.S., M.Si., pun menyampaikan seputar isu-isu utama terkait permasalahan tanah, yakni masalah keadilan, ketimpangan sosial serta pembangunan yang tidak merata. Bahkan permasalahan ini terjadi sejak zaman Nabi Adam Alaihis Salam hingga saat ini.
“Isu di dalam Al-Qur’an pun sama dan relevan dengan yang (terjadi) hari ini, bahwa isu tentang tenah selalu isu masalah keadilan, isu tentang ketimpangan, dan selalu isu tentang ketidakmerataan tentang tata guna tanah, itu selalu itu,” ungkap Menteri Nusron Wahid yang pernah mengemban amanat selaku Ketua Umum Pengurus Besar (PB) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Masa Khidmat 2000-2003 itu.
Bapak-Bapak sekalian, lanjut Gus Nusron, sapaan akrab Menteri Nusron, ini menandakan bahwa memang masalah tanah adalah masalah yang sudah muncul sejak zaman Nabi Adam sampai sekarang ini, selalu akan muncul terus-menerus.
- Pusat Pelatihan Vokasi Berbasis Masjid
Dalam sambutannya, Menaker RI, Prof. H. Yasierli, S.T., M.T., Ph.D., membahas seputar produktivitas manusia Indonesia dan peluang mendirikan pusat pelatihan kerja berbasis masjid dengan mengutamakan keahlian di masa depan atau future skills seperti Teknologi Informasi, Kecerdasan Artifisial atau artificial intelligence (AI) dan coding. Belliau juga menyinggung firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala (SWT) dalam kitab suci Al-Qur’an mengenai semangat untuk membaca, mencari ilmu dan mamahami kebenaran.
“Saya teringat, ternyata, ayat pertama Al-Qur’an itu bicara tentang Iqra’, yang pertama kali turun, itu bicara tentang bagaimana sentuhan, seruan, bicara tentang untuk kita terus berkembang. Kami senantiasa kampanye terkait tentang reskilling, sesuatu yang harus menjadi kemestian,” ujar pakar ergonomi industri Indonesia itu pada Sabtu (17/5/25).
Kalau boleh bermimpi, lanjutnya, masjid-masjid besar kita nanti juga memiliki center (pusat pelatihan) untuk vokasi-vokasi. Di situ ada pelatihan-pelatihan, bicara tentang tentang future skills (keahlian masa depan). “Sehingga masjid juga menjadi salah satu daya tarik mereka (jama’ah masjid) bisa exercise (melatih) sesuatu yang baru,” ucapnya.
“Mereka (jama’ah masjid) bisa sharing knowledge (berbagi ilmu pengetahuan) terhadap sesuatu yang baru dan mungkin ini sejalan, dan saya yakin sejalan, dengan apa harapan dari teman-teman, bapak dan ibu semua,” tuturnya.
Menurut Ketua Dewan Pakar Perhimpunan Ergonomi Indonesia (PEI) itu, sangat penting untuk memikirkan tentang bagaimana masjid dapat menjadi salah satu pusat pembinaan umat seutuhnya? tidak hanya bicara tentang iman dan takwa. “Tapi, termasuk di situ mindset, kompetensi ekonomi sehingga kemudian memberikan dampak kepada ekonomi bangsa,” imbuhnya.
- Menuju Growth Mindset dan Bangsa Pembelajar
Selain itu, Guru Besar Fakultas Teknologi Industri (FTI) – Institut Teknologi Bandung (ITB) ini juga membahas seputar growth mindset atau pola pikir yang terus bertumbuh kembang bagi para pengurus dan jama’ah masjid. “Tapi, kalau itu (reskilling) tidak berangkat dari mindset, growth mindset, kesiapan untuk belajar sesuatu yang baru, terlepas dari institusi pendidikan sudah memberikan ijazah seperti apa, maka itu tidak akan bisa,” ungkapnya.
“Profil demografi tenaga kerja kita, 85 persen itu adalah lulusan SD, SMP dan SMA. Nggak mungkin rasanya mereka di PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) dari industri padat karya, tekstil, manufaktur, kita suruh belajar tentang digital. belajar tentang sesuatu, AI atau apa, rasanya jauh,” imbuhnya.
Menaker RI itu pun yakin dengan peran strategis DMI dalam mengintegrasikan antara growth mindset dengan semangat menuntut ilmu dan membaca pengetahuan dari kitab suci Al-Qur’an.
“Tapi saya yakin, ketika mindset itu kemudian ada, ditumbuhkan, sebagaimana semangat turunnya Surat Al-Alaq, Iqra’ tadi yang pertama, baca, saya yakin di sinilah peran strategis dari DMI untuk mencerdaskan umat, kemudian memberikan pencerahan bahwa bangsa Indonesia ini harus menjadi bangsa pembelajar,” ucapnya.
Bangsa dengan umat Islam terbesar di dunia ini, ujarnya, harus menjadi bangsa pembelajar dengan semangat iqra’. “Namun realitasnya sekarang, literasi digital kita turun Pak JK (Jusuf Kalla),” imbuhnya.
- Problematika Produktivitas dan Kompetensi Kerja Masyarakat Indonesia
Selanjutnya, Menaker RI, Prof. Yassierli, S.T., M.T., Ph.D., menggarisbawahi produktivitas kerja bangsa Indonesia yang terancam dengan penemuan teknologi informasi dan digital terkini seperti AI, dan coding.
“Mengerikan, perkembangan teknologi ini mengerikan, ya, dan ini menjadi isu di semua negara, dan kita sangat khawatir kemudian mereka kehilangan pekerjaan, tapi kemudian mereka tidak menjadi yang relevan untuk sesuatu pekerjaan yang baru,” tegasnya.
Lalu, yang lebih banyak menjadi concern (fokus kerja) Menaker RI ada dua isu. Yang pertama itu adalah terkait tentang kompetensi. “Kompetensi di mana banyak peneliti mengatakan bahwa 50 persen lebih skill set (keahlian kerja) yang dimiliki oleh kita saat ini, itu menjadi tidak relevan dalam 10 tahun yang akan datang,” ucapnya.
Hal yang kedua, ungkapnya, selain kompetensi adalah produktivitas. Produktivitas kita (bangsa Indonesia) 10 persen di bawah rata-rata negara ASEAN (Association of Southeast Asian Nations / Asia Tenggara).
“Dalam perkembangannya, kita tidak begitu seagresif Vietnam, China dan seterusnya. Ini kontribusi. Kalau produktivitas, nanti kita bicara kontribusi dari productivity dari pekerja, nanti dia berkontribusi dari kemudian, ya, apakah itu sektor publik, private (swasta), pendidikan dan seterusnya,” jelas Prof. Yassierli, S.T., M.T., Ph.D.
Padahal, lanjutnya, Indonesia Emas itu menargetkan GDP (Gross Domestic Product / Pendapatan Domestik Bruto) sekian, dan banyak riset mengatakan bahwa GDP itu berbanding lurus dengan produktivitas.
“Dan ini tidak necessary (perlu) hanya sebatas, oke, ya, indikator-indikator mikro kita menunjukkan pertumbuhan investasi dibagi dengan jumlah populasi. Tapi, saya membayangkan produktivitas ini harus pendekatannya bottom up (partisipasi dari bawah) ya,” ucapnya.
Saat ini, lanjutnya, Kemenaker RI, sedang menyiapkan gerakan produktivitas nasional. “Dan kita berharap memang, balik lagi, mindset bangsa ini harus kita ubah sebenarnya, dan saya sangat yakin peran dari masjid, yang laki-laki kan minimal sekali seminggu (Khotbah Jum’at) itu dapat, wajib itu dengar ya, pembekalan, gitu ya,” ujarnya.
- Bantuan Kemendikdasmen RI dan Penandatanganan MoU dengan BTN
Sebelumnya, telah berlangsung prosesi penyerahan secara simbolis bantuan dari Kemendikdasmen RI kepada DMI. Bantuan itu diserahkan langsung oleh Mendikdasmen RI, Prof. Dr. Abdul Mu’ti, M.Ed., kepada Ketua Umum PP DMI, Dr. (H.C.) Drs. H. Muhammad Jusuf Kalla, M.B.A.
“Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, Pusat Layanan Pembiayaan Pendidikan: Bantuan Pemerintah,” demikian tulisan dalam papan pengumuman tersebut.
Kemudian, ada pula prosesi penandatanganan MoU antara DMI dengan PT. Bank Tabungan Negara (BTN) (Persero), Tbk. MoU itu ditandatangani oleh Waketum PP DMI, H. Rudiantara, S.Stat, M.B.A., dan Senior Executive Vice President (SEVP) Digital Business PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, Thomas Wahyudi.
Prosesi penandatangan MoU juga disaksikan langsung oleh SEVP Operations PT. BTN (Persero), Tbk, Alex Sofjan Noor. Beliau juga menyampaikan kata sambutan singkat dalam acara ini usai prosesi penandatangan MoU.
- Serba-Serbi Rakernas DMI Tahun 2025
Kegiatan Rakernas DMI Tahun 2025 diawali dengan pembacaan kalam ilahi, ayat-ayat suci Al-Qur’an, oleh qari’ internasional dari Masjid Nasional Istiqlal, Ustadz H. Qadarasmadi Rasyid, S.Hum. Beliau membacakan firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala (SWT) dalam Al-Qur’an, Surat Ali Imran Ayat 133-134, dan Surat Asy-Syura Ayat 38.
Lalu acara berlanjut dengan laporan Ketua Panitia Pelaksana (Organizing Commitee / OC) Rakernas DMI Tahun 2025, Inspektur Jenderal (Irjen.) Polisi (Pol.) (Purn.) Drs. H. Mas Guntur Laupe, S.H., M.H., yang juga Ketua PP DMI.
Sebelum meyampaikan laporan kegiatan, beliau mengajak seluruh hadirin untuk mengenang jasa-jasa Ketua Dewan Pakar PP DMI, Almarhum Komisaris Jenderal (Komjen) Polisi (Pol.) (Purn.) Dr. (H.C.) Drs. H. Syafruddin Kambo, M.Si. Tepatnya, dengan bersama-sama menyaksikan video rangkuman perjalanan hidup dan kiprah almarhum sewaktu mengemban amanat sebagai Wakil Ketua Umum PP DMI dan Ketua Dewan Pakar PP DMI.
Kemudian, Irjen. Pol. Purn. Drs. H. Mas Guntur Laupe pun mengajak segenap hadirin dan peserta Rakernas DMI Tahun 2025 untuk bersama-sama berdoa dan membacakan Surat Al-Fatihah untuk almarhum Komjen. Pol. Purn. Dr. (H.C.) Drs. H. Syafruddin Kambo, M.Si. Hal unik lainnya, acara ini diselenggarakan hanya tiga hari setelah milad atau hari ulang tahun Ketua Umum PP DMI, H. Muhammad Jusuf Kalla, yang ke-83 tahun pada 15 Mei 2025.
Adapun pembacaan do’a berlangsung di sesi akhir acara pembukaan Rakernas DMI Tahun 2025, dengan dipandu oleh Ketua PP DMI, KH. Drs. Abdul Manan A. Ghani secara khidmat.
Penulis: Muhammad Ibrahim Hamdani, S.I.P., M.Si.
Direktur Bidang Media, Komunikasi dan Informasi Pimpinan Pusat Perhimpunan Remaja Masjid (PRIMA) DMI.