Cegah Radiasi Nuklir, BAPETEN Akan Pasang 126 RDMS

0
660
Walikota Tangsel, Airin Rachmi Diany, Kepala BATAN, Anhar Riza Antariksawan, Menristek/ Kepala BRIN Bambang Brodjonegoro, Kepala BAPETEN, Jazi Eko Istiyanto (Ki-ka) saat jumpa pers di Gedung BPPT Jakarta Pusat, Selasa (18/2). Sumber: https://www.suara.com/

NEWSCOM.ID, JAKARTA – Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) akan memasang 126 detektor radiasi berupa Radiation Data Monitoring System (RDMS) di stasiun-stasiun Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) di Seluruh Indonesia. Tujuannya ialah utuk meningkatkan deteksi dan pemantauan radiasi nuklir di lingkungan.

Seperti dikutip dari Kantor Berita Antara, Kepala BAPETEN, Prof. Dr. Ir. Jazi Eko Istiyanto, M.Sc., I.P.U., ASEAN Eng., menyatakan hal itu pada Selasa (18/2), dalam Konferensi Pers di Kantor Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) Republik Indonesia (RI), Jakarta.

“Kami punya rencana untuk memasang 126 RDMS, sebuah detektor nuklir di stasiun-stasiun BMKG. Sudah terpasang 15 RDMS pada tahun lalu (2019), jadi nanti akan ada 20 sampai 22 dipasang (tahun ini, 2020),” tutur Prof. Jazi Eko Istiyanto pada Selasa (18/2).

BAPETEN, lanjutnya, akan sering pula menerjunkan inspektur ke lapangan untuk membawa detektor radiasi bergerak dengan tas punggung, agar dapat menjangkau daerah-daerah lain di Indonesia. “Tujuannya untuk melakuan pemantauan radiasi di lingkungan demi menjaga keselamatan masyarakat,” imbuh Prof. Jazi Eko Istiyanto.

“Sehingga tidak hanya daerah Serpong yang diawasi, tetapi juga bisa tempat lain untuk menemukan apakah ada (radiasi nuklir) di tempat lain atau tidak,” paparnya.

Menurutnya, BAPETEN juga akan memasang Radiation Portal Monitor (RPM) untuk memantau keluar atau masuknya barang radioaktif ilegal dan berbahaya ke wilayah Tanah Air Indonesia.

RPM, lanjut Prof. Jazi Eko Istiyanto, merupakan portal monitor radiasi yang dipasang secara permanen. Fungsinya untuk melakukan pemeriksaan terhadap sumber radiasi gamma dan atau neutron secara otomatis terhadap barang, orang, dan kendaraan yang melewati daerah deteksi.

Saat ini, ungkapnya, baru tujuh RPM yang telah terpasang di sejumlah pelabuhan di Indonesia seperti Pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta, Pelabuhan Batu Ampar di Batam, dan Pelabuhan Bitung di Sulawesi Utara. “Padahal, saat ini Indonesia memiliki 172 pelabuhan,” ucapnya.

“Peningkatan pemantauan radiasi di lingkungan sangat diperlukan untuk menjaga keamanan dan keselamatan masyarakat dari bahaya bahan radioaktif,” pungkasnya.

Sebelumnya, BAPETEN menemukan paparan radiasi bahan radioaktif Cesium 137 di tanah kosong di samping lapangan voli Blok J, Perumahan Batan Indah, Serpong, Tangerang Selatan, Provinsi Banten.

Paparan radiasi itu terdeteksi oleh sensor bahan radioaktif saat Bapeten memantau radioaktivitas lingkungan di Perumahan Batan Indah. Paparan radiasi itu dideteksi oleh Unit Pemantau Radioaktivitas Lingkungan Bergerak (mobile RDMS-MONA) milik Bapeten sejak 2013 lalu. Tujuannya untuk keperluan kesiapsiagaan nuklir.

Pada 30-31 Januari 2020, Bapeten pun melakukan deteksi radioaktivitas di lingkungan kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek).

Khususnya meliputi wilayah Pamulang, Perumahan Dinas Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspiptek), Daerah Muncul dan Kampus Institut Teknologi Indonesia (ITI), Perumahan Batan Indah, dan Stasiun Kereta Api (KA) Serpong.

Dari kegiatan itu, BAPETEN menemukan adanya nilai paparan radiasi lingkungan dengan laju paparan terukur signifikan di atas nilai normal. Tepatnya berlokasi di area tanah kosong di samping lapangan voli blok J, Perumahan Batan Indah, Serpong.

Sumber: Kantor Berita Antara

Editor: Hamdani

LEAVE A REPLY