Rhoma Irama, Pembina Kehormatan LSBPI MUI, Menyampaikan Orasi Kebudayaan

0
574
Sumber: Muhammad Ibrahim Hamdani / Prof. H. Rhoma Irama, Rabu (26/7) siang.

NEWSCOM.ID, JAKARTA – Lembaga Seni, Budaya dan Peradaban Islam (LSPBI) Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah menganugerahkan predikat Pembina Kehormatan kepada seniman, budayawan dan musisi fenomenal Indonesia, Prof. H. Rhoma Irama, pada Rabu (26/7) sore di Gedung Sasana Kriya, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta.

Anugerah ini diberikan langsung oleh Ketua Dewan Pimpinan MUI Pusat Bidang Seni dan Budaya, KH. Dr. Jeje Zaenuddin, M.Ag. Tepatnya dalam acara Kongres Budaya Umat Islam Indonesia (KBUII) yang mengangkat tema: “Mengukuhkan Peran Kebudayaan Islam Indonesia dalam Merekatkan Kebhinekaan Bangsa.”

Secara simbolis, prosesi ini ditandai dengan pemberian piagam penghargaan dari LSPBI MUI kepada seniman yang mempopulerkan syiar dan dakwah Islam melalui musik khas Indonesia, Dangdut.

Bang Haji Rhoma Irama, sapaan akrab Raja Dangdut, itu pun menyambut baik dan menerima pemberian predikat itu. Tepatnya setelah beliau menyampaikan ‘Orasi Kebudayaan’ yang sangat menyentuh hati.

Astaghfirullah hal A’dzhim, Astaghfirullah hal A’dzhim, Astaghfirullah hal A’dzhim,” demikian ucap Rhoma Irama beberapa kali, saat orasi kebudayaan yang ia bacakan terdengar memuji pribadinya sendiri. Ucapan istighfar itu bertujuan untuk menghindari rasa sombong dan riya’ yang

Lebih lanjut, Rhoma Irama juga memperkenalkan grup musik Soneta yang dipimpinnya sebagai The Voice of Moslems. Bahkan FORSA, Fans of Rhoma and Soneta, bukan sekedar kumpulan penggemar musik Rhoma Irama, tetapi juga pengikut dan pengamal dakwah dan syiar Islam yang disampaikannya melalui nada, lagu dan musik.

“Dulu di tahun 70-an, budaya para seniman erat kaitannya dengan praktik meninggalkan shalat. Ibadah menjadi tabu dan aib bagi seorang seniman kala itu,” tutur Rhoma Irama pada Rabu (26/7) siang, seperti dikutip dari laman https://mui.or.id/berita/55419/penga kuan-rhoma-irama-dilempar-sandal-dan-lumpur-syiarkan-dakwah-lewat-musik/.

Menurut Raja Dangdut Indonesia ini, budaya yang melekat pada kebanyakan seniman saat itu membuatnya resah. Rhoma Irama pun senantiasa memohon petunjuk kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala (SWT) setiap selesai ibadah sholat.

“Ya Allah, apabila dengan seni mampun memperlebar jalan kepada Allah, maka cabutlah bakat tersebut dari diri saya. Namun apabila seni mampu memberikan kebaikan, maka bawalah kepada keridhaan-Mu, Ya Allah,” jelasnya.

Akhirnya, Rhoma Irama membentuk Soneta Group pada 13 Oktober 1973 sebagai The Voice of Moslems. Grup Band ini merupakan komitmen Rhoma Irama untuk menjauhi budaya buruk yang dianggap sering melekat pada diri seorang seniman. “Misalnya budaya meninggalkan salat dan minum khamr. Soneta Group sejalan dengan doa saya” imbuhnya.

“Dakwah pertama saya adalah saat di salah satu pentas musik yang ada di Ancol. Ketika itu, saya mengucapkan salam ‘Assalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh’. Sontak saat itu saya mendapat respons kurang menyenangkan dari penonton yang hadir,” ujarnya.

Ucapan salam yang tidak biasa itu pun, lanjutnya, direspons oleh penonton dengan kalimat “Hei! ini bukan masjid, bukan majelis taklim!.” Teriakan-teriakan tersebut diiringi pula dengan lemparan sandal dan lumpur.

Lebih lanjut, Haji Rhoma Irama banyak diperbincangkan karena keputusannya untuk berdakwah lewat musik. Bahkan banyak yang menyebut figur Rhoma Irama telah mengkomersilkan agama.

Hal ini terjadi setelah Haji Rhoma Irama menerbitkan lagunya yang berjudul La Ilaha Illallah. Dalam lagu ini, terdapat momentum saat Bang Haji membaca Al-Qur’an, Surah al-Ikhlas, namun tanpa alunan musik.

“Lagu ini sempat menjadi kontroversi, akhirnya saya diundang ke MUI saat itu. Akhirnya di depan para wartawan dan ulama, saya membawakan lagu La Ilaha Illallah. Setelah mereka tahu kalau surah al-Ikhlas tidak ada iringan musik, MUI justru menyampaikan untuk membuat karya yang lebih banyak,” jelasnya.

Sumber: https://mui.or.id/berita/55419/penga kuan-rhoma-irama-dilempar-sandal-dan-lumpur-syiarkan-dakwah-lewat-musik/

Penulis dan Editor: Muhammad Ibrahim Hamdani, S.I.P., M.Si.

Wakil Sekretaris Pusat Dakwah dan Perbaikan Akhlak Bangsa (PD PAB) MUI

Peneliti dan Bendahara Center for Strategic Policy Studies (CSPS) Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG) Universitas Indonesia (UI).

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Perkumpulan Rumah Produktif Indonesia (RPI).

LEAVE A REPLY