Pemkab Buton Menyediakan 5.000 Bibit Kelapa untuk Petani

0
664
Sumber: LKBN Antara

NEWSCOM.ID, KENDARI – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buton, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sulteng), memprogramkan pengadaan bantuan 5.000 bibit kelapa untuk para petani di Buton. Potensi lahan untuk bercocok tanam kelapa pun masih tersedia.

Seperti dilansir dari Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) Antara, Bupati Buton, Drs. La Bakri, M.Si., menyatakan hal itu pada Senin (9/3).

“Petani kelapa di Kabupaten Buton tercatat 1.800 kepala keluarga. Mereka membutuhkan dukungan pemerintah daerah (pemda) untuk meningkatkan produksinya,” tutur Bupati La Bakri pada Senin (9/3) di Kendari, Sulteng.

Namun, Bupati tidak merinci luas lahan produksi dan cadangan lahan yang masih tersedia untuk tanaman kelapa tersebut.

“Luas lahan masih tersedia, tetapi perlu penambahan karena animo masyarakat untuk bercocok tanam kelapa cukup tinggi sehingga (kami) akan mengusulkan penurunan status kawasan hutan,” ujarnya.

Pemkab Buton, lanjutnya, juga menjalin kerja sama dengan investor dari Yogyakarta untuk menjamin pemasaran hasil produksi. “Jadi tidak hanya bantuan bibit dari pemerintah,” imbuh Bupati La Bakri.

Investor yang diajak bekerja sama oleh Pemkab Buton adalah PT. Krambil Idjo Jogyakarta (Persero). Perusahaan ini memproduksi kelapa menjadi 36 produk, namun tidal menampung kopra.

“Selama ini, petani hanya tahu kelapa dijual dalam bentuk kopra. PT Krambil Idjo yang menjadi mitra akan mengolah kelapa menjadi bahan baku seperti minyak goreng, sabun dan lain lain,” paparnya.

Karena itu, ucapnya, pemerintah daerah bersama PT. Krambil Idjo dan Koperasi Indo Nilkaz akan menyelenggarakan pelatihan produk kelapa bagi ibu rumah tangga dan para petani setempat.

Sementara itu Direktur PT. Krambil Idjo, Syaukani Bowo Laksono, menyatakan bahwa petani kelapa atau ibu rumah tangga harus kreatif dalam mengolah komoditas kelapa sehingga dapat menghasilkan beberapa jenis produk.

PT. Krambil Idjo Yogyakarta, lanjutnya, telah melakukan riset terhadap tanaman kelapa sehingga dapat diolah menjadi 36 produk.

“Kita mesti optimis (bahwa) perekonomian akan maju dari produk kelapa. Sejak bangsa ini diduduki  (dijajah) oleh kolonial hingga era milenial, Inodnesia dikenal sebagai produsen kelapa di dunia,” papar Syaukani.

Menurutnya, dari dulu hingga sekarang petani kelapa merindukan kesejahteraan. “Namun hal itu tidak akan menjadi kenyataan kalau kita terus-menerus masih menjual kopra. Kini saatnya beralih ke industri untuk menghasilkan berbagai produk,” jelasnya.

Sumber: LKBN Antara

Editor: Hamdani

LEAVE A REPLY