NEWSCOM.ID, JAKARTA – 75 tahun yang lalu, tahun 1945, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dibentuk agar Perang Dunia II tidak terulang kembali, sekaligus mewujudkan dunia yang lebih damai, stabil dan sejahtera.
Presiden Republik Indonesia (RI), Ir. H. Joko Widodo, menyatakan hal itu pada Rabu (23/9) secara virtual, saat berpidato dalam sesi Debat Umum Sidang Majelis Umum Ke-75 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Dalam rilisnya kepada NEWSCOM.ID, Rabu (23/9), Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden RI menginformasikan bahwa Presiden RI, Ir. H. Joko Widodo, menyampaikan pidato tersebut melalui Video Konferensi dari Istana Kepresidenan Bogor, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat, Indonesia.
Pidato ini juga disiarkan dalam laman resmi YouTube Sekretariat Presiden RI pada Rabu (23/9), yakni di laman Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden RI/ https://www.youtube.com/watch?v=zj4Ad7Y5hZo. Video ini berdurasi 10 menit 29 detik.
“Perang tidak akan menguntungkan siapa pun. Tidak ada artinya sebuah kemenangan dirayakan di tengah kehancuran dan tidak ada artinya menjadi kekuatan ekonomi terbesar di tengah dunia yang tenggelam,” tutur Presiden RI, Ir. H. Joko Widodo.
Presiden Ir. H. Joko Widodo pun mengingatkan peran dan fungsi PBB di kancah global saat ini, apakah sudah efektif atau belum.
“Di usia PBB yang ke-75 ini, kita patut bertanya, apakah dunia yang kita impikan tersebut sudah tercapai? Saya kira jawaban kita akan sama, belum,” ungkapnya.
Saat ini, lanjutnya, konflik masih terjadi di berbagai belahan dunia, Kemiskinan dan bahkan kelaparan masih terus dirasakan.
“Prinsip-prinsip Piagam PBB dan hukum internasional pun kerap tidak diindahkan, termasuk penghormatan terhadap kedaulatan dan integritas wilayah,” papar Presiden Joko Widodo.
Presiden Ir. H. Joko Widodo pun merasa prihatin terhadap berbagai permasalahan global yang terjadi saat ini, termasuk pandemi Corona Virus Desease 2019 (COVID-19). “Kita semua prihatin melihat situasi ini. Keprihatinan kita menjadi semakin besar di saat pandemi COVID-19,” paparnya.
“Di saat seharusnya kita semua bersatu padu, bekerja sama melawan pandemi, yang justru kita lihat adalah masih terjadinya perpecahan dan rivalitas yang semakin menajam,” ungkap Presiden Ir. H. Joko WIdodo.
Menurutnya, semua negara seharusnya bersatu padu dan selalu menggunakan pendekatan win-win atau pola hubungan antar negara yang saling meguntungkan.
“Dampak pandemi COVID-19 sangat luar biasa, baik dari sisi kesehatan maupun sosial ekonomi. Kita juga paham virus ini tidak mengenal batas negara. No one is safe until everyone is,” ungkap Presiden Ir. H. Joko Widodo.
Presiden Ir. H. Joko Widodo pun mengingatkan segenap anggota PBB untuk tidak terpecah belah dan menimbulkan rivalitas (persaingan) yang tidak sehat.
“Jika perpecahan dan rivalitas terus terjadi, maka saya khawatir pijakan bagi stabilitas dan perdamaian yang lestari akan goyah atau bahkan akan sirna. Dunia yang damai, stabil, dan sejahtera semakin sulit diwujudkan,” tegas Presiden Ir. H. Joko Widodo.
Penulis: Muhammad Ibrahim Hamdani