NEWSCOM.ID, JAKARTA – Forum Internasional untuk Dai Asia Tenggara atau International Forum for Southeast Asia Dai ( ملتقى الدولي لدعاة جنوب شرق آسيا ) yang telah berlangsung sejak Kamis hingga Jumat (25-26/07/24) di Jakarta, merupakan inisiasi dari Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat dengan lima tujuan utama.
Seperti dikutip dari laman https://www.rri.co.id/internasional/857518/terbentuk-forum-dai-internasional-asia-tenggara-di-indonesia, pernyataan ini disampaikan oleh Sekretaris Jenderal Forum Internasional untuk Dai Asia Tenggara, KH. Muhammad Cholil Nafis, Lc., M.A., Ph.D., yang juga Ketua Dewan Pimpinan MUI Pusat, pada Jumat (26/07/24) pagi.
Tepatnya saat Rais Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu menyampaikan laporan kegiatan kepada Wakil Presiden (Wapres) Republik Indonesia (RI), Prof. Dr. (H.C.) Drs. KH. Ma’ruf Amin, di Istana Wapres RI, Jakarta.
“Tujuan utama dari pembentukan ‘Forum Internasional untuk Dai Asia Tenggara’ ialah guna memperkuat kerja sama dan kolaborasi di antara dai di Asia Tenggara, sebagai upaya memperkuat dakwah yang berbasiskan pada Islam Wasathiyah,” tutur KH. Muhammad Cholil Nafis, Lc., M.A., Ph.D.
Kemudian, lanjutnya, untuk membangun wadah berbagi pengetahuan pengalaman, dan strategi dakwah yang efektif antar dai di Asia Tenggara. “Ketiga, mendorong pembangunan SDM untuk para Dai di kawasan Asia Tenggara, melalui pelatihan, seminar dan berbagai program pembangunan lainnya,” ucapnya.
“Keempat, untuk menyediakan forum (yang) mendiskusikan berbagai isu strategis (dan) variatif, berkaitan dengan dakwah di Asia Tenggara dan memformulasikan solusi bersama,” papar KH. Muhammad Cholil Nafis.
Adapun tujuan kelima, ungkapnya, ialah untuk memperkuat peran para dai dalam membangun masyarakat yang religius dan damai.
Menurut KH. Muhammad CHolil NAfis, Lc., M.A., Ph.D., melalui forum ini, para dai ingin menyampaikan kepada umat non-Muslim perihal bagaimana agama Islam dapat memberikan kontribusi positif dan konstruktif di kawasan Asia Tenggara.
“Para dai di kawasan Asia Tenggara juga ingin menyampaikan, bagaimana dakwah itu menjadi nyaman dan kontributif bagi seluruh umat manusia. Jadi tidak semata-mata berdasarkan kepentingan politik yang sifatnya struktural, tapi kita berpolitik di dalam dakwah itu ada keadaban,” jelasnya.
Kemudian, ucapnya, hal penting lainnya ialah bagaimana para dai dapat memasukan nilai-nilai keadaban dalam berpolitik itu dalam membangun negara di masing-masing negara kita di Asia Tenggara ini.
Selain itu, KH. Muhammad Cholil Nafis pun menjelaskan bahwa “Forum Internasional Dai Asia Tenggara” akan memberikan perhatian dan menanggapi berbagai peristiwa global yang sedang terjadi, khususnya yang terkait dengan umat Islam.
“Utamanya, yang berkaitan langsung dengan umat muslim dunia, seperti yang tengah terjadi pada muslim di Gaza, Palestina,” tegas KH. Muhammad Cholil Nafis.
Suatu saat nanti, ungkapnya, hal-hal yang sifatnya peristiwa internasional dan terkait dengan keislaman, dakwah, tentu kita akan merespons. “Sebagaimana visi misi kita dalam deklarasi tadi,” kata KH. Muhammad CHolil Nafis.
Dalam acara ini, Wapres RI, Prof. Dr. (H.C.) Drs. KH. Ma’ruf Amin, telah secara resmi mengesahkan pembentukan ‘Forum Internasional untuk Dai Asia Tenggara’ di Istana Wapres RI, Jakarta.
Kegiatan ini mengangkat tema: “Strengthening Islamic Moderation and Coordinating The Preaching Movement in Southeast Asia” atau “Pengarusutamaan Islam Wasathiyah dan Konsolidasi Gerakan Dai di Asia Tenggara” (تعزيز الوسطية الإسلامية تنسيق الحركة الدعوية في جنوب شرق آسيا). Acara ini berlangsung sejak Kamis hingga Jumat (25-26/07/24).
Dalam acara yang berlangsung pada Jumat (26/7/24) ini, Wapres KH. Ma’ruf Amin turut didampingi oleh Ketua Umum Dewan Pimpinan MUI Pusat, KH. Muhammad Anwar Iskandar, dan Ketua Dewan Pimpinan MUI Pusat, KH. Muhammad Cholil Nafis, Lc., M.A., Ph.D., yang juga Sekjen Forum Internasional untuk Dai Asia Tenggara.
Lebih lanjut, berdasarkan pantauan penulis saat hadir di Istana Wapres RI, KH. Muhammad Cholil Nafis pun mengundang satu-per satu perwakilan dai Asia Tenggara, yang telah menandatangani Deklarasi, untuk maju ke podium. Adapun 10 Dai perwakilan dari Asia Tenggara itu ialah:
- Ustaz H. Datuk Hasanuddin bin Mohammad Yunus dari Malaysia. Beliau mengemban amanat sebagai Yang Dipertua Yayasan Dakwah Islamiah Malaysia;
- Ustaz H. Mohammed Swaleh dari Republik Persatuan Myanmar;
- Ustaz H. Dr. Arif Abdullah Sagran, M.Si. dari Republik Demokratik Timor Leste. Beliau juga mengemban amanat sebagai Wakil Rektor Bidang Kerja Sama Universidade Dili.
- Ustaz Dr. H. Muhammad Ilyas Yahprung dari Kerajaan Thailand. Beliau adalah seorang dosen, peneliti dan akademisi dari Ramkamhaeng University.
- Ustaz H. Somboune Khan dari Republik Demokratik Rakyat Lao. Beliau adalah Founder Chairman atau Ketua Pendiri merangkap Chief Executive Officer (CEO) dari SK Group Sole Co. LTD.
- Syeikh H. Abdel Jabbar Malado Macarimbor dari Republik Filipina.
- Ustaz H. Pengiran Ahmad Faris Ramadhani Bin Pengiran Haji Sellahuddin dari Brunei Darussalam. Beliau juga mengemban amanat selaku Pegawai Hal Ehwal Masjid Jame’ ‘Asr Hassanil Bolkiah.
- Ustaz H. Muhamad Nuzhan bin Abdul Halim dari Republik Singapura. Beliau juga mengemban amanat sebagai Pejabat Eksekutif di Masjid Jamiyah Ar-Rabitah, Singapura, dalam Bidang Dakwah and Pembangunan Generasi Muda.
- Ustaz H. Abdul Sa Lam dari Republik Sosialis Vietnam.
- Ustaz H. Thorn Saron dari Kerajaan Kamboja. Beliau juga mengemban amanat sebagai Deputi Kepala Administrasi Commission for Examination of Halal Products (CEHP) Kerajaan Kamboja.
Kegiatan ini merupakan rangkaian dari Tasyakur Milad Ke-49 Tahun MUI yang acara puncaknya berlangsung pada Jumat (26/7/24) malam di Hotel Borobudur, Jakarta. Milad ke-49 Thun ini mengangkat tema: “MUI Berkhidmat untuk Kemaslahatan Umat dan Keharmonisan Bangsa“.
Penulis: Muhammad Ibrahim Hamdani, S.I.P., M.Si.
Wakil Sekretaris Pusat Dakwah dan Perbaikan Akhlak Bangsa MUI