NEWSCOM.ID, JAKARTA – Wakil Presiden (Wapres) Republik Indonesia (RI), Prof. Dr. (H.C.) KH. Ma’ruf Amin, telah meresmikan International Forum for Southeast Asia Dai atau Forum Internasional untuk Dai Asia Tenggara ( ملتقى الدولي لدعاة جنوب شرق آسيا )” pada Jumat (26/7/24) pagi di Istana Wapres RI, Jakarta.
Kegiatan ini mengangkat tema: “Strengthening Islamic Moderation and Coordinating The Preaching Movement in Southeast Asia” atau “Pengarusutamaan Islam Wasathiyah dan Konsolidasi Gerakan Dai di Asia Tenggara” (تعزيز الوسطية الإسلامية تنسيق الحركة الدعوية في جنوب شرق آسيا). Acara ini berlangsung sejak Kamis hingga Jumat (25-26/07/24).
Dalam acara ini, Wapres KH. Ma’ruf Amin turut didampingi oleh Ketua Umum Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, KH. Muhammad Anwar Iskandar, dan Ketua Dewan Pimpinan MUI Pusat, KH. Muhammad Cholil Nafis, Lc., M.A., Ph.D., yang juga Sekretaris Jenderal (Sekjen) Forum Internasional Dai Asia Tenggara.
Seperti dikutip dari laman https://www.wapresri.go.id/wapres-ingatkan-para-dai-asean-fokus-dakwah-agar-umat-tidak-terpinggirkan/, Wapres RI, KH. Ma’ruf Amin, yang juga Ketua Dewan Pertimbangan MUI Pusat itu, berpesan kepada para dai di Asia Tenggara untuk fokus menjaga agar umat Islam tidak dalam keadaan lemah dan terpinggirkan.
“Agar umat Islam ini jangan menjadi umat yang lemah, yang terpinggirkan. Jangan sampai kita meningalkan umat kita dalam keadaan lemah. Ini menjadi tugas kita dalam berdak-wah. Ini merupakan permasalahan umat yang perlu diprioritaskan dalam berdakwah,” tutur Wapres RI, KH. Ma’ruf Amin, pada Jumat (26/7/24) pagi.
Fokus dakwah, lanjutnya, ialah untuk memperkuat umat sehingga akan mampu menghindarkan umat dari keadaan lemah atau dhuafa. “Salah satu caranya ialah dengan menghindarkan umat dari bertindak dan berpikir di luar ajaran (Syariat) Allah Subhanahu wa Ta’ala (SWT),” ucapnya.
Menurut Wapres KH. Ma’ruf Amin yang juga Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu, dakwah Islam hendaknya berupaya menyediakan makanan halal bagi umat Islam, khususnya di kawasan Asia Tenggara.
“Bagaimana menyelamatkan masyarakat Islam yang masih makan minuman yang tidak halal, dan bermuamalah yang tidak sesuai syariah. Bagaimana menyelematkan mereka,” papar Wapres KH. Ma’ruf Amin pada Jumat (26/7/24) pagi.
Selain itu, Wapres KH. Ma’ruf Amin yang juga Ketua Dewan Penasehat Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI) Masa Khidmat 2019-2023 ini menekankan pentingnya persatuan umat Islam di kawasan Asia Tenggara sehingga tumat tidak terpecah-belah.
“(Hal) Yang tidak kurang pentingnya yaitu menyatukan umat. Kita ini bisa saja terpecah belah oleh karena pengaruh dari luar. Ada yang melakukan pemisahan, juga membuat kegamangan, keraguan terhadap ajaran agama, atau penyesatan-penyesatan. Dan ini memang harus kita kejar,” tegasnya.
Menurut Wapres KH. Ma’ruf Amin, negara-negara di wilayah regional Association of South East Asia Nations (ASEAN) sangat berkepentingan dalam menjaga stabilitas politik, sosial dan ekonomi. “Ini merupakan faktor penting untuk mendukung stabilitas keamanan dan kesejahteraan kawasan,” jelasnya.
Apalagi negara-negara di Asia Tenggara, lanjutnya, memiliki keragaman bangsa dan etnis, agama, budaya, serta bahasa. Karena itu, toleransi dan solidaritas harus dicerminkan dalam upaya dakwah penyebaran agama apapun, termasuk (syiar) agama Islam.
Lebih lanjut, Wapres KH. Ma’ruf Amin pun mencontohkan tentang prioritas dan konteks dakwah di Indonesia yang mengedepakan konsep santri moderat, toleran, tetapi memiliki pemahaman agama Islam yang kuat dan mengakar.
“Sebagai contoh, untuk mengatasi pemasalahan-permasalahan yang ada, prioritas dakwah di Indonesia adalah santrinisasi. Umat Islam di Indonesia yang jumlahnya besar ini harus diarahkan oleh para dai untuk memiliki pemahaman agama yang lebih kuat, tetapi moderat dan toleran,” paparnya.
Tantangannya, ungkap Wapres KH. Ma’ruf Amin, ialah bagaimana cara berdakwah untuk Mensantrikan umat, supaya mereka bisa seperti santri. “Sebab masih banyak yang jauh dari itu (santri),” imbuhnya.
Selain itu, Wapres KH. Ma’ruf Amin juga mengapresiasi positif atas terbentuknya Forum Internasional untuk Dai Asia Tenggara serta menyambut baik terlaksananya Seminar bertema “Pengarusutamaan dan Penerapan Islam Wasathiyah di Asia Tenggara”.
Wapres KH. Ma’ruf Amin pun berharap agar para dai yang tergabung dalam “Forum Internasional untuk Dai Asia Tenggara” dapat memperluas pemahaman tentang Islam wasathiyah di seluruh negara kawasan ASEAN.
“Saya ucapkan selamat bekerja. Saya berharap agar seminar dakwah yang diikuti oleh dai-dai ASEAN dan terbentuknya organisasi ملتقى الدولي لدعاة جنوب شرق آسيا ini dapat menjadi wadah sosialisasi penguatan komitmen kawasan dalam mempertajam prinsip-prinsip dakwah wasathiyah di seluruh negara ASEAN,” ujarnya.
Sebelumnya, Ketua Dewan Pimpinan MUI Pusat, KH. Muhamad Cholil Nafis, Lc., M.A., Ph.D., saat menyampaikan laporan kegiatan, menyatakan bahwa pertemuan para dai se-Asia Tenggara ini bertujuan untuk berbagi gagasan serta pengalaman dalam berdakwah antar sesama dai.
“Harapannya, pertemuan ini dapat meningkatkan keharmonisan para dai, serta bisa menjadi wadah untuk mengharmoniskan rekan-rekan dai se-Asia Tenggara,” kata KH. Cholil Nafis, Lc., M.A., Ph.D., pada Jumat (26/7/24).
Rais Syuriah PBNU itu pun menyampaikan deklarasi pembentukan Forum Internasional Dai Se-Asia Tenggara. Beliau lalu mengundang 10 perwakilan dai yang telah menandatangani deklarasi “Forum Internasional untuk Dai Asia Tenggara” untuk maju ke depan podium. Para dia iu nantinya akan menjadi ketua-ketua di negaranya masing-masing.
Berikut ini ialah daftar 10 perwakilan yang telah menandatangani deklarasi “Forum Internasional untuk Dai Asia Tenggara,” yaitu:
- Ustaz H. Datuk Hasanuddin bin Mohammad Yunus dari Malaysia. Beliau mengemban amanat sebagai Yang Dipertua Yayasan Dakwah Islamiah Malaysia;
- Ustaz H. Mohammed Swaleh dari Republik Persatuan Myanmar;
- Ustaz H. Dr. Arif Abdullah Sagran, M.Si. dari Republik Demokratik Timor Leste. Beliau juga mengemban amanat sebagai Wakil Rektor Bidang Kerja Sama Universidade Dili.
- Ustaz Dr. H. Muhammad Ilyas Yahprung dari Kerajaan Thailand. Beliau adalah seorang dosen, peneliti dan akademisi dari Ramkamhaeng University.
- Ustaz H. Somboune Khan dari Republik Demokratik Rakyat Lao. Beliau adalah Founder Chairman atau Ketua Pendiri merangkap Chief Executive Officer (CEO) dari SK Group Sole Co. LTD.
- Syeikh H. Abdel Jabbar Malado Macarimbor dari Republik Filipina.
- Ustaz H. Pengiran Ahmad Faris Ramadhani Bin Pengiran Haji Sellahuddin dari Brunei Darussalam. Beliau juga mengemban amanat selaku Pegawai Hal Ehwal Masjid Jame’ ‘Asr Hassanil Bolkiah.
- Ustaz H. Muhamad Nuzhan bin Abdul Halim dari Republik Singapura. Beliau juga mengemban amanat sebagai Pejabat Eksekutif di Masjid Jamiyah Ar-Rabitah, Singapura, dalam Bidang Dakwah and Pembangunan Generasi Muda.
- Ustaz H. Abdul Sa Lam dari Republik Sosialis Vietnam.
- Ustaz H. Thorn Saron dari Kerajaan Kamboja. Beliau juga mengemban amanat sebagai Deputi Kepala Administrasi Commission for Examination of Halal Products (CEHP) Kerajaan Kamboja.
Kegiatan ini merupakan rangkaian acara dari Tasyakur Milad Ke-49 Tahun MUI yang acara puncaknya berlangsung pada Jumat (26/7/24) malam di Hotel Borobudur, Jakarta, dengan mengangkat tema: “MUI Berkhidmat untuk Kemaslahatan Umat dan Keharmonisan Bangsa“.
Penulis: Muhammad Ibrahim Hamdani, S.I.P., M.Si.
Wakil Sekretaris Pusat Dakwah dan Perbaikan Akhlak Bangsa MUI