Video: “PD-PAB MUI: Training Akhlak Bangsa Cetak Generasi Emas 2045”

0
531

NEWSCOM.ID, JAKARTA – Pusat Dakwah dan Perbaikan Akhlak Bangsa (PD PAB) Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah menyelenggarakan Training (Pelatihan) Penguatan Akhlak Bangsa Bagi Milenial Angkatan-10 pada Jumat (21/2/25), bertepatan dengan 22 Sya’ban 1446 Hijriah.

Kegiatan ini berlangsung di Aula Buya Haji Abdul Malik Karim Amrullah (HAMKA), Gedung MUI Pusat, Lantai 4, Jakarta. Acara dibuka secara langsung (luring) oleh Ketua PD PAB MUI, KH. Dr. Masyhuril Khamis, S.H., M.M., yang juga Ketua Umum Pengurus Besar (PB) Al-Jam’iyatul Washliyah.

KH. Dr. Masyhuril Khamis pun memaparkan materi berjudul: Akhlak Bangsa: Masalah dan Solusi. Menurutnya, kegiatan ini (Training Akhlak Bangsa) digelar oleh PD PAB MUI sebagai upaya agar generasi muda memiliki akhlak bangsa yang baik. “Harapannya, Indonesia Emas 2045 bisa terwujud,” ucapnya.

Para ulama, ungkapnya, hanya bisa memberikan pendidikan dan pencerahan kepada generasi muda. “Tetapi dalam eksekusinya dilakukan oleh para pemangku kebijakan,” tegas KH. Dr. Masyhuril Khamis, S.H., M.M.

Lebih lanjut, Ketua PD PAB MUI itu pun menyinggung pentingnya tiga hal terkait akhlak generasi muda, yakni lingkungan tempat tinggal, keluarga dan pendidikan.

“Kalau bicara masalah akhlak, ini tidak bisa berada hanya pada satu pihak. Tentu kalau bicara itu (akhlak) ada dari kalangan lingkungan dimana kita berada, kemudian keluarga itu sendiri, pendidikannya,” tuturnya.

Tiga hal itu (lingkungan, keluarga dan pendidikan), lanjutnya, sangat berkaitan antara satu dengan yang lain. Boleh jadi di rumah anak kita itu baik, tapi mendapatkan teman bergaul yang tidak baik. “Atau boleh jadi pergaulannya baik, di rumahnya baik, tapi mendapatkan suasana lingkungan yang tidak baik,” imbuhnya.

“Lingkungan itu, ucapnya, termasuk diantaranya dimana dia (seseorang) tinggal, kebijakan yang diambil oleh pengambil keputusan, kita-kita dari kalangan ulama, misalnya, kita-kita dari kalangan akademisi, kita-kita dari kalangan politisi. Bukan tidak mungkin itu sangat mempengaruhi kondisi akhlak dari sebuah bangsa,” jelasnya.

Itu sebabnya, lanjut KH. Masyhuril Kamis, jika ditanya persoalan apa yang dihadapi terkait akhlak bangsa, antara lain judi online, hubungan seksual bebas (free sex), penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang (narkoba), korupsi dan tidak membayar zakat.

“Saya pikir, kita semua sudah melek melihat itu (masalah akhlak): judi online, seksual bebas, (penyalahgunaan) narkoba, itu hal-hal yang sangat luar biasa. Bagi kita yang pakai-pakai jas begini ya korupsi, gitu ya,” ucap KH. Masyhuril Khamis yang juga Ketua Divisi Tata Kelola, Kerja Sama dan Kelembagaan Badan Wakaf Indonesia (BWI) itu.

Tapi, terangnya, bukan berarti kita umat Islam nggak (bebas) korupsi. Ketika kita tidak berzakat, kita juga korupsi, karena mengambil milik fakir miskin di situ, mengambil milik (delapan) asnaf itu. “Jadi seluruhnya ini adalah bagian dari akhlak. Akhlak itu kan bukan diomongin deh, tapi dipraktekkan,” tegasnya.

Kemudian, narasumber lainnya dalam kegiatan ini ialah Sekretaris Jenderal (Sekjen) Dewan Pimpinan MUI Pusat, Buya Dr. H. Amirsyah Tambunan, M.A. Menurutnya, kegiatan Training Penguatan Akhlak Bangsa Bagi Milenial merupakan tekad MUI untuk melatih generasi muda bangsa dalam membentuk akhlaqul karimah.

Akhlaqul karimah, lanjutnya, merupakan kunci terwujudnya Generasi Emas Indonesia Tahun 2045. “Alhamdulillah pada hari ini, Majelis Ulama Indonesia, melalui Pusat Dakwah dan Perbaikan Akhlak Bangsa, telah melakukan Pelatihan Ke-10. Ini merupakan Tekad MUI untuk melatih para generasi muda sebagai Duta Akhlak Bangsa,” jelasnya.

“Kata kuncinya Duta Akhlak Bangsa. Kenapa perlu Duta Akhlak Bangsa? Karena keberlanjutan bangsa ini (Indonesia) ditentukan oleh generasi muda. Jika generasi muda sudah kita bekali dengan akhlaqul karimah, sebagaimana pesan Rasulullah, إِنَّمَا بُعِثْتُ لأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الأَخْلاقِ, jadi semua itu beruara kepada akhlak,” paparnya.

Ketua Majelis Pendayagunaan Wakaf (MPW) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah itu pun menggarisbawahi akhlaqul karimah sebagai pilar utama penegak moral bangsa. “Tegaknya niai-nilai agama, itu karena tegaknya nilai-nilai akhlaqul karimah. Tegaknya nilai-nilai moral bangsa, itu karena akhlaqul karimah,” tegasnya.

“Jadi saya meyakini bahwa ini (akhlaqul karimah) merupakan kunci utama supaya bangsa ini (Indonesia) ke depan lebih baik,” ucapnya.

Dalam kegiatan ini, turut hadir dan menjadi narasumber Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Dewan Pimpinan MUI Pusat, Dr. KH. Arif Fahruddin, M.Ag., Bendahara Dewan Pimpinan MUI Pusat, Dr. Hj. Erni Juliana Al-Hasanah Nasution, M.Ak., dan Sekretaris PD PAB MUI, KH. Nurul Badruttamam, M.A.

Hadir pula sejumlah pengurus PD PAB MUI Pusat selaku narasumber dalam kegiatan ini, yakni KH. Dr. Muhammad Suaidi, M.Ag., dan Ustaz Dr. H. Muhammad Rahman, Lc., M.Ag. Beliau berdua juga memaparkan materi seputar penguatan akhlak bangsa bagi milenial.

Adapun salah seorang moderator dalam kegiatan ini ialah Wakil Sekretaris PD PAB MUI, Muhammad Ibrahim Hamdani, S.I.P., M.Si.

Berikut ini ialah video cuplikan kegiatan yang berjudul: “Training Akhlak Bangsa Angkatan Ke-10 Turut Cetak Generasi Emas” di akun Youtube MUI TV Official. Video ini dapat diakses di laman https://youtu.be/UD_CPLZIrgo dengan durasi 4 menit 21 detik. Selamat menyaksikan, semoga bermanfaat, terima kasih.

Penulis: Muhammad Ibrahim Hamdani, S.I.P., M.Si.

Wakil Sekretaris PD PAB MUI.

LEAVE A REPLY