KOPTUL, Start Up Penyandang Disabilitas

0
944
Para pendiri kafe Koptul. Foto: ist/ui

NEWSCOM.ID, DEPOK – Ada hal menarik dalam acara UI Works yang diselenggarakan pada Rabu, 30 Oktober 2019 di Financial Hall, Jakarta. Pasalnya, terdapat beberapa penyandang disabilitas tuna rungu yang turut membangun perusahaan rintisan (start up) di bidang pangan, yaitu Kopi Tuli.

Putri selaku pendiri KOPTUL yang merupakan singkatan Kopi Tuli mengungkapkan alasan berdirinya usaha di bidang pangan ini. “Berawal dari sulitnya mencari pekerjaan setelah lulus. Saya sudah mengirim lamaran setidaknya ke 500 perusahaan namun tidak ada yang menerima karena saya disabilitas. Perusahaan takut nanti akan sulit berkomunikasi dengan saya. Akhirnya saya memutuskan untuk membuka kedai kopi,” ujar Putri.

Dengan menggunakan bahasa isyarat, Putri dan dua rekannya, yakni Mohammad Adhika Prakoso dan Tri Erwinsyah Putra, mendirikan Kopi Tuli. ”Kopi dipilih karena merupakan media komunikasi. Biasanya orang ngopi untuk berkomunikasi dengan lainnya,” katanya.

Putri turut menjelaskan value dari KOPTUL. “Melalui tagline ‘The taste that touch your heart’, kami menawarkan sebuah ruang yang menjembatani antar sesama penyandang tuli. Kopi Tuli diharapkan mampu menjadi ruang interaksi antara teman dengar dan teman tuli. Selain itu, saya ingin masyarakat sadar bahwa penyandang tuli juga mampu membangun bisnis,” ujarnya.

Usaha yang didirikan pada 12 Mei 2018 ini telah mempekerjakan sembilan tenaga kerja. Putri mengaku mempunyai mimpi mendirikan 1.000 gerai kopi di Tanah Air atau dengan kata lain bisa mempekerjakan 4.000 penyandang disabilitas.

“Kami membutuhkan investor untuk mendirikan empat kedai kopi dengan modal Rp2 miliar. Biaya untuk satu kedai kopi Rp500 juta. Kopi yang dijual di Kopi Tuli seharga Rp18.000 hingga Rp20.000 per cangkir. Saat ini kami sudah memiliki dua gerai di kawasan Duren Tiga dan Depok,” jelas lulusan Desain Komunikasi Visual, Universitas Binus ini.

Kopi Tuli merupakan salah satu peserta Program Akselerator UI Works. Program yang mempertemukan perusahaan rintisan dan pemilik modal itu, terdiri atas serangkaian acara pembinaan akselerasi bisnis perusahaan rintisan yang berlangsung selama tiga bulan. Progam itu merupakan lanjutan dari program inkubasi yang telah dijalankan di UI.

Pada tahun ini, terdapat 15 perusahaan rintisan yang mengikuti program tersebut. Perusahaan rintisan mendapatkan pembinaan, Melalui program itu, diharapkan menciptakan suatu ekosistem perusahaan rintisan sehingga mampu mengakomodasi perkembangan kewirausahaan yang berkembang dengan cepat. (ui.ac.id)

LEAVE A REPLY