Din Syamsuddin: Semua Pihak Wajib Cegah Kerusakan Hutan Tropis Indonesia

0
763
Prof. Dr. Muhammad Sirajuddin (Din) Syamsuddin Sumber: https://nasional.sindonews.com/

NEWSCOM.ID, JAKARTA – Ketua Kehormatan Presidium Inter Religious Council Indonesia (IRCI), Prof. Drs. H.  Muhammad Sirajuddin (Din) Syamsuddin, M.B.A., Ph.D., telah memberikan kata sambutan dalam pembukaan Lokakarya, Dialog dan Peluncuran Prakarsa Lintas Agama untuk Hutan Tropis Indonesia pada Kamis (30/1) pagi.

Kegiatan Interfaith Rainforest Initiative (IRI) – Indonesia 2020 ini berlangsung di Gedung Manggala Wana Bhakti, Jakarta Selatan.

Seperti dikutip dari laman https://minanews.net, Prof. Din Syamsuddin menyatakan bahwa saat ini terjadi kerusakan hutan yang parah. Hal ini menyebabkan terganggunya keseimbangan ekosistem hutan dan lingkungan di sekitarnya. “Dampaknya, timbul beragam ancaman bencana alam yang semestinya dapat ditanggulangi,” paparnya.

“Isu tentang kerusakan hutan ialah hal yang patut menjadi perhatian bersama, tidak terbatas pada satu agama, bangsa, dan suku saja. Semua masyarakat memiliki kewajiban yang sama untuk menjaga alam,” jelas Prof. Din Syamsuddin.

Prof. Din Syamsuddin pun mengaku sering berbicara tentang isu-isu kerusakan hutan dan dampaknya dalam pandangan Islam. Para pemuka agama sepatutnya tergerak untuk menyelesaikan masalah-masalah kerusakan hutan, menjadi problem sover untuk masalah ini. “Pemuka agama memang memiliki kewajiban itu,” ungkapnya.

Prof. Din Syamsuddin pun berharap agar IRI – Indonesia Tahun 2020 ini dapat menjadi wadah bagi para pemimpin agama dan komunitas agama untuk bekerja bahu-membahu dengan masyarakat adat, pemerintah, masyarakat sipil, dan dunia usaha.

“Khususnya dalam aksi-aksi untuk melindungi hutan tropis dan melindungi mereka yang berperan sebagai penjaganya (penjaga hutan tropis),” ujarnya.

Menurutnya, telah banyak usaha yang dilakukan dalam upaya melestarikan hutan tropis di dunia. Namun upaya-upaya itu tidaklah cukup. “Apalagi ditemukan tantangan dalam pengelolaan alam yang berakar dari moral manusia. Dalam hal ini, agama menjadi penting untuk terlibat dalam mengelola moral mahusia,” jelasnya.

Ringkasnya, tutur Prof. Din Syamsuddin, umat beragama dan kelompok masyarakat adat harus bekerja sama. Tidak ada satu agama pun yang dapat menyelesaikan masalah-masalah itu (lingkungan hidup) sendirian. “Di sana harus ada dalam kerja sana, ini adalah satu keperluan,” imbuhnya.

Penulis: Muhammad Ibrahim Hamdani

LEAVE A REPLY