BAPETEN-BATAN-POLRI Investigasi Pemilik Zat Cesium 137 di Batan Indah

0
917
Sumber: Kantor Berita Antara

NEWSCOM.ID, TANGERANG SELATAN – Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) menyatakan bahwa zat radioaktif yang ditemukan terpapar di perumahan Batan Indah ialah Cesium 137 (Cs-137).

Kepala Bagian Komunikasi Publik dan Protokol BAPETEN, Abdul Qohar Teguh Eko Prasetyo, S.Si, M.T., mengkonfirmasi hal itu pada Senin (17/2) malam, seperti dikutip dari Kantor Berita Antara.

“Saat ini, kami (BAPETEN) sedang mendata seluruh pemilik bahan radioaktif Cesium 137 (Cs-137) di Indonesia. Tujuannya untuk menemukan pelaku pembuangan bahan radioaktif Cs-137 yang menjadi sumber paparan radiasi,” tutur Abdul Qohar.

Tepatnya, lanjut Abdul Qohar, bahan radioaktif Cs-137 menjadi sumber paparan radiasi di lingkungan area tanah kosong di samping lapangan voli blok J, perumahan Batan Indah, Serpong, Tangerang Selatan, Banten.

“Pimpinan (Bapeten) sudah memberikan arahan untuk mulai melakukan pendataan pengguna Cesium 137 di seluruh Indonesia. Data ini nanti akan digunakan dalam proses investigasi ke depan,” paparnya.

Menurutnya, investigasi terhadap pemilik Cs-137 ada dalam konteks mencari asal muasal, personel terlibat, dan motif pembuangan bahan radioaktif di Perumahan Batan Indah, Serpong, Tangerang Selatan.

Tim Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) bersama Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) melakukan Dekontaminasi terhadap temuan paparan tinggi radioaktif di Perumahan Batan Indah, Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Senin (17/2/2020).
Tim BATAN bersama BAPETEN telah melakukan Dekontaminasi terhadap temuan paparan tinggi radioaktif di Perumahan Batan Indah, Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Senin (17/2). Sumber: Kantor Berita Antara

Berdasarkan data dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit atau Centers for Disease Control and Prevention (CDC), Cesium 137 merupakan salah satu produk sampingan dari proses fisi (pembelahan inti atom menjadi inti-inti atom baru) nuklir di reaktor nuklir dan pengujian senjata nuklir.

Adapun CDC ialah  badan Departemen Kesehatan dan Layanan Masyarakat Amerika Serikat (AS) yang berbasis di DeKalb County, Georgia.

Sebelumnya, Kepolisian Republik Indonesia (Polri) juga terus berkoordinasi dengan BATAN untuk menyelidiki wilayah yang terkontaminasi bahan radioaktif Cesium 137 itu. Tujuannya untuk mengumpulkan data bagi keperluan penyelidikan atas temuan limbah radioaktif di wilayah Perumahan Batan Indah, Serpong, Tangerang Selatan.

“Kami berkomunikasi dengan BATAN ya di sana, sejauh mana daripada sisa limbah radioaktif tersebut,” tutur Kepala Biro (Karo) Penerangan Masyarakat (Penmas) Divisi Hubungan Masyarakat (Divhumas) Markas Besar (Mabes) Polri, Komisaris Besar (Kombes) Polisi (Pol). Raden Prabowo Argo Yuwono, S.I.K., M.Si.

Polri, lanjutnya, juga telah menurunkan tim dari Satuan Laboratorium Forensik (Labfor), Gegana, dan Direktorat Tindak Pidana Tertentu (Tipidter) Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Mabes Polri untuk bersama-sama melakukan penyelidikan.

“Jadi intinya, bahwa kami kemarin ada Labfor, Gegana juga ya, (menyelidiki) tentang radioaktif juga ada, kemudian dari Direktorat Tipidter Mabes Polri,” ujarnya.

Hingga Senin (17/2) malam, tercatat bahwa BAPETEN dan Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) telah melakukan proses pembersihan (clean-up) lahan dari sumber paparan bahan radioaktif.

Sebanyak 115 drum berisi tanah dan vegetasi, yang terkontaminasi zat radioaktif, pun telah dibawa ke Pusat Teknologi Limbah Radioaktif (PTLR) BATAN untuk diolah lebih lanjut. Proses pengerukan tanah dan pemotongan tanaman ini menjadi bagian dari kegiatan dekontaminasi Tim BATAN dengan diampingi oleh tim BAPETEN.

Hingga Senin (17/2) malam, pengerukan tanah telah dilakukan dengan kedalaman sekitar 20-30 Centimeter. Proses ini akan terus berlangsung untuk mengurangi nilai paparan radiasi di wilayah itu.

Sebelummya Kepala BATAN, Prof. Dr. Ir. Anhar Riza Antariksawan, menegaskan bahwa temuan BAPETEN atas zat radioaktif Cesium 137 di area kosong Komplek Batan Indah, Serpong, Tangerang Selatan, tidak berasal dari kecelakaan atau kebocoran Reaktor Riset Gerrit Augustinus (G.A.) Siwabessy.

“Bukan dari reaktor nuklir, hingga saat ini reaktor yang dioperasikan sejak 1987 tetap beroperasi dengan aman dan selamat,” jelas Anhar dalam keterangan tertulis di Jakarta pada Senin (17/2).

Sumber: Kantor Berita Antara

Editor: Muhammad Ibrahim Hamdani

LEAVE A REPLY