NEWSCOM.ID, KUALA LUMPUR – Yang di-Pertoan Agong Malaysia, Al-Sultan Abdullah Ri’ayatuddin Al-Mustafa Billah Shah, telah meminta Perdana Menteri (PM) Malaysia, Yang Amat Berhormat (YAB) Dato’ Seri Dr. H. Mahathir bin Mohamad, untuk menjadi PM Sementara Malaysia hinga terbentuknya pemerintahan baru.
Seperti dikutip dari Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) Antara, PM Mahathir bin Mohamad telah mengundurkan diri secara mendadak pada Senin (24/2) dan menyebabkan negara di Semenanjung Malaysia itu jatuh dalam kekacauan politik.
Pengunduran diri ini menyebabkan koalisi antara Partai Pribumi Bersatu Malaysia pimpinan PM. Mahathir Mohammad (94 tahun) dengan Partai Keadilan Rakyat (PKR) pimpinan Yang Berhormat (YB) Dato’ Seri Anwar bin Ibrahim (72 tahun) dalam koalisi Pakatan Harapan menjadi retak.
Padahal koalisi Pakatan Harapan berhasil meraih kemenangan mengejutkan dalam pemilihan umum pada 2018 di Malaysia.
Kepala Sekretaris Negara Malaysia, Dato’ Seri Mohamad Zuki Ali, menyatakan bahwa Yang di-Pertuan Agong Malaysia pun telah menerima surat pengunduran diri PM. Mahathir Mohammad setelah bertemu dengannya.
“Namun Yang Mulia telah memberikan persetujuannya untuk menunjuk Mahathir Mohamad sebagai PM sementara, sambil menunggu penunjukan PM baru. Oleh karena itu sampai pemerintahan baru dibentuk, PM Mahathir akan mengelola urusan negara sampai seorang perdana menteri dan kabinet baru ditunjuk,” tutur Mohamad Zuki pada Senin (24/2).
PM Mahathir bin Mohamad telah mengundurkan diri sebagai PM Malaysia pasca munculnya tuduhan bahwa ia akan membentuk kemitraan dengan partai-partai oposisi yang telah dikalahkan saat pemilihan umum dua tahun lalu.
“Dia berpikir bahwa dia seharusnya tidak diperlakukan seperti itu, bahwa ia bekerja sama dengan orang-orang yang kami yakini korup,” ujar Presiden PKR, Anwar bin Ibrahim, pada Senin (24/2) pagi, setelah bertemu PM. Mahathir Mohammad.
“Ia menegaskan bahwa dirinya sama sekali tidak akan bekerja sama dengan orang-orang yang berhubungan dengan rezim lampau,” jelasnya.
Kisruh politik di Malaysia ini juga mendapat tanggapan dari Direktur Jajak Pendapat Merdeka Centre for Opinion Research, Ibrahim Suffian. Menurutnya, masih tidak jelas apakah pengunduran diri Mahathir bin Mohamad akan mengakhiri posisinya sebagai PM. Malaysia sepenuhnya atau tidak.
“Setidaknya, tiga pihak dalam koalisinya (Pakatan Harapan) tetap meminta Mahathir untuk tetap menjabat (sebagai PM Malaysia). Beberapa oposisi juga setuju untuk mendukungnya,” ujar Ibrahim Suffian pada Senin (24/2).
Jika dia (Mahathir) kembali sebagai PM Malaysia, lanjutnya, maka dia akan memiliki kebebasan untuk memilih mitranya atau siapa pun yang dia inginkan untuk menjadi bagian dari kabinetnya.
Sumber: LKBN Antara
Editor: Hamdani