NEWSCOM.ID, JAKARTA – Museum Internasional Sejarah Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam (SAW) dan Peradaban Islam akan bermanfaat juga bagi kalangan non-Muslim. Bukan hanya bermanfaat bagi kalangan Muslim saja.
Menteri Agama (Menag) Republik Indonesia (RI), Jenderal Tentara Nasional Indonesia (TNI) Fachrul Razi Batubara, menyatakan hal itu pada Rabu (26/2) sore di Pantai Timur Ancol, Kota Administrasi Jakarta Utara.
Tepatnya saat memberikan kata sambutan dalam Peletakan Batu Pertama (Groundbreaking) Museum Internasional Sejarah Nabi Muhammad SAW dan Peradaban Islam.
“Museum ini memberikan manfaat yang sangat banyak, baik kalau menurut saya bukan saja bagi kaum Muslim, tapi juga non-Muslim,” tutur Menteri Fachrul Razi pada Rabu (2602) sore, seperti dikuti dari laman https://khazanah.republika.co.id/.
Kalangan non-Muslim, lanjutnya, juga akan mengetahui sejarah peradaban Islam yang sebenarnya melalui Museum Rasulullah SAW ini. “Islam tidak disebarkan dengan cara kekerasan, khususnya pada masa nabi Muhammad SAW,” imbuh Menag Fachrul Razi.
“Non-muslim akan bisa melihat sejarah peradaban Islam. Kalau mula-mula ada pemikiran bahwa Islam itu disebarkan dengan cara kekerasan, bisa dilihat dalam peradaban ini bahwa Islam disebarluaskan dengan penuh kasih sayang, sebagaimana yang kita lihat sekarang ini,” ujar Menag Fachrul Razi.
Atas nama pemerintah, ucapnya, Kami memberikan apresiasi positif terhadap peran penting Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Dewan Masjid Indonesia (DMI), Dr. (H.C.) Drs. H. Muhammad Jusuf Kalla, yang telah menginisiasi pembagunan Museum Rasulullah SAW yang terbesar di dunia ini.
Menurutnya, para pengunjung Museum Sejarah Nabi Muhammad SAW dapat melihat model kepemimpinan Rasulullah di Kota Madinah. Bukan saja pada perang Badar, tetapi juga pada saat beliau memimpin di Madinah. Hal ini yang sangat menonjol dari Rasulullah SAW.
“Khususnya pada saat beliau (Nabi Muhammad SAW) memimpin rakyat dengan bermacam suku, bangsa, dan agama. Bagaimana beliau mampu memimpin di sana dengan sangat baik,” jelasnya.
Para pemimpin di Indonesia pun, ungkapnya, harus bisa meneladami kepemimpinan Rasulullah di Kota Madinah. “Apalagi bangsa ini (Indonesia) juga dihuni oleh penduduk yang beranekaragam,” katanya.
“Dan itu saya kira sangat pantas dicontoh oleh pemimpin-pemimpin Indonesia dalam memimpin bangsa yang beraneka ragam ini dengan bermacam-macam suku, agama, dan bahasa. Saya kira dengan museum ini, saya kira kita akan bisa belajar lebih banyak,” tutur Menag Fachrul Razi yang juga Ketua Majelis Mustasyar PP DMI.
Berdasarkan pantauan NEWSCOM.ID, Menteri Agama RI, Fachrul Razi, juga ikut menekan tombol siriner sebagai tanda dimulainya groundbeaking pembangunan museum ini.
Kegiatan ini diresmikan langsung oleh H. Muhammad Jusuf Kalla. Wakil Presiden (Wapres) Republik Indonesia (RI) ke-10 dan ke-12 itu juga memberikan kata sambutan dalam prosesi ini. Ia pun menekan tombol sirine sebagai tanda dimulainya groundbreaking pembangunan museum.
H. Jusuf Kalla pun menekan tombol sirine bersama-sama dengan Wakil Ketua Umum (Waketum) PP DMI, Komisaris Jenderal (Komjen) Polisi (Pol). Purnawirawan (Purn). Drs. H. Syafruddin, M.Si. Ia juga melaporkan catatan perjalanan pembangunan museum ini selaku Ketua Panitia Pembangunan Museum.
Turut hadir dan menekan tombol sirine sekaligus memberikan kata sambutan ialah Sekretaris Jenderal (Sekjen) Rabithah Al-Alam Al-Islamy atau Liga Dunia Islam, Syaikh Dr. Muhammad bin Abdul Karim al-Issa, Lc., M.A.
Ikut hadir dan menekan tombol sirine ini yakni Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) RI, H. Erick Thohir, B.A., M.B.A., serta Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR) RI / Kepala Badan Pertanahan Nasional RI, Dr. Sofyan Abdul Djalil, S.H., M.A., M.A.L.D., yang juga Ketua PP DMI.
Selain itu, pembacaan doa dipimpin langsung oleh Ketua PP DMI, Drs. KH. Abdul Mannan Abdul Ghani, yang juga Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Sedangkan pembacaan ayat-ayat suci Al-Qur’an dipimpin oleh Ustaz H. Ahmad Taqiyuddin Malik, Lc.
Dalam kegiatan ini, hadir pula sejumlah duta besar (dubes) dari negara-negara sahabat, termasuk sejumlah dubes dari negara-negara anggota Liga Arab (Arab League) dan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI). Hadir juga Rektor Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII), Prof. Komaruddin Hidayat, M.A., Ph.D.
Juga hadir Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Prof. Dr. H. Haedar Nashir, M.Si., dan Presiden Dunia Melayu Dunia Islam (DMDI), Yang Berbahagia (YBhg). Datuk Seri H. Mohamad Ali bin Mohamad Rustam dari Malaysia.
Hadir pula Duta Besar (Dubes) Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (LBBP) RI untuk Kerajaan Arab Saudi, Drs. H. Agus Maftuh Abegebriel M.Ag., Wakil Ketua Umum PP DMI, Drs. KH. Masdar Farid Mas’udi, M.Si., Ketua PP DMI, H. Rudiantara, S.Stat., M.B.A., dan Ketua PP DMI, Drs. H. Andi Mappaganti, M.M.
Ketua PP DMI, Prof. Dr. dr. H. Fachmi Idris, M.Kes., yang juga Direkutur Utama (Dirut) Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan RI, juga hadir dalam acara ini.
Tampak hadir Sekretaris Jendral (Sekjen) PP DMI, Drs. H. Imam Addaruquthni, M.A., Sekretaris PP DMI, Dr. H. Serian Wijatno, S.E., M.M., M.H., Sekretaris PP DMI, dr. Ivan Rovian, M.K.P., Sekretaris PP DMI, K.H. Syaifudin Nawawi, S.H.,Bendahara Umum PP DMI, Dr. H. Machfud Sidik, M.Sc., dan Bendahara PP DMI, Drs. H. Suhaeli Kalla.
Terlihat juga kehadiran Bendahara PP DMI, Dra. Hj. Dian Artida, Direktur Program PP DMI, Dr. H. Munawar Fuad Noeh, M.A., Penghubung Umum PP DMI, Drs. H. Syahrul Udjud, S.H., dan Penghubung Umum PP DMI, H. Yadi Jentak.
Turut hadir Ketua Departemen Pemberdayaan Organisasi dan Pembinaan Kewilayahan PP DMI, Dr. H. Makmun Murad Al-Barbasy, M.Si., serta Ketua dan Sekretaris Departemen Dakwah, Ukhuwwah dan Sumber Daya Keumatan PP DMI, Ustaz Drs. H. Ahmad Yani, dan Drs. KH. Makmun al-Ayyubi.
Kyai Makmun al-Ayyubi saat ini juga mengemban amanat selaku Ketua Pimpinan Wilayah (PW) DMI Provinsi DKI Jakarta.
Adapun prosesi pembangunan Museum Internasional Sejarah Nabi MUhammad SAW dan Peradaban Islam ini merupakan hasil kerja sama antara DMI dengan Yayasan Waqaf Assalammu’alaika Yaa Ayyuhan Nabi dan Liga Dunia Islam.
Penulis: Muhammad Ibrahim Hamdani