Presiden Joko Widodo: Pemerintah Tidak Pilih Opsi Karantina Wilayah

0
600
Sumber: LKBN Antara

NEWSCOM.ID, JAKARTA – Pemerintah Republik Indonesia (RI) tidak memilih opsi karantina wilayah atau lockdown untuk mengatasi penyebaran virus corona baru atau COVID-19, seperti dilakukan oleh sejumlah negara lain.

Seperti dikutip dari Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) Antara, Presiden Republik Indonesia (RI), Ir. H. Joko Widodo, menyatakan hal itu pada Selasa (24/3), dalam Rapat Terbatas melalui Konferensi Video dengan tema Pengarahan Presiden Kepada Para Gubernur Menghadapi Pandemik COVID-19.

“Kemudian kenapa ada yang bertanya, kenapa kebijakan lockdown tidak kita lakukan, perlu saya sampaikan setiap negara memiliki karakter, budaya, kedisplinan yang berbeda-beda, oleh itu kita tidak memilih jalan itu,” tutur Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, pada Selasa (24/3) pagi.

Konferensi video ini diikuti oleh Wakil Presiden RI, Prof. Dr. (H.C.) Drs. KH. Ma’ruf Amin, para menteri Kabinet Indonesia Maju, dan 34 gubernur se-Indonesia. Rapat ini menjadi koordinasi antara pemerintah pusat dengan semua gubernur se-Indonesia secara lengkap, guna mengentaskan wabah COVID-19.

“Sudah saya pelajari, saya memiliki analisis-analisis seperti itu dari semua negara, saya memiliki semuanya, kebijakannya seperti apa semua dari Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI, dari duta besar-duta besar yang ada, terus kita pantau setiap hari,” ujarnya.

Menurutnya, apa yang cocok diterapkan di Indonesia adalah menjaga jarak fisik antar individu masyarakat alias physical distancing.

“Jadi yang paling pas di negara kita ialah physical distancing, menjaga jarak aman. Kalau hal itu bisa kita lakukan, saya yakin kita bisa mencegah penyebaran COVID-19 ini, untuk menjaga jarak antar individu manusia itu,” papar Presiden Joko Widodo.

Tetapi, lanjutnya, physical distance membutuhkan sebuah kedisplinan yang kuat, ketegasan yang kuat. “Jangan sampai yang sudah diisolasi, saya baca sebuah berita, sudah diisolasi masih membantu tetangganya yang mau hajatan,” harap Presiden.

“Ada yang sudah diisolasi masih beli handphone dan belanja di pasar. Kedisplinan untuk mengisolasi yang penting, partial isolated, mengisolasi sebuah Rukun Warga (RW), mengisolasi sebuah kelurahan penting, tapi betul-betul dengan kedisiplinan yang kuat,” ungkap Presiden Joko Widodo.

Kalau ini bisa dilakukan, ungkapnya, Presiden pun yakin skenario yang kita pilih bisa memberikan hasil yang baik. Belakangan ini, aktivitas petugas untuk membubarkan konsentrasi massa dengan berbagai keperluan semakin digalakkan, dari keperluan sosial-rekreasional hingga keperluan lain-lain.

Berbagai imbauan pun dikumandangkan oleh petugas ke pemukiman-pemukiman dan pusat-pusat keramaian. Bahkan petugas menunggui mereka seraya memastikan warga pulang ke rumahnya sesuai dengan imbauan itu.

Hingga kini, sejumlah negara memilih opsi isolasi wilayah, baik untuk daerah tertentu maupun seluruh negara, untuk mengatasi pandemi COVID-19. Negara-negara itu adalah China (Provinsi Hubei dan kota-kota sekitar), Italia, Spanyol, Prancis, Irlandia, El-Salvador, Belgia, Polandia, Argentina, Yordania, Belanda, Denmark, Malaysia, Filipina, dan Libanon.

Hingga Senin (23/3), terdapat 579 kasus warga yang terinfeksi positif COVID-19 dengan 500 orang dalam perawatan, 30 orang sembuh dan 49 orang meninggal.

Sebaran pasien itu ada di Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota (DKI) Jakarta (353 orang), di Provinsi Jawa Barat (59 orang), Banten (56 orang), Jawa Timur (41 orang), Jawa Tengah (15 orang), Kalimantan Timur (11 orang), Yogyakarta (lima orang), Kepulauan Riau (lima orang), Bali (enam orang), dan Sulawesi Tenggara (tiga orang).

Sebaran pasien juga ada di Provinsi Sumatera Utara (dua orang), Kalimantan Barat (dua orang), Kalimantan Tengah (dua orang), Sulawesi Selatan (dua orang), Papua (dua orang), Riau (satu orang), Jambi (satu orang) Lampung (satu orang), Kalimantan Selatan (satu orang), Sulawesi Utara (satu orang), Maluku (satu orang), dan Maluku Utara (satu orang).

Hingga Selasa pagi (24/3), warga yang terkonfirmasi terinfeksi virus Corona di dunia ada 381.462 orang, dengan 16.550 kematian; sedangkan jumlah orang yang dinyatakan sembuh ada 102.423 orang yang dinyatakan sembuh.

Jumlah kasus positif virus Corona di China mencapai 81.171 kasus, di Italia 63.927 kasus, di Amerika Serikat 46.116 kasus, di Spanyol 35.136 kasus, dan di Jerman 29.056 kasus.

Jumlah kematian tertinggi hingga saat ini terjadi di Italia, yaitu sebanyak 6.077 orang, disusul China 3.277 kematian, Spanyol 2.311 orang, Iran sebanyak 1.812 orang dan Prancis 860 orang. Saat ini sudah ada sekitar 189 negara yang mengonfirmasi kasus positif COVID-19 di negaranya.

Sumber: LKBN Antara

Editor: Hamdani

LEAVE A REPLY