Stafsus Wapres, Lukmanul Hakim, Menjelaskan Empat Pilar Ketahanan Pangan

0
686
Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=GDLDW5Z5T9Q&t=1456s atau Staf Khusus (Stafsus) Wakil Presiden (Wapres) Republik Indonesia (RI), Ir. H. Lukmanul Hakim, M.S.i., Ph.D.

NEWSCOM.ID, JAKARTA – Ketahanan Pangan memiliki syarat empat pilar yang harus dipenuhi oleh pemerintah, masyarakat, dan para pihak terkait. Keempat pilar itu ialah Ketersediaan Pangan atau Food Availability, Akses Pangan, Pemanfaatan Pangan, dan Stabilitas Pangan.

Seperti dikutip dari laman https://www.youtube.com/watch?v=GDLDW5Z5T9Q&t=1456s, Staf Khusus (Stafsus) Wakil Presiden (Wapres) Republik Indonesia (RI), Ir. Lukmanul Hakim, M.Si., Ph.D., menyatakan hal itu pada Rabu (15/7), saat menjadi narasumber dalam Seminar Daring bertema Anak Muda dan Ketahanan Pangan.

Seminar Daring ini diselenggarakan oleh Center for Strategic and Policy Studies (CSPS) – Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG) Universitas Indonesia (UI) pada Pukul 09.30 – 12/30 Waktu Indonesia Barat (WIB). Kegiatan ini diselenggarakan bekerja sama dengan Rumah Produktif Indonesia (RPI) dan Global Youth Indonesia (GYI).

“Bicara tentang ketahanan pangan, kita harus bicara tentang empat pilar. Pilar pertama adalah ketersediaan pangan, food availability ini menjadi hal yang penting. Namun food itu bukan hanya beras, rice. Indonesia ini selalu terjebak, kalau kita bicara tentang pangan, itu bicaranya selalu tentang beras,” tutur Ir. Lukmanul Hakim.

Menurutnya, bicara tentang pangan berarti berbicara mengenai sumber gizi dari karbohidrat, protein, lemak, dan vitamin serta mineral. Saat ini, Indonesia sedang menghadapi tantangan yang cukup berat dalam hal ketersediaan pangan. Penyebabnya ialah pandemi Corona Virus Desease 2019 (COVID-19).

“Akibat masalah pangan, kita bisa saja kehilangan generasi, loss generation, ini menjadi fokus utama pemerintah. Kami di Kantor Wapres itu fokus pada program-program ketahanan pangan, termasuk penanggulangan stunting (gizi buruk) di Indonesia,” ujarnya.

Adapun pilar Pertahanan pangan yang kedua, lanjutnya, ialah tentang akses. Akses terhadap pangan ini ialah bagaimana pangan mudah didapat oleh warga, bagaimana pangan tersedia dan dapat diakses, dan daya beli warga tehadap pangan. ”

“Ini menarik karena anak muda berperan besar dalam hal akses pangan. Misalnya ada pasar daring (online) seperti pondok pesantren al-Ittifaq di Ciwidey, Kabupaten Bandang. Termasuk pembuatan aplikasi yang membantu akses warga terhadap pangan,” ucap Ir. Lukmanul Hakim.

Kemudian, lanjutnya, pilar ketiga ialah pemanfaatan, bagaimana bahan-bahan pangan itu dapat dimanfaatkan oleh warga. Beberapa kelompok masyarakat masih sulit dalam hal memanfaatkan bahan-bahan pangan.

“Jangan sampai juga bahan pangannya tersedia, namun tidak bisa dimanfaatkan, misalnya karena kualitas, atau tidak aman untuk dikonsumsi warga. Jadi anak-anak muda bisa memberikan edukasi kepada masyarakat tentang bagaimana memanfaatkan bahan-bahan makanan menjadi feed and safe for human consumption ,” jelasnya.

Pilar keempat, ungkapnya, ialah stabilitas, yakni bagaimana agar warga dapat terus mendapatkan bahan-bahan pangan tersebut secara berkelanjutan.

Penulis: Muhammad Ibrahim Hamdani, S.I.P., M.Si.

Bendahara CSPS SKSG UI / Redaktur NEWSCOM.ID.

LEAVE A REPLY