Rumah Madu Hutan Jambi Sukses Pasarkan Madu Akasia Hingga Pasar Global

0
1138

NEWSCOM.ID – Madu memiliki segudang manfaat dalam menjaga kesehatan. Sayangnya di Indonesia konsumsi madu masih sangat rendah seperti yang disampaikan Guntur Subagja, ketua umum Intani. “Berdasarkan data konsumsi madu kita baru sekitar 15gram/kapita/tahun, sedangkan konsumsi di negara-negara maju mencapai 1.000 – 1.600gram/kapita/tahun. Data ini cukup memprihatikan untuk kita,” tuturnya saat menyampaikan pengantar untuk webinar inspirasi bisnis Intani seri 69 yang ditayangkan secara virtual zoom dan streaming di TANITV, Rabu (27/04).

Founder Rumah Madu Hutan Jambi yang jadi narasumber inspiratif webinar, Candra Lela mengamini apa yang disampaikan Guntur. “Saya mulai bisnis madu di tahun 2008 yaitu madu sialang, memang untuk pemasarannya agak sulit waktu itu, lalu saya siasati madu sialang ini sebagai produk oleh-oleh, alhamdulillah cukup berhasil menarik minat konsumen,” ujar Candra mengawali paparannya.

Seiring berjalan waktu, Candra bercerita di tahun 2014 terjadi kebakaran hutan yang menyebabkan populasi lebah sialang menurun hingga 85%. “Dari situ fokus saya berubah dari yang hanya panen madu secara alami menjadi budidaya lebah madu sendiri, untuk menjaga populasi lebah madu dan ekosistem hutan,” imbuhnya.

Saat ini Candra membudidayakan lebah madu jenis lebah apis mellifera yang merupakan lebah endemik di Eropa. “Alhamdulillah di Jambi memiliki nektar yang melimpah dari pohon akasia, lalu saya memanfaatkan lahan sawit untuk meletakkan kotak-kotak, jadi tidak hanya menghasilkan madu tetapi juga bee pollen dari sawit”.

Candra menjelaskan madu akasia cenderung berwarna hitam, berbeda dari madu yang dikenal masyarakat berwarna kuning. “Berdasarkan riset dari Jerman, semakin gelap warna madu semakin tinggi antioksidannya, namun dengan karakteristik madu akasia yang berwarna hitam dan beraroma khas ini kurang diminati konsumen di Jawa,” terangnya.

Tak putus asa, Candra mulai fokus untuk membidik pasar ekspor seperti Amerika Serikat, Singapura dan lainnya. Omset saat ini sudah mencapai dua milliar pertahun dengan produksi madu mencapai 8 ton per bulan. “Budidaya lebah madu ini sangat menguntungkan karena tidak hanya menghasilkan madu, tetapi juga bee pollen serta royal jelly, selain itu tidak menghasilkan limbah sama sekali,” pungkas Candra.

Dengan hadirnya sosok Candra yang sangat menginspirasi, Guntur Subagja optimis produksi madu nasional bisa meningkat. “Yang menjadi peer kita bersama bukan hanya mengedukasi masyarakat akan pentingnya mengkonsumsi madu, tetapi juga meningkatkan produksi madu nasional dimana kebutuhan konsumsi kita diangka 3.100 ton per tahun sedangkan produksinya masih di bawah 3.000 ton per tahun.”

“Budidaya lebah madu ini tidak hanya sekedar memberikan dampak ekonomi tetapi juga sangat efektif dalam menjaga lingkungan serta mengatasi permasalahan gizi seperti stunting yang masih menjadi momok di berbagai daerah. Tingkat konsumsi madu ini berkorelasi erat dengan kualitas SDM,” tutup Guntur.* (na-dgn)

LEAVE A REPLY